WISUDA PRODI PERIODE JUNI 2023

WISUDA PRODI PERIODE JUNI 2023


Pada hari Jumat, 23 Juni 2023, telah dilaksanakan Wisuda Prodi Periode Juni 2023 pada pukul 15.30 s.d. 17.00 WIB di Ruang Seminar Utama Gedung 3 Fakultas Teknik UNS. Acara ini dihadiri oleh Kepala Program Studi, para Wisudawan, dan Mahasiswa Aktif Teknik Kimia FT UNS angkatan 2018-2022. Acara diawali dengan pembukaan oleh Theodora Putri Atmaji selaku MC, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars HMTK.

Acara selanjutnya adalah sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Muhammad Ghozy Izzulhaq selaku Ketua Umum HMTK FT UNS 2023 dan dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan wisudawan, yaitu Ramadhan Setya Irianto, S. T. Sambutan terakhir disampaikan oleh Dr. Joko Waluyo, S. T., M. T. selaku Kepala Program Studi S-1 Teknik Kimia FT UNS. 

Acara selanjutnya adalah acara inti yaitu pelepasan wisudawan yang dipandu oleh MC dan Kaprodi. Wisudawan pada periode ini berjumlah lima orang, yaitu:

  1. Abdur Rochim Al Ichwan, S. T.

  2. Ajeng Kamila Djauhary, S. T.

  3. Laurencia Angelina Kurniawan, S. T.

  4. Nurul Latifah, S. T.

  5. Ramadhan Setya Irianto, S. T.

Setelah pelepasan wisudawan, acara dilanjutkan dengan persembahan dari HMTK untuk para wisudawan. HMTK menampilkan sebuah video yang berisi kilas balik perjuangan para wisudawan dan kenangannya selama di Teknik Kimia FT UNS. Acara dilanjutkan dengan pemberian kesan dan pesan dari setiap angkatan. Angkatan 2022 diwakilkan oleh Bayu Akbarul Ikhsan, angkatan 2021 diwakilkan oleh Fachri Candra Abimanyu, angkatan 2020 diwakilkan oleh Muhammad Abdul Jamil, dan angkatan 2019 diwakilkan oleh Nikmal Kevin. Selanjutnya, perwakilan wisudawan yaitu Ajeng Kamila Djauhary, S. T. memberikan kesan dan pesan untuk seluruh adik tingkatnya. Kemudian, acara ditutup dengan sesi dokumentasi dan pembacaan doa.

Dilaksanakannya Wisuda Prodi Periode Juni 2023 ini bertujuan untuk memberikan sambutan dan apresiasi kepada para wisudawan yang telah berhasil menyelesaikan pendidikannya di Teknik Kimia FT UNS.



Share:

[BUTENA V] The Formless Killer

 H2S, The Formless Killer


Apakah kalian pernah mendengar apa itu hidrogen sulfida? Kalau kalian suka menonton anime, pasti sudah tidak asing lagi dengan gas yang unik ini. Tepatnya pada anime Dr. Stone episode 12 ketika Senku ingin mengambil asam sulfat dari sumber mata air berwarna hijau zamrud. Pada episode tersebut, gas hidrogen sulfida digambarkan sebagai sosok dewi yang menakutkan. Gas ini juga diceritakan pernah membunuh seorang peneliti wilayah asam sulfat yang sedang memperbaiki tali sepatunya. Sekelompok peneliti yang lain tidak teracuni dikarenakan berat jenis hidrogen sulfida yang lebih berat dari udara sehingga gasnya berkumpul setinggi orang menunduk. Karena begitu berbahayanya gas ini, Senku pun membuat masker gas untuk menahan toksisitasnya. Meskipun masker tersebut kurang efektif dan error sama dengan mati,  Senku tetap bersikeras mengambil asam sulfat yang nantinya digunakan untuk membuat obat.

Hidrogen sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna, sangat beracun, sangat korosif, mudah terbakar, dan berbau khas telur busuk pada  konsentrasi rendah. H2S memiliki banyak sebutan, di antaranya Gas Berbau Busuk (Stink Damp) karena baunya yang menyengat, Hidrogen Belerang (Sulfurated Hydrogen), Asam Kasar (Sour Crude) karena lebih berat dari udara, Gas telur busuk (Rotten Egg Gas), Cuka Belerang (Hidrosulfurid Acid), dan Belerang Hidrid (Sulfur Hydride) (Azahra, 2017). 

