[BUTENA 3] Nikel dan Batu Bara, Benarkah 'Berharga’ Sepadan?
KULIAH UMUM 2024
Kuliah Umum 2024 adalah
program kerja bidang akademis HMTK FT UNS. Kuliah Umum 2024 periode tahun ini
dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2024. Amanda Puspitaningrum selaku Ketua Pelaksana
Kuliah Umumn 2024 Kuliah Umum kali ini mengambil tema “Sustainable
Nanotechnology: Revolutionizing Waste Management Through Green Chemistry” yang
menghadirkan Prof. Indriana Kartini, S.Si., M.Si., Ph.D. sebagai narasumber. Acara
ini dihadiri oleh pihak internal FT UNS maupun pihak eksternal FT UNS, dengan total
peserta Kuliah Umum yang hadir mencapai 124 peserta.
Open registrasi acara dimulai pada
pukul 08:00 WIB. Pada pukul 09:00 acara dibuka oleh Naila Rasya Faiza teknik
kimia 2023 selaku moderator. Kuliah umum diawali dengan penayangan safety
induction, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan
sambutan-sambutan, pemberian materi oleh narasumber, dan dilanjutkan dengan
sesi tanya jawab, dan pembagian doorprize. Kuliah
Umum ditutup dengan sesi dokumentasi pada pukul 12:14 WIB.
Diselenggarakannya kuliah umum ini diharapkan tersampaikannya wawasan mengenai
peran nanoteknologi dalam pengelolaan limbah dengan penerapan prinsip-prinsip
kimia hijau dan Meningkatnya minat peserta untuk mempelajari nanoteknologi
dalam pengelolaan limbah dengan penerapan prinsip-prinsip kimia hijau.
[BUTENA 2] Carbon Capture and Storage (CCS)
International Energy
Agency (IEA) menyatakan bahwa volume emisi CO2 akibat pembakaran
bahan bakar fosil mencapai 56% dari total semua emisi global, dengan pembangkit
listrik batubara (PLTB) sebagai sumber emisi utama yang mencapai lebih dari
60%. Untuk mengurangi emisi CO2 dalam jumlah besar, pengendalian
(penangkapan CO2) yang dihasilkan dalam gas buang dari pembangkit
listrik adalah logis. Tetapi, pengendalian ini tidak semudah yang dibayangkan
karena gas buang tersebut memiliki karakteristik bertekanan rendah dan
konsentrasi CO2 yang rendah, yang memerlukan proses tambahan yang
membutuhkan energi cukup besar untuk pemisahannya.
Carbon Capture and
Storage (CCS) adalah salah satu upaya mitigasi terhadap
perubahan iklim atau pemanasan global sebagai akibat meningkatnya emisi gas
rumah kaca. Peningkatan emisi gas rumah kaca ini terutama diakibatkan oleh
aktifitas manusia seperti pembakaran hutan dan kegiatan industri, misalnya
industri migas dan industri petrokimia. Gas CO2 merupakan gas rumah
kaca yang paling menonjol yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan manusia, yang
konsentrasinya di atmosfer makin meningkat seiring dengan bertambahnya berbagai
kegiatan industri.
Efektifitas CCS dapat mencapai efisiensi yang tinggi dalam menangkap karbon dioksida (CO2) dari gas buang pembangkit listrik atau pabrik. Sebagian besar proyek CCS mencapai efisiensi 90%, yang berarti sekitar 90% dari CO2 yang dihasilkan dapat dijangkau dan disimpan. CCS juga mengurangi emisi CO2 dari sumber-sumber emisi terpisah, yang berperan dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Sebagai contoh, pengendalian CCS dapat digunakan untuk mengurangi emisi CO2 dari pembangkit listrik batubara (PLTB).
Fungsi dan urgensi Carbon Capture and Storage (CCS) adalah untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) ke atmosfer dan membantu menekan dampak perubahan iklim. CCS merupakan teknologi yang berupaya untuk memisahkan CO2 dari gas buang pembangkit listrik atau pabrik, mengalirkan gas CO2 yang ditangkap ke lokasi penyimpanan, dan menyimpan karbon di bawah permukaan bumi, seperti formasi batuan yang tidak terkonsolidasi atau lapangan minyak yang sudah habis. Manfaat dari CCS antara lain:
1. Mengurangi emisi gas rumah kaca,
terutama CO2, yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil.
