Nikel adalah logam transisi yang berwarna putih keperak-perakan dengan sedikit semburat keemasan. Unsur kimia ini memiliki ketahanan korosi yang lebih baik dibandingkan dengan logam lain. Selain tergolong dalam logam besi-kobalt yang dapat menghasilkan paduan yang sangat berharga, nikel yang kita kenal dengan simbol Ni dan nomor atom 28 ternyata merupakan salah satu komoditas strategis yang penting bagi perekonomian.
Nikel sebenarnya bukanlah benda asing bagi kita. Beberapa kegunaan nikel antara lain untuk stainless steel seperti garpu dan sendok, pembuatan baja bermutu tinggi, pembuatan koin, campuran monel, katalis industri, dan barang logam lainnya di beberapa sektor termasuk pembangkit listrik, telekomunikasi, peralatan makanan, dan mesin medis. Adapun kegunaan nikel yang sedang naik daun saat ini adalah sebagai bahan baku untuk produksi baterai berbagai peralatan elektronik, termasuk untuk mobil listrik yang trennya kian menguat di skala global.
Tingginya konsumsi nikel dunia menciptakan peluang bagi negara penghasil nikel untuk memaksimalkan produksinya bersamaan dengan meningkatnya permintaan komoditas tambang ini. Mengutip data dari badan survei geologis Amerika Serikat (AS) atau United States Geological Survey (USGS), berikut 3 negara penghasil nikel terbesar di dunia tahun 2021.
Rusia
Meski menjadi negara produsen nikel urutan ketiga, Rusia sempat mengalami penurunan produksi pada tahun 2020 ke tahun 2021. Rupanya pada tahun sebelumnya Rusia juga mengalami penurunan produksi. Berawal dari 272.000 MT di tahun 2018 hingga turun menjadi 270.000 MT di tahun 2019. Tetapi menurut Norilsk Nickel yang merupakan produsen nikel terbesar di Rusia, dilaporkan memproduksi nikel tidak dengan produktivitas yang baik. Laporan tersebut menyatakan bahwa total produksi nikel tahun lalu selalu bertumbuh 5% dari tahun ke tahunnya.
Filipina
Filipina memang terkenal sebagai salah satu negara top produsen nikel. Apalagi jaraknya yang cukup dekat dengan China dan total 30 tempat pertambangan, membuat proses ekspor nikel menjadi sangat ideal bagi Filipina. Walaupun sempat mengalami penurunan produksi di tahun 2020, Filipina berhasil meningkatkan produksinya menjadi 370.000 MT pada tahun 2021.
Indonesia
Indonesia dikenal sebagai produsen nikel terbesar di dunia. Menurut data USGS, produksi nikel Tanah Air mencapai 1 juta metrik ton pada 2021 atau menyumbang 37,04% nikel dunia. USGS juga mengatakan bahwa produksi nikel tambang di Indonesia meningkat sekitar 30%, yang difasilitasi oleh pelaksanaan proyek Nickel Pig Iron dan Stainless Steel yang sedang berlangsung.
Selama ini Indonesia dijadikan sebagai tolak ukur oleh banyak pihak mengenai keseriusan sebuah negara untuk terjun ke tren nikel. Pada tahun 2019, penghasilan nikel mampu melampaui produksi minyak kelapa sawit yang merupakan komoditas kedua terbanyak untuk bisa diekspor. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2020, cadangan nikel di Indonesia bahkan mencapai 72 juta ton alias 52% cadangan nikel dunia. Sebanyak 90% cadangan nikel Tanah Air tersebar di beberapa wilayah yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara. Tercatat dalam data ESDM, ada lima daftar perusahaan dengan produksi bijih nikel terbesar di Indonesia saat ini, yaitu PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Bintang Delapan Mineral, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Makmur Lestari Primatama, dan PT Citra Silika Mallawa.
Seperti halnya Filipina yang memiliki jarak cukup terjangkau dengan China sebagai negara pemimpin dalam produksi manufaktur kendaraan elektronik, menjadikan proses ekspor komoditas nikel menjadi sangat ideal pula bagi Indonesia. Dengan begitulah, China menjadi negara tujuan pertama Indonesia untuk mengekspor nikel menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2015. Kemudian disusul oleh Jepang, Australia, dan Yunani.
Potensi besar yang Indonesia miliki dalam komoditas nikel menjadikan nama Indonesia terdepan di mata dunia. Namun pada 1 Januari 2020, Presiden Jokowi resmi melarang ekspor bijih nikel dengan tujuan menjaga cadangan dan memfokuskan pemanfaatan nikel untuk kebutuhan dalam negeri, seperti industri mobil listrik yang tengah dilirik pasar global. Riset Markets and Markets memperkirakan penjualan mobil listrik mencapai 27 juta unit atau memiliki laju pertumbuhan rata-rata 21,1% per tahun hingga tahun 2030. Tentu sebagai penghasil nikel terbesar di dunia, Indonesia tidak mau ketinggalan mengejar tren mobil listrik. Bahkan Presiden Joko Widodo sudah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. Indonesia akan menjadi produsen terbesar baterai kendaraan listrik dunia pada 2025. Cara untuk mencapai rencana tersebut adalah dengan membangun industri pengolahan dan pemurnian nikel dalam negeri. Pengolahan nikel dinilai tidak hanya mendatangkan banyak pendapatan, tetapi juga menyerap tenaga kerja dalam industri.
Sumber :
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/17/indonesia-produsen-nikel-terbesar-dunia-pada-2021
https://www.kitco.com/news/2022-02-03/Global-nickel-production-up-8-in-2021-as-Indonesia-solidifies-its-top-nickel-producer-status.html
https://celebessi.co.id/
https://ekbis.sindonews.com/read/679931/34/4-negara-tujuan-ekspor-nikel-indonesia-china-paling-besar-1644289344
https://nikel.co.id/sepuluh-negara-penghasil-nikel-terbesar-ini-siapa-yang-mampu-ambil-momentum-di-era-mobil-listrik/
https://www.cnbcindonesia.com/news/20190903175739-4-96863/dari-sendok-sampai-mobil-listrik-ini-dia-kegunaan-nikel/2