Hidrogen sulfida memiliki berat jenis 1,36 kg/m3, sedangkan berat jenis udara biasa hanya 1,25 kg/m3. Hal ini menjadikannya cenderung berkumpul dan diam pada daerah yang rendah, yang tidak memiliki pergerakan udara  alami atau ventilasi buatan. H2S mudah terdispersi oleh gerakan angin. H2S dan oksigen terbakar dengan  nyala biru membentuk sulfur dioksida, SO2, yang  merupakan gas beracun. Sifatnya yang lain adalah H2S sangat korosif. Ini menyebabkan   potensi retak dan lubang pada alloy (campuran logam) yang rentan,  terutama baja. Oleh karena itu, pemilihan material   selama desain, konstruksi, dan rekayasa pabrik harus selalu  dipertimbangkan jika ada kemungkinan terdapat H2S50 PPM Hydrogen Sulfide Calibration Gas, Balance Air, 58 Liter Aluminum  Cylinder.: Amazon.com: Industrial & Scientific

Gas Kalibrasi Hidrogen Sulfida 50 PPM


Gas Hidrogen sulfida dapat menimbulkan masalah kesehatan apabila terhirup, terutama dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kematian. Keluhan pernapasan merupakan keluhan tersering akibat inhalasi gas H2S. Gas tersebut digolongkan menjadi gas berbahaya karena merupakan salah satu asfiksian kimia yang bekerja menghambat enzim sitokrom c oksidase sehingga menyebabkan asfiksia pada manusia. Asfiksia yang terjadi akan berujung pada kematian apabila berlangsung secara terus-menerus. Di Amerika Serikat, H2S menempati urutan  kedua di belakang karbon monoksida sebagai penyebab utama kematian akibat bahan kimia beracun. 

Hidrogen sulfida dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik) seperti di rawa, saluran pembuangan kotoran, gunung berapi, dan gas alam. Dalam lingkup peternakan, gas H2S dihasilkan dari dekomposisi limbah hasil peternakan. Meskipun Indonesia belum memiliki data dan studi tentang asfiksia pada peternak akibat gas H2S, namun kejadian tersebut sudah dilaporkan oleh beberapa negara. Gas H2S dapat menjadi potensi ancaman asfiksia yang berbahaya di Indonesia karena beberapa studi menyatakan peternakan di Indonesia memiliki ventilasi yang kurang baik dan cenderung dibuat berdekatan dengan rumah tinggal peternak, sehingga resiko paparan gas H2S pada peternak lebih besar (Hayatillah, 2018).Lima Warga Keracunan Hidrogen Sulfida, Diduga dari Sumur T-11 PT SMGP –  SUMUTCYBER.COM

Korban Keracunan Gas Hidrogen Sulfida


Pada lingkup pabrik, terutama yang berhubungan dengan minyak dan gas alam, gas H2S telah banyak memakan korban jiwa. Salah satunya adalah kejadian paparan gas H2S di PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP), yang merupakan pengembang lapangan panas bumi Sorik Marapi di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Dilaporkan sebanyak 79 orang warga dirawat di Rumah Sakit setempat dan sebanyak 18 orang diantaranya telah kembali ke rumah (Pribadi, 2022). Upaya pencegahan terhadap paparan gas H2S di proyek sebelum tenaga kerja memasuki daerah yang dicurigai mengandung H2S adalah dengan mengetes udara terlebih dahulu dengan alat monitor udara, yaitu alat hidrogen sulfide detector atau multi gas meter oleh tenaga kerja yang memiliki kualifikasi. Lalu, jika gas terdeteksi oleh alat detektor, maka daerah tersebut harus di ventilisasi untuk menghilangkan gas H2S yang ada. Namun, jika gas tersebut tidak bisa dihilangkan, tenaga kerja yang memasuki area tersebut, harus memakai Respiratory Protective Equipment (RPE). Pertolongan pada seseorang yang dicurigai telah terpapar oleh gas H2S harus dilakukan oleh orang yang terlatih untuk melakukan penyelamatan,  mengenakan alat pelindung diri, dan peralatan   pelindung pernapasan yang sesuai. Seringkali korban bertambah karena mencoba menyelamatkan orang lain (Agam, 2022).Toolbox Talk: Respiratory Protective Equipment

Respiratory Protective Equipment  (RPE)