2. Mempertahankan penggunaan sumber daya
energi fosil dalam mix pembangkit listrik atau pabrik besar.
3. Memacu inovasi dalam teknologi
penangkapan dan penyimpanan karbon, yang membuka peluang untuk pengembangan
solusi yang lebih efisien dan ekonomis.
CCS dapat dilakukan
dengan beberapa metode, antara lain:
1. Penginjeksian CO2 ke dalam
batuan reservoir (batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan hidrokarbon) pada
ladang-ladang migas untuk kepentingan menyimpan CO2 sekaligus
meningkatkan produksi minyak. Teknologi ini dikenal dengan nama teknologi EOR (Enhanced
Oil Recovery). Teknologi ini diterapkan pada sumur-sumur migas yang sudah
lemah tenaga waduknya (reservoir drive), atau dikenal dengan nama depleted
reservoir. Namun, terdapat kelemahan dari teknologi ini yaitu risiko
kebocoran CO2 dari batuan reservoir dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan, pengurangan kapasitas penyimpanan karena kemungkinan terjadinya
rekahan atau pergerakan batuan dan biaya yang tinggi terkait dengan pemantauan,
pemodelan, dan verifikasi penyimpanan CO2.
2. Penginjeksian CO2 ke dalam
batubara yang tak dapat diambil (unmineable coal). Penginjeksian ini
dimaksudkan untuk menyimpan CO2 sekaligus untuk meningkatkan
produksi CBM (Coal Bed Methane).
Kelemahan metode ini yaitu risiko
potensial terhadap lingkungan jika terjadi kebocoran CO2 dari
penyimpanan dalam batubara, diperlukan teknologi yang canggih untuk memastikan
penyimpanan CO2 yang aman dan efektif dan biaya investasi awal yang
tinggi dan biaya operasional yang terus menerus.
3. Penginjeksian CO2 ke dalam
akuifer. Akuifer adalah lapisan bawah tanah yang mengandung air dan mampu
mengalirkan air. Penginjeksian ini semata-mata untuk keperluan penyimpanan CO2
tanpa ada maksud untuk meningkatkan produksi migas ataupun CBM.
Penginjeksian ini dapat dipandang aman apabila penginjeksian CO2
sekadar menggantikan CO2 yang telah hilang selama produksi
minyak-bumi.
Kelemahan dari metode ini yaitu kemungkinan
pencemaran sumber daya air bawah tanah jika terjadi kebocoran CO2,
diperlukannya pemahaman yang mendalam tentang geologi dan hidrologi lokal untuk
memastikan keberhasilan penyimpanan dan biaya yang tinggi terkait dengan
pemantauan dan pemeliharaan jangka panjang.
4. Pemerangkapan atau karbonasi mineral
dengan menggunakan batuan ofiolit atau batuan basa-ultrabasa. CO2 di
atmosfer akan bereaksi dengan batuan ofiolit dengan membentuk mineral karbonat.
Sebenarnya reaksi ini secara alami sudah berlangsung, namun diperlukan waktu
yang lama sekali untuk dapat terjadinya reaksi antara gas CO2 di
atmosfer dengan batuan ofiolit. Oleh karena itu pada saat ini berbagai ahli
sedang melakukan penelitian untuk mempercepat proses reaksi tersebut (Bachri,
2008; 2010).
Dalam
penentuan yang lebih efektif, perlu mempertimbangkan keseimbangan antara
kapasitas penyimpanan, keamanan, biaya, dan dampak lingkungan dari setiap
metode. Tidak ada jawaban yang satu ukuran cocok untuk semua, karena
efektivitasnya akan bervariasi tergantung pada kondisi lokal dan tujuan
mitigasi emisi CO2 yang ditetapkan. Oleh karena itu, penting untuk
melakukan evaluasi menyeluruh berdasarkan faktor-faktor tersebut sebelum
memilih metode yang paling sesuai dalam konteks tertentu.
Carbon capture and
storage (CCS) telah diterapkan dalam industri:
1. Pabrik semen, digunakan untuk
mengurangi emisi CO2 dari proses penggilingan dan pembakaran.
2. Industri Petrokimia, digunakan untuk
mengurangi emisi CO2 dari proses pengolahan dan pemurnian.
