[BUTENA 07] Baterai Litium-Ion: Evolusi Baterai dalam Era Mobil Listrik

 Baterai Litium-Ion: Evolusi Baterai dalam Era Mobil Listrik


        Seiring dengan semakin populernya kendaraan listrik (EV), permintaan Baterai Lithium-Ion (LIB) juga peningkat. Hal ini terutama disebabkan oleh rasio kepadatan energi terhadap berat yang mengesankan (berkisar 120–220 Wh kg−1), yang memungkinkan baterai ini mengungguli teknologi baterai lain seperti baterai Timbal-Asam (PbAB) dan baterai Nikel Metal Hidrida (NiMH). Beroperasi melalui sistem anoda dan katoda standar, kemudahan pengisian dan pengosongan elektron dari ion Li+ memungkinkan pembangkitan energi dalam jumlah besar.

        LIB memiliki keunggulan struktur yang telah terbukti menjadi sumber energi yang paling banyak digunakan dan dapat diandalkan untuk kendaraan listrik (EV). Bukti ini dapat dilihat pada skala industri, karena berbagai produsen otomotif (seperti, Tesla Motors) yang telah banyak menggunakan baterai tersebut. LIB memiliki kapasitas kepadatan energi yang sangat baik. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kemampuan katoda-ke-anoda untuk menyimpan listrik dalam jumlah besar (3842 mAh listrik per 1g Li). Dibandingkan dengan baterai lain (misalnya, baterai Asam Timbal, baterai Nikel-Kadmium (Ni-Cd), dan baterai Natrium-Sulfur (Na-S)), LIB jauh mengungguli mereka.

     Prinsip kerja Baterai Lithium-Ion yaitu memanfaatkan reduksi dan oksidasi untuk menghasilkan listrik pada kedua elektrodanya. Baterai Lithium-Ion menggunakan komposit yang berstruktur layer, dimana Lithium Cobalt Oxide (LICoO2) sebagai katodanya dan material karbon (sisipan diantara lapisan karbon) sebagai anoda. Jika anoda dan katoda terhubung, maka elektron akan mengalir dari anoda menuju katoda yang menghasilkan listrik. Dibagian dalam baterai terjadi sebuah proses pelepasan ion Lithium pada anoda, kemudian ion tersebut akan berpindah menuju katoda melalui Elektrolit. Dibagian katoda bilangan oksidasi Kobalt akan berubah dari 4 menjadi 3.  Hal ini dikarenakan adanya elektron dan ion Lithium yang masuk dari anoda.

        Pada proses pengisian LIB, terjadi Internal Combustion engine (ICE). ICE merupakan penyalaan dan pembakaran bahan bakar yang terjadi di dalam mesin itu sendiri. Mesin kemudian mengubah sebagian energi dari pembakaran menjadi kerja. Gas hasil pembakaran yang mengembang mendorong piston, yang selanjutnya memutar poros engkol. Akhirnya, melalui sistem roda gigi di sistem penggerak, gerakan ini menggerakkan roda kendaraan.

        Baterai Lithium-Ion terdiri dari Katoda, Anoda, Elektrolit, dan Separator. Komponen anoda merupakan elektroda yang berfungsi sebagai pengumpul ion Lithium dan dapat berperan sebagai material aktif. Anoda memiliki karakteristik tertentu, antara lain memiliki kapasitas energi yang besar, memiliki kemampuan menyimpan dan melepas muatan/ion yang bagus, memiliki tingkat siklus pemakaian yang lama, mudah untuk diproses/dibuat, dan aman dalam pemakaian (tidak beracun). Salah satu material yang dapat berperan sebagai anoda adalah material yang berbasis carbon seperti LiC6 atau grafit.

        Sedangkan, komponen katoda merupakan elektroda yang fungsinya sama seperti anoda, tetapi bermuatan positif dengan karakteristik, antara lain material tersebut terdiri dari ion yang mudah melakukan reaksi reduksi dan oksidasi, memiliki konduktivitas yang tinggi seperti logam, memiliki kerapatan energi yang tinggi, memiliki kapasitas energi yang tinggi, memiliki kestabilan yang tinggi (tidak mudah berubah strukturnya atau terdegradasi baik saat pemakaian maupun pengisian ulang), harganya murah dan ramah lingkungan.