Penggunaan utama hidrogen sulfida adalah dalam produksi asam sulfat dan unsur belerang. Produsen menggunakan natrium hidrosulfida, natrium sulfida, dan sulfida anorganik serupa untuk membuat produk seperti pestisida, kulit, pewarna, dan obat-obatan. H2S digunakan untuk menyiapkan sulfida anorganik yang dibutuhkan untuk membuat produk tersebut. Sebagai pereaksi dan perantara, hidrogen sulfida bermanfaat karena dapat membuat jenis senyawa belerang tereduksi lainnya. Kegunaan lainnya adalah pada pembangkit listrik tenaga nuklir yang menggunakan hidrogen sulfida untuk menghasilkan air berat, alternatif untuk air biasa yang memungkinkan reaktor nuklir menggunakan bahan bakar uranium biasa daripada uranium yang diperkaya. Petani juga menggunakan H2S sebagai disinfektan pertanian. Dalam industri, H2S digunakan dan dihasilkan dalam peleburan besi, pengolahan sampah, pabrik pengolahan makanan, dan tempat pembuatan bir. Jika pembuangan gas ini tidak benar atau melepaskannya secara tidak sengaja, emisi yang tidak diinginkan dapat keluar ke udara.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa H2S banyak ditemukan di daerah rawa, tempat pembuangan kotoran, gunung berapi, dan daerah gas alam. Gas ini sangat berbahaya dan dapat membunuh tanpa disadari karena wujudnya yang tidak berwarna. Namun, H2S juga bisa dimanfaatkan di beberapa sektor industri, seperti dalam produksi asam sulfat. Pada pabrik yang menghasilkan H2S, perlu adanya prosedur kerja guna memastikan keselamatan para pekerja. Selain itu, pembuangan gas H2S juga harus dilakukan dengan benar.


Sumber Pustaka:

Agam. 2022. “H2S (hidrogen sulfida – hydrogen sulfide) Awareness Video

Animation dalam https://www.youtube.com/watch?v=wyCy3ngTk10&ab _channel=AgamBelajarSafety. Diakses pada 13 Juni 2023 pukul 12.00 WIB.

Azahra, Mutia. 2017. “Fakta Tentang Hidrogen Sulfida (H2S) yang Perlu Kamu

Ketahui dalam Fakta Tentang Hidrogen Sulfida (H2S) yang Perlu Kamu Ketahui - Petro Training Asia. Diakses pada 13 Juni 2023 pukul 10.30 WIB.

Hayatillah. 2018. “Gas Hidrogen Sulfida (H2S): Potensi Ancaman Asifiksia pada

Peternak”. Jurnal Kesehatan dan Agromedicine. 5(1): 444-448.

Lee, Kevin. 2017. “Sodium Nitrate & Hydrochloric Acid dalam

https://sciencing.com/uses-hydrogen-sulfide-5515916.html. Diakses pada 13 Juni 2023 pukul 11.40 WIB.

Pribadi, Agung. 2022. “Kronologis Kejadian Diduga Gas H2S Area Wellpad T

PLTP Sorik Marapi dalam https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/kronologis-kejadian-diduga-paparan-gas-h2s-area-wellpad-t-pltp-sorik-marapi. Diakses pada 13 Juni 2023 pukul 11.00 WIB.






Share:

[PRESS RELEASE] Kuliah Umum Kewirausahaan

 Kuliah Umum Kewirausahaan


Kuliah Umum Kewirausahaan

Kuliah Umum Kewirausahaan telah dilaksanakan pada hari Minggu, 4 Juni 2023 dengan mengambil tema “Membangun Pola Pikir Inovatif untuk Menjadi Pengusaha Sukses”. Acara ini dilaksanakan di Ruang Multimedia Gedung IV FT UNS, dimulai pada pukul 08.15 WIB dan berakhir pada pukul 11.51 WIB.

Acara dibuka oleh MC yaitu Denisda Nabhan Azis, kemudian dilanjutkan dengan himbauan mengenai safety induction dan menyanyikan lagu “Indonesia Raya”. Acara selanjutnya yaitu sambutan oleh Addi Perdana Fattahudin Rabbani selaku Ketua Pelaksana Kuliah Umum Kewirausahaan dan Muhammad Ghozy Izzulhaq selaku Ketua Umum HMTK FT UNS. Setelahnya MC membacakan tata tertib acara, pembacaan CV pembicara, dan kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi panel dengan pembicara 1 dan 2.

Pembicara 1 pada Kuliah Umum Kewirausahaan kali ini yaitu Prof. Dr. Izza Mafrurah, S.E., M.Si. yang merupakan Guru Besar Ekonomi Pembangunan di Universitas Sebelas Maret dan pembicara 2 adalah Aditya Jagaddhita, S.T. yang merupakan Wasekum I BPC HIPMI Solo. Kedua pembicara mendiskusikan mengenai bagaimana membangun pola pikir inovatif dalam kewirausahaan. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipimpin oleh MC dan diikuti para peserta Kuliah Umum Kewirausahaan dengan antusiasme yang tinggi.

Sesi Tanya Jawab dengan Pembicara

Pada akhir acara, MC menyampaikan kesimpulan materi diskusi yang telah disampaikan oleh pembicara. Setelahnya, acara dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat dan vendel kepada pembicara 1 dan 2.  Acara ditutup dengan pengumuman pemenang doorprize, dokumentasi, dan penutupan oleh MC.

Dengan adanya Kuliah Umum Kewirausahaan diharapkan dapat tersampaikannya wawasan mengenai kewirausahaan sebagai landasan dalam membangun pola pikir inovatif dan juga meningkatnya minat peserta untuk menjadi seorang pengusaha sukses.

Foto Bersama Peserta Kuliah Umum Kewirausahaan


Share:

[PRESS RELEASE] Silaturahmi HMTK FT UNS x KMTK FT UGM

Silaturahmi HMTK FT UNS ke KMTK FT UGM

Pada hari sabtu, 3 Juni 2023, HMTK FT UNS melakukan kunjungan dan silaturahmi ke KMTK FT UGM. Acara silaturahmi ini dilaksanakan pada pukul 09.50 WIB hingga 12.45 WIB secara luring di Ruang U-301 Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Kegiatan ini dihadiri oleh 60 pengurus dari HMTK FT UNS serta 100 pengurus dari KMTK FT UGM. MC dalam kegiatan silaturahmi ini adalah Renita Ristianti dari HMTK FT UNS dan Gielman Mohammed Azizy dari KMTK FT UGM.

Acara diawali dengan pembukaan oleh MC, lalu dilanjutkan sambutan dari Muhammad Ghozy Izzulhaq selaku ketua umum HMTK FT UNS periode 2023 serta presentasi mengenai profil himpunan, susunan kepengurusan, dan program kerja himpunan. Selanjutnya sambutan dari Nectrarastra Cesar Naratama selaku ketua umum KMTK FT UGM periode 2023 serta presentasi mengenai profil himpunan, susunan kepengurusan, dan program kerja himpunan.

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi FGD (Focus Group Discussion) di mana setiap bidang berkumpul sesuai dengan yang telah ditentukan oleh panitia. Dalam sesi FGD ini, kedua himpunan saling berbagi pengalaman, melakukan studi banding, melihat sejauh mana perkembangan program kerja yang dijalankan serta mengevaluasi kekurangan selama masa kepengurusan dan menjadikan perbaikan untuk kedepannya. Adapun pembagian pada sesi FGD sebagai berikut:

1.     Presidium (HMTK FT UNS) – Presidium (KMTK FT UGM)

2.     MEDINFO (HMTK FT UNS) – MEDIN (KMTK FT UGM)

3.     PSDM (HMTK FT UNS) – Kalitbang (KMTK FT UGM)

4.     KWU (HMTK FT UNS) – DKW (KMTK FT UGM)

5.     Akademis (HMTK FT UNS) – Pendikpenwas (KMTK FT UGM)

6.     Kesma & Sosma (HMTK FT UNS) – Kesdim (KMTK FT UGM)

7.     PMB (HMTK FT UNS) – OLSEN (KMTK FT UGM)

8.     Hublu (HMTK FT UNS) – Hopin (KMTK FT UGM)

9.     BSO CERC (HMTK FT UNS) – KSTM (KMTK FT UGM)

Setelah sesi FGD selesai, dilanjutkan penyampaian pesan dan kesan peserta FGD. Kemudian dilanjutkan dengan serah terima sertifikat dan cinderamata oleh masing-masing ketua himpunan. Lalu, acara diakhiri dengan penutup dan foto bersama di dalam serta luar ruangan. Dengan adanya kunjungan dan silaturahmi ini diharapkan dapat meningkatkan silaturahmi antara kedua himpunan serta saling evaluasi pada masing-masing himpunan.

 


Share:

[BUTENA Edisi IV] Ancaman Tumbangnya Industri Tekstil di Indonesia

Ancaman Tumbangnya Industri Tekstil di Indonesia


Dilansir dari Apparelsearch, tekstil merupakan proses pembuatan benang dan kain dari bahan baku serat, yang kemudian diolah menjadi pakaian jadi atau produk lainnya. Serat yang dipakai berasal dari serat filamen, serat staple, serat alam, atau serat sintesis. Umumnya, proses produksi dalam industri tekstil dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu pembuatan serat (fiber mill), pembuatan benang (spinning mill), dan pembuatan kain (fabric mill).

Dalam kancah global, industri tekstil mulai dikenal pada abad 11 dan terus mengalami perkembangan hingga sekarang. Beberapa negara dengan industri tekstil yang signifikan di antaranya Tiongkok, Bangladesh, India, Vietnam, Pakistan, Indonesia, Turki, dan Meksiko. Persebaran industri tekstil dapat berubah seiring waktu, tergantung pada faktor ekonomi, kebijakan pemerintah, dan pergeseran dalam rantai pasok global. 

Di Indonesia, industri tekstil mulai berkembang pada tahun 1929. Berawal dari industri rumahan, dengan menerapkan proses weaving (sub-sektor pertenunan) dan knitting (perajutan), menggunakan alat Textile Inrichting Bandung (TIB) Gethouw atau Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Produk yang dihasilkan berupa selendang, sabuk, lurik, kain panjang, dan sarung. Kemudian, beralih menggunakan Alat Tenun Mesin (ATM) pada tahun 1939. Industri tekstil Indonesia semakin berkembang dan puncaknya pada tahun 1986-1997, ekspor industri tekstil menjadi penghasil devisa negara sektor nonmigas. Namun, krisis multidimensi tahun 1998 membuat kinerja industri tekstil nasional melemah. Terus mengalami pasang surut di tahun-tahun berikutnya, hingga ancaman gulung tikar akibat pandemi Covid-19. 

Sejak kuartal II-2020, industri tekstil mulai merasakan dampak pandemi Covid-19 seiring anjloknya utilisasi industri tekstil hingga 30% akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan penurunan daya beli masyarakat. Selain itu, berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), nilai ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia terus menurun. Pada tahun 2019, nilai ekspor TPT sebesar 12 miliar dollar AS dan menurun drastis menjadi 5,85 miliar dollar AS pada tahun 2020. Data dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) juga menunjukkan bahwa per 21 November 2022, 97 ribu industri TPT melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 30 ribu orang buruh. Di antaranya, PT Tuntex Garment Indonesia, PT Fotexco Busana International, dan PT Tyfountex Indonesia. Berikut beberapa faktor yang menyebabkan industri tekstil nasional mulai meredup:

  1. Persaingan Global yang Ketat

Produk China semakin superior karena harganya sangat kompetitif. Devaluasi atau pelemahan mata uang Yuan membuat China menjual produk tekstilnya ke negara lain dengan harga murah. 

  1. Peningkatan Biaya Produksi

Sampai saat ini, Indonesia masih impor bahan baku kapas. Padahal, sejak 22 Juli 2014, pemerintah menerapkan PPN 10% pada kapas. Hal ini menyebabkan harga produksi benang, kain, dan pakaian tidak kompetitif karena harga bahan baku kapas meningkat. 

  1. Adanya Kebijakan Perdagangan Bebas

Belum adanya perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) antara Indonesia dengan negara-negara yang pangsa pasarnya bebas, menyebabkan bea masuk ke negara tersebut relatif tinggi sehingga menurunkan daya saing produk ekspor.

  1. Tantangan Energi, Pembiayaan, Produktivitas, Ketenagakerjaan, dan Regulasi

Terbatasnya teknologi dan SDM yang terampil, prosedur perizinan dan regulasi industri yang rumit, serta kurangnya dukungan sarana dan prasarana dari pemerintah, menyebabkan pertumbuhan dan daya saing industri tekstil di Indonesia terhambat.

Menurunnya performa industri tekstil Indonesia tentunya berdampak pada berbagai sektor kehidupan, yaitu tingginya angka pengangguran karena masyarakat kehilangan pekerjaan, pengurangan pendapatan, dan ketidakstabilan sosial. Selain itu, runtuhnya industri tekstil dapat menyebabkan tumpahan limbah dan polusi lingkungan yang serius. Limbah kimia yang terbuang dapat mencemari air tanah dan sumber daya alam lainnya, serta polusi udara dapat mempengaruhi kualitas udara lokal.

Melihat permasalahan industri tekstil di Indonesia, perlu strategi yang tepat agar produk tekstil lokal bisa bersaing secara harga dan kualitas dengan produk luar negeri. Ignatius Warsito, Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, mengatakan bahwa beberapa kebijakan fiskal dan nonfiskal telah dilakukan pemerintah untuk mempertahankan kinerja industri tekstil, di antaranya pengembangan neraca komoditas dan perbaikan rantai pasok bahan baku, implementasi industri 4.0, kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), pengendalian impor dan pengenaan trade remedies industri tekstil, Program Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), dan peningkatan kompetensi SDM melalui program vokasi link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri.

 

Share:

Postingan Populer

Arsip Blog