3. Industri Minyak dan Gas, digunakan
untuk mengurangi emisi CO2 dari proses produksi dan pengolahan.
Dalam setiap industri
tersebut, CCS digunakan untuk mengurangi emisi CO2 dan membantu
mengurangi dampak perubahan iklim. Untuk mengurangi emisi CO2, CCS
melibatkan proses penangkapan, transportasi, dan penyimpanan karbon.
Penangkapan melibatkan pemisahan CO2 dari gas buang, transportasi
melibatkan pengangkutan gas CO2 ke lokasi penyimpanan, dan
penyimpanan melibatkan pemindahan CO2 ke bawah permukaan bumi atau
lapisan batuan. Setelah CO2 disimpan melalui proses penangkapan,
transportasi, dan penyimpanan karbon (CCS), langkah selanjutnya adalah
memastikan bahwa CO2 tersebut tetap terisolasi dari atmosfer untuk
mencegah dampaknya terhadap perubahan iklim.
Walaupun begitu CCS memiliki
kelebihan dan kekurangannya sendiri. Kelebihannya antara lain:
1. CCS membantu mengurangi emisi CO2
dari sumber-sumber emisi, yang berperan dalam mengurangi dampak perubahan
iklim.
2. CCS membantu mempertahankan penggunaan
sumber daya energi fosil dalam mix pembangkit listrik atau pabrik besar, yang
membantu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang memiliki dampak negatif
terhadap lingkungan.
3. Pengembangan dan implementasi CCS
memacu inovasi dalam teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon, yang membuka
peluang untuk pengembangan solusi yang lebih efisien dan ekonomis.
Dibalik kelebihannya, CCS
juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1. CCS dikendalikan sebagai proses yang
relatif mahal, yang membuatnya tidak ekonomis untuk beberapa industri.
2. CCS hanya mengurangi emisi CO2
dari sumber-sumber emisi terpisah, yang tidak mengurangi emisi yang disumbang
oleh penggunaan bahan bakar fosil lainnya.
3. Proses penangkapan CO2 dari
gas buang memerlukan energi yang cukup besar, yang dapat meningkatkan emisi
jika energi yang digunakan berasal dari sumber daya fosil.
CCS
merupakan teknologi yang digunakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca CO2
ke atmosfer. Dengan menangkap CO2 dari sumber-sumber besar emisi,
seperti pembangkit listrik tenaga batu bara dan industri, serta menyimpannya di
bawah permukaan bumi, CCS dapat membantu mengurangi kontribusi manusia terhadap
perubahan iklim. Proses CCS melibatkan tiga tahap utama, penangkapan CO2
dari gas buang, transportasi CO2 ke lokasi penyimpanan, dan
penyimpanan CO2 di bawah permukaan bumi atau dalam formasi batuan
yang cocok. Ini adalah pendekatan yang komprehensif untuk mengelola emisi CO2.
Implementasi CCS memerlukan pengembangan infrastruktur yang besar, termasuk instalasi penangkapan CO2, jaringan pipa untuk transportasi CO2, dan fasilitas penyimpanan. Investasi dalam infrastruktur ini merupakan bagian penting dari penerapan CCS secara luas. Dengan pengembangan teknologi, peningkatan infrastruktur, serta dukungan kebijakan yang tepat, CCS memiliki potensi untuk berkontribusi secara signifikan dalam upaya global untuk mengurangi emisi CO2 dan memperlambat laju perubahan iklim. Namun, kesuksesannya akan sangat tergantung pada implementasi yang efektif dan berkelanjutan di seluruh dunia.
RAPAT KERJA TERBUKA HMTK FT UNS PERIODE 2024
Rapat Kerja Terbuka (RKT) HMTK FT
UNS diadakan pada hari Minggu, 10 Maret
2024. Rapat ini diadakan secara hybrid di Ruang Sidang Utama gedung 3
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret dan melalui zoom. Acara ini dihadiri
oleh 90 orang pengurus HMTK, anggota HMTK dan
demisioner HMTK FT UNS, dengan total 104 peserta RKT yang ikut dalam forum.
Acara ini telah dibuka pada pukul 09:19 WIB dan ditutup pada pukul 17:00 WIB
oleh Pembawa acara Nesya Najma Anjani Teknik Kimia angkatan 2023. Acara ini
diawali dengan penayangan safety induction, dilanjutkan dengan
menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Teknik Kimia.
Acara ini dipimpin oleh Muhammad
Rizqi selaku Ketua Umum HMTK FT UNS Periode 2024, dengan dibagi menjadi beberapa
sesi yang diawali
dengan pembahasan visi-misi dan BSO oleh ketua umum setiap bidang. Dilanjutkan dengan pemaparan
program kerja dan non program kerja
masing-masing bidang, mulai dari sekretaris, bendahara, PMB, POSDM,
Akademis, Medinfo, Humas, Ecodays, Chem-E-car, dan KWU. Pada rapat ini anggota HMTK,
demisioner memberikan kritik dan saran pada program kerja masing-masing bidang,
sesi memberi kritik dan saran tersebut telah diterima dengan baik dan berjalan
dengan lancar. Acara ini ditutup dengan sesi dokumentasi bersama.
Dengan diselenggarakan Rapat Kerja Terbuka, diharapkan dapat menjadi sarana dalam membahas dan menetapkan program kerja, juga sebagai sarana bagi anggota HMTK untuk menyalurkan kritik dan saran terkait program kerja HMTK yang akan berjalan.
PELATIHAN ADMINISTRASI HMTK FT UNS 2024
Pada hari Sabtu, 2 Maret 2024, HMTK FT UNS menggelar acara pelatihan administrasi. Pelatihan administrasi ini merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh HMTK FT UNS yang ditujukan kepada seluruh pengurus HMTK FT UNS dan BSO HMTK FT UNS untuk menambah pengetahuan dan informasi mengenai keadministrasian yang berguna untuk membantu menjalankan program kerja. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang 1313 dan 1314 Gedung 1 Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Acara ini dihadiri oleh pengurus HMTK FT UNS Periode 2024 dan Badan Semi Otonom HMTK FT UNS.
Acara dibuka oleh MC Anandya Fatin Nabila dan Vanesa Saghita Putridan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh sekretaris HMTK FT UNS dan pelatihan mailings surat oleh sekretaris 1 dan sekretaris 3 HMT FT UNS. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh bendahara dan pelatihan Microsoft Excel untuk membuat RAB oleh bendahara umum HMTK FT UNS. Acara selanjutnya yaitu sesi tanya jawab dan dilanjutkan dengan pengerjaan kuis oleh para peserta pelatihan administrasi. Hal ini dilakukan untuk menguji pemahaman dan kompetensi peserta pelatihan administrasi. Acara berakhir dengan sesi dokumentasi dan penutupan oleh panitia.
Pelatihan Administrasi untuk seluruh pengurus HMTK FT UNS
dan BSO HMTK FT UNS diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai keadministrasian
sekretaris dan bendahara demi kelancaran program kerja HMTK FT UNS serta
memperbarui atau menambah hardskill dari peserta Pelatihan Administrasi.
[PRESS RELEASE} Pelantikan Pengurus HMTK 2024
Pada hari Minggu, 3 Maret 2024, Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia FT UNS telah menyelenggarakan kegiatan “Pelantikan Pengurus HMTK FT UNS Periode 2024” yang bertempat di Ruang Multimedia (RMM) Gedung 4 Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Acara ini dihadiri oleh calon pengurus HMTK FT UNS Periode 2024, perwakilan BEM FT UNS, perwakilan Ormawa HMPWK, perwakilan HMA, perwakilan Ormawa Ajusta Brata, dan Mahasiswa S-1 Teknik Kimia UNS. Acara dibuka oleh Angelina Putri Jehovani selaku MC pada pukul 09.00 WIB.
Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan pemutaran lagu Indonesia Raya dan Mars HMTK. Rangkaian acara selanjutnya adalah sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Muhammad Ghozy Izzulhaq selaku Ketua Umum HMTK FT UNS Periode 2023 berupa ucapan selamat atas dilantiknya pengurus HMTK Periode 2024 dan juga motivasi untuk kepengurusan HMTK satu periode kedepan. Dilanjutkan dengan sambutan kedua oleh Kepala Program Studi S-1 Teknik Kimia yang berisi ucapan terima kasih kepada kepengurusan HMTK periode sebelumnya dan ucapan selamat atas dilantiknya kepengurusan HMTK Periode 2024.
Acara selanjutnya yaitu
serah terima jabatan dari Muhammad Ghozy Izzulhaq kepada Muhammad Rizqi selaku
Ketua Umum HMTK FT UNS Periode 2024 dan dilanjutkan dengan penyampaian kesan
dan pesan. Berikutnya adalah pelantikan Ketua Umum HMTK FT UNS Periode 2024
oleh Presiden BEM FT UNS 2024 yaitu Muhammad Hafizh Fatihurrizqi. Kemudian,
diteruskan dengan pembacaan SK Pelantikan Pengurus oleh Ketua Umum HMTK FT UNS
Periode 2024. Dengan dibacakannya SK Pelantikan Pengurus ini, maka telah resmi
dilantiknya 97 pengurus HMTK FT UNS Periode 2024. Rangkaian acara selanjutnya
adalah pembacaan sumpah dan janji pengurus HMTK FT UNS Periode 2024 oleh Ketua
Umum HMTK FT UNS Periode 2024, diikuti oleh semua pengurus HMTK FT UNS
Periode 2024.
Selanjutnya adalah pembacaan berita acara Pelantikan Pengurus HMTK Periode 2024 dan dilanjutkan sambutan oleh Ketua Umum HMTK FT UNS Periode 2024. Kemudian, acara berikutnya adalah pembacaan doa yang dipimpin oleh Syaamil Muhammad Abdurrahman. Rangkaian acara terakhir adalah penutupan dan sesi dokumentasi.
Dengan dilantiknya pengurus HMTK FT UNS Periode 2024, diharapkan
pengurus yang baru akan membawa keberlanjutan HMTK menjadi lebih baik lagi dan
memberi manfaat lebih banyak terhadap Program Studi S-1 Teknik Kimia FT UNS,
baik mahasiswa, alumni, maupun masyarakat umum. Dengan adanya HMTK periode
2024, diharapkan dapat memaksimalkan perannya menjadi wadah bagi mahasiswa S-1
Teknik Kimia FT UNS dalam menyalurkan minat, bakat, soft skill, serta meningkatkan pengalaman berorganisasi.
[PRESS RELEASE] Wisuda Prodi Februari 2024
Wisuda Prodi Februari 2024 dilaksanakan pada hari Jumat, 23 Februari 2024 pada pukul 14.30 s.d. 16.15 WIB secara luring di Ruang Sidang Utama Gedung 3 Fakultas Teknik UNS. Acara ini dihadiri oleh Kepala Program Studi, 5 Wisudawan, 64 pengurus HMTK FT UNS, dan 56 Mahasiswa Aktif S-1 Teknik Kimia dari angkatan 2019 – 2023. Acara ini dibuka oleh MC yaitu Qonitah Naufal Dahbul, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars HMTK.
Acara selanjutnya yaitu sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua Pelaksana Wisuda Prodi Periode Februari, Akmal Mazid Abdullah, dan dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Program Studi S-1 Teknik Kimia, Dr. Joko Waluyo, S.T., M.T. Sambutan yang terakhir disampaikan oleh perwakilan Wisudawan, Achmad Tegar Romadhoni, S.T. Acara selanjutnya adalah acara inti yaitu pelepasan wisudawan yang dipandu oleh MC dan Kaprodi. Wisudawan pada periode ini berjumlah 5 orang, yaitu Achmad Tegar Romadhoni, S.T., Agnestasia Milenia Putri Kurniawan, S.T., Indhira Sukma Maharani, S.T., Khoirunnisa Utami, S.T., dan Nur Isnaeni, S.T.
Setelah pelepasan wisudawan,
acara dilanjutkan dengan pemberian kesan dan pesan dari setiap angkatan.
Angkatan 2023 diwakilkan oleh Antonius Dari Padua Nathanael Suluh, angkatan
2022 diwakilkan oleh Fidela Rasendriya, angkatan 2021 diwakilkan oleh Fachri
Candra Abimanyu, dan angkatan 2020 diwakilkan oleh Ibnu Tryansar. Acara
selanjutnya, yaitu persembahan dari SOC lalu dilanjutkan sesi dokumentasi dan
ditutup dengan pembacaan doa.
Dengan adanya Wisuda Prodi Februari 2024 ini, diharapkan dapat menjadi bentuk apresiasi kepada para wisudawan yang telah menyelesaikan program studi S1 Teknik Kimia UNS. Semoga para wisudawan dapat mencapai apa yang diharapkan.