        Selain itu, komponen elektrolit adalah bagian yang berfungsi sebagai penghantar ion lithium dari anoda ke katoda atau sebaliknya. Terakhir, komponen separator adalah suatu material berpori yang terletak di antara anoda dan katoda berfungsi untuk mencegah agar tidak terjadi hubungan singkat dan kontak antara katoda dan anoda. Tidak hanya sebagai pembatas antar elektroda, separator memiliki peranan penting dalam proses penghasilan listrik, pengisian ulang, dan tentunya keamanan pada baterai litium ion sendiri.

Gambar 1. Komponen-Komponen dalam Baterai Litium-Ion

Kelebihan dan kekurangan baterai Litium-Ion dapat dilihat pada table berikut.

Kelebihan

Kekurangan

Kepadatan energi spesifik tertinggi (hingga 220 Wh/kg) dari semua baterai yang ada.

Cenderung memiliki biaya yang relatif tinggi.

Masa pakai siklus terlama dari semua baterai yang ada

pada 2000 siklus.

Kurangnya ketersediaan material secara umum, dibandingkan dengan baterai lainnya.

Tidak memerlukan perawatan berkala.

Potensi thermal runaway dapat terjadi

akibat panas berlebih.



Gambar 2. Proses Pembuatan Baterai Litium-Ion

SUMBER

Perdana, Fengky. (2021). Baterai Lithium. INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA. 9. 113. 10.20961/inkuiri.v9i2.50082.

Ralls, Alessandro M et al. “The Role of Lithium-Ion Batteries in the Growing Trend of Electric Vehicles.” Materials (Basel, Switzerland) vol. 16,17 6063. 4 Sep. 2023, doi:10.3390/ma16176063

https://solusibattery.com/jasa-pemasangan-listrik-tenaga-surya-paket-panel-surya-murah-biaya-pasang-panel-surya-di-rumah-instalasi-panel-surya-untuk-rumah/

https://www.energy.gov/eere/vehicles/articles/internal-combustion-engine-basics#:~:text=In%20an%20internal%20combustion%20engine,cylinder%20and%20a%20moving%20piston.

Share:

[PRESS RELEASE] Sarasehan Teknik Kimia 2024

Sarasehan Teknik Kimia 2024
        Sarasehan merupakan salah satu program kerja dari bidang Hubungan Masyarakat HMTK FT UNS. Sarasehan kali ini dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Agustus 2024 secara hybrid di Ruang Sidang Utama Gedung 3 Fakultas Teknik UNS dan via Zoom Meeting dengan bertemakan “Sosialisasi Pengenalan Kurikulum Baru”. Materi ini dipaparkan oleh Dr. Joko Waluyo, S.T., M.T. selaku Kepala Prodi S-1 Teknik Kimia FT UNS dan Windu Griyasti Suci, S.T., M.T. selaku Kepala Prodi D-3 Teknik Kimia FT UNS.
        Sarasehan dimulai pada pukul 13.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB yang dihadiri oleh mahasiswa S-1 dan D-3 serta beberapa dosen. Acara ini dimoderatori oleh Nesya Nazma Anjani (Mahasiswa S-1 Teknik Kimia UNS). Rangkaian acara dimulai dengan pembukaan oleh moderator, pemutaran video safety induction, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan sambutan oleh Ketua HMTK FT UNS (Muhammad Rizqi) serta Ketua KADIKA SV UNS (Dhimas Aufathan Anam). Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi, sesi tanya jawab, penyampaian aspirasi, dan diakhiri dengan sesi dokumentasi dan penutup.
        Materi yang disampaikan oleh Dr. Joko Waluyo, S.T., M.T. mengenai masa transisi kurikulum baru hanya 1 tahun dimana untuk angkatan 2020 dan 2021 masih diperbolehkan menyelesaikan studi dengan total SKS sebanyak 144, tetapi bagi angkatan 2022 dan 2023 dibebankan dengan total 146 SKS. Angkatan 2023 harus mengambil dua mata kuliah tambahan yaitu Matematika: Aljabar dan Geometri serta Teknologi Informasi di semester 3. Sedangkan, semester 4 ditambahkan dua mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan. Untuk Mata Kuliah Prasyarat boleh diambil jika masih memungkinkan.
        Terdapat penggabungan mata kuliah Utilitas Air dan Utilitas Bahan Bakar menjadi Sistem Utilitas sebanyak 3 sks untuk angkatan 2022. Walaupun begitu, fokus pembelajarannya ke Utilitas Bahan Bakar. Pada semester 5 mahasiswa harus mengambil mata kuliah Kinetika Reaksi Kimia dan di semester 6 mata kuliah yang harus diambil yaitu Reaktor Kimia. Sedangkan, untuk mata kuliah Teknologi Informasi tidak harus diambil dan boleh diganti dengan mata kuliah pilihan yang lain.
        Bagi angkatan 2021, yang membedakan adalah jumlah SKS-nya, Jumlah SKS dari PAP dan PPK berkurang 1 SKS. Tetapi, KKN dan Kerja Praktik naik menjadi 3 sks. Mahasiswa semester 7 harus mengambil mata kuliah BKTK yang sudah diubah menjadi BKPK. Penelitian akan dipindah di semester 8 walaupun dalam pelaksanaannya boleh melakukan penelitian mulai dari semester 6. Jadi, ketika mengambil Metodologi Penelitian sudah sekaligus melakukan penelitian.
        Kegiatan yang telah dilaksanakan diharapkan dapat mejadikan Teknik Kimia sebagai lembaga pendidikan tinggi yang unggul dalam bidang industri kimia berbasis sumber daya alam di tingkat internasional berlandaskan nilai-nilai luhur budaya nasional pada tahun 2030. Mahasiswa diharapkan mengumpulkan formulir ekuivalensi MK yang berisikan mata kuliah yang telah diambil dan beban mata kuliah yang akan diambil kepada Pembimbing Akademik dan ditanda tangani saat konsultasi KRS.

Share:

[PRESS RELEASE] SUPER COPA CHEMICAL


Super Copa Chemical (SCC) merupakan pertandingan futsal antar SMA/SMK sederajat se-Solo Raya yang dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 3 Agustus 2024 sampai dengan 4 Agustus 2024 secara offline di Gelanggang Olahraga Universitas Sebelas Maret (GOR UNS). Kegiatan ini dihadiri oleh 16 tim sekolah yang setiap timnya berisikan 5 pemain inti, 7 pemain cadangan, dan 3 official.

Super Copa Chemical (SCC) diawali dengan pembukaan oleh Partawiria Jaya Pratama (Mahasiswa S-1 Teknik Kimia FT UNS angkatan 2023) selaku moderator pembukaan acara yang dilanjutkan dengan sambutan oleh ketua HMTK dan ketua pelaksana SCC. Hari pertama dimulai dengan penyisihan dari ke-16 tim peserta futsal Super Copa Chemical.  Hari kedua dilanjutkan dengan penyisihan dari ke-8 tim yang lolos pada hari pertama yang dilanjutkan dengan perebutan juara 1, juara 2, dan juara 3 pada malam hari.

Pertandingan yang dilaksanakan selama 2 hari ini akhirnya mendapatkan pemenang dari setiap kategori, yaitu juara 1, juara 2, juara 3. MVP, Top Score, dan Best Supporter. Juara 1 dimenangkan oleh SMA Batik 2 Surakarta, juara 2 dimenangkan oleh SMK Batik 1 Surakarta, dan juara 3 dimenangkan oleh MAN 2 Yogyakarta, MVP dari pertandingan futsal SCC yaitu Angger Ya'kulu Ahimsha dari MAN 2 Yogyakarta, peraih Top Score adalah Ibni Jonathan dari SMA Batik 2 Surakarta, dan peraih Best Supporter adalah SMK Batik 1 Surakarta.

Rangkaian acara Super Copa Chemical ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan HMTK FT UNS dengan jangkauan SMA/SMK Se-Solo Raya dan juga masyarakat umum, selain itu juga diharapkan dapat dijadikan sebagai wadah bagi peserta untuk memperkaya pengalaman dalam berbagai aspek kehidupan.

Share:

[BUTENA 6] Pakaian Berbahan Polyester dari Sampah Plastik

 Waste PET Bottles Recycled to make this T Shirt - 50% PET 50% Cotton Round  Neck White

Gambar 1. Baju Poliester dari Limbah Plastik

Sampah plastik merupakan permasalahan serius yang terjadi di seluruh negara berkembang saat ini salah satunya Indonesia. Sifatnya yang sangat sulit untuk terurai secara alami dan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun supaya dapat terdekomposisi secara sempurna menjadikan sampah plastik sebagai salah satu faktor terjadinya bencana banjir, pencemaran tanah, air, laut, bahkan udara. Diperkirakan terdapat 322 juta ton plastik yang diproduksi setiap tahun dan telah ada lebih dari 5 miliar ton potongan plastik yang tersebar di lingkungan, di mana 250 ribu ton diantaranya mengambang di permukaan laut. Indonesia kerap disebut sebagai penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia dengan jumlah penduduk di Indonesia hampir sama dengan India yaitu berkisar 187 juta jiwa. Namun, tingkat pