H2S, The Formless Killer
Apakah kalian pernah mendengar apa itu hidrogen sulfida? Kalau kalian suka menonton anime, pasti sudah tidak asing lagi dengan gas yang unik ini. Tepatnya pada anime Dr. Stone episode 12 ketika Senku ingin mengambil asam sulfat dari sumber mata air berwarna hijau zamrud. Pada episode tersebut, gas hidrogen sulfida digambarkan sebagai sosok dewi yang menakutkan. Gas ini juga diceritakan pernah membunuh seorang peneliti wilayah asam sulfat yang sedang memperbaiki tali sepatunya. Sekelompok peneliti yang lain tidak teracuni dikarenakan berat jenis hidrogen sulfida yang lebih berat dari udara sehingga gasnya berkumpul setinggi orang menunduk. Karena begitu berbahayanya gas ini, Senku pun membuat masker gas untuk menahan toksisitasnya. Meskipun masker tersebut kurang efektif dan error sama dengan mati, Senku tetap bersikeras mengambil asam sulfat yang nantinya digunakan untuk membuat obat.
Hidrogen sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna, sangat beracun, sangat korosif, mudah terbakar, dan berbau khas telur busuk pada konsentrasi rendah. H2S memiliki banyak sebutan, di antaranya Gas Berbau Busuk (Stink Damp) karena baunya yang menyengat, Hidrogen Belerang (Sulfurated Hydrogen), Asam Kasar (Sour Crude) karena lebih berat dari udara, Gas telur busuk (Rotten Egg Gas), Cuka Belerang (Hidrosulfurid Acid), dan Belerang Hidrid (Sulfur Hydride) (Azahra, 2017).
Hidrogen sulfida memiliki berat jenis 1,36 kg/m3, sedangkan berat jenis udara biasa hanya 1,25 kg/m3. Hal ini menjadikannya cenderung berkumpul dan diam pada daerah yang rendah, yang tidak memiliki pergerakan udara alami atau ventilasi buatan. H2S mudah terdispersi oleh gerakan angin. H2S dan oksigen terbakar dengan nyala biru membentuk sulfur dioksida, SO2, yang merupakan gas beracun. Sifatnya yang lain adalah H2S sangat korosif. Ini menyebabkan potensi retak dan lubang pada alloy (campuran logam) yang rentan, terutama baja. Oleh karena itu, pemilihan material selama desain, konstruksi, dan rekayasa pabrik harus selalu dipertimbangkan jika ada kemungkinan terdapat H2S
Gas Kalibrasi Hidrogen Sulfida 50 PPM
Gas Hidrogen sulfida dapat menimbulkan masalah kesehatan apabila terhirup, terutama dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kematian. Keluhan pernapasan merupakan keluhan tersering akibat inhalasi gas H2S. Gas tersebut digolongkan menjadi gas berbahaya karena merupakan salah satu asfiksian kimia yang bekerja menghambat enzim sitokrom c oksidase sehingga menyebabkan asfiksia pada manusia. Asfiksia yang terjadi akan berujung pada kematian apabila berlangsung secara terus-menerus. Di Amerika Serikat, H2S menempati urutan kedua di belakang karbon monoksida sebagai penyebab utama kematian akibat bahan kimia beracun.
Hidrogen sulfida dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik) seperti di rawa, saluran pembuangan kotoran, gunung berapi, dan gas alam. Dalam lingkup peternakan, gas H2S dihasilkan dari dekomposisi limbah hasil peternakan. Meskipun Indonesia belum memiliki data dan studi tentang asfiksia pada peternak akibat gas H2S, namun kejadian tersebut sudah dilaporkan oleh beberapa negara. Gas H2S dapat menjadi potensi ancaman asfiksia yang berbahaya di Indonesia karena beberapa studi menyatakan peternakan di Indonesia memiliki ventilasi yang kurang baik dan cenderung dibuat berdekatan dengan rumah tinggal peternak, sehingga resiko paparan gas H2S pada peternak lebih besar (Hayatillah, 2018).
Korban Keracunan Gas Hidrogen Sulfida
Pada lingkup pabrik, terutama yang berhubungan dengan minyak dan gas alam, gas H2S telah banyak memakan korban jiwa. Salah satunya adalah kejadian paparan gas H2S di PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP), yang merupakan pengembang lapangan panas bumi Sorik Marapi di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Dilaporkan sebanyak 79 orang warga dirawat di Rumah Sakit setempat dan sebanyak 18 orang diantaranya telah kembali ke rumah (Pribadi, 2022). Upaya pencegahan terhadap paparan gas H2S di proyek sebelum tenaga kerja memasuki daerah yang dicurigai mengandung H2S adalah dengan mengetes udara terlebih dahulu dengan alat monitor udara, yaitu alat hidrogen sulfide detector atau multi gas meter oleh tenaga kerja yang memiliki kualifikasi. Lalu, jika gas terdeteksi oleh alat detektor, maka daerah tersebut harus di ventilisasi untuk menghilangkan gas H2S yang ada. Namun, jika gas tersebut tidak bisa dihilangkan, tenaga kerja yang memasuki area tersebut, harus memakai Respiratory Protective Equipment (RPE). Pertolongan pada seseorang yang dicurigai telah terpapar oleh gas H2S harus dilakukan oleh orang yang terlatih untuk melakukan penyelamatan, mengenakan alat pelindung diri, dan peralatan pelindung pernapasan yang sesuai. Seringkali korban bertambah karena mencoba menyelamatkan orang lain (Agam, 2022).
Respiratory Protective Equipment (RPE)
Penggunaan utama hidrogen sulfida adalah dalam produksi asam sulfat dan unsur belerang. Produsen menggunakan natrium hidrosulfida, natrium sulfida, dan sulfida anorganik serupa untuk membuat produk seperti pestisida, kulit, pewarna, dan obat-obatan. H2S digunakan untuk menyiapkan sulfida anorganik yang dibutuhkan untuk membuat produk tersebut. Sebagai pereaksi dan perantara, hidrogen sulfida bermanfaat karena dapat membuat jenis senyawa belerang tereduksi lainnya. Kegunaan lainnya adalah pada pembangkit listrik tenaga nuklir yang menggunakan hidrogen sulfida untuk menghasilkan air berat, alternatif untuk air biasa yang memungkinkan reaktor nuklir menggunakan bahan bakar uranium biasa daripada uranium yang diperkaya. Petani juga menggunakan H2S sebagai disinfektan pertanian. Dalam industri, H2S digunakan dan dihasilkan dalam peleburan besi, pengolahan sampah, pabrik pengolahan makanan, dan tempat pembuatan bir. Jika pembuangan gas ini tidak benar atau melepaskannya secara tidak sengaja, emisi yang tidak diinginkan dapat keluar ke udara.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa H2S banyak ditemukan di daerah rawa, tempat pembuangan kotoran, gunung berapi, dan daerah gas alam. Gas ini sangat berbahaya dan dapat membunuh tanpa disadari karena wujudnya yang tidak berwarna. Namun, H2S juga bisa dimanfaatkan di beberapa sektor industri, seperti dalam produksi asam sulfat. Pada pabrik yang menghasilkan H2S, perlu adanya prosedur kerja guna memastikan keselamatan para pekerja. Selain itu, pembuangan gas H2S juga harus dilakukan dengan benar.
Sumber Pustaka:
Agam. 2022. “H2S (hidrogen sulfida – hydrogen sulfide) Awareness Video
Animation dalam https://www.youtube.com/watch?v=wyCy3ngTk10&ab _channel=AgamBelajarSafety. Diakses pada 13 Juni 2023 pukul 12.00 WIB.
Azahra, Mutia. 2017. “Fakta Tentang Hidrogen Sulfida (H2S) yang Perlu Kamu
Ketahui dalam Fakta Tentang Hidrogen Sulfida (H2S) yang Perlu Kamu Ketahui - Petro Training Asia. Diakses pada 13 Juni 2023 pukul 10.30 WIB.
Hayatillah. 2018. “Gas Hidrogen Sulfida (H2S): Potensi Ancaman Asifiksia pada
Peternak”. Jurnal Kesehatan dan Agromedicine. 5(1): 444-448.
Lee, Kevin. 2017. “Sodium Nitrate & Hydrochloric Acid dalam
https://sciencing.com/uses-hydrogen-sulfide-5515916.html. Diakses pada 13 Juni 2023 pukul 11.40 WIB.
Pribadi, Agung. 2022. “Kronologis Kejadian Diduga Gas H2S Area Wellpad T
PLTP Sorik Marapi dalam https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/kronologis-kejadian-diduga-paparan-gas-h2s-area-wellpad-t-pltp-sorik-marapi. Diakses pada 13 Juni 2023 pukul 11.00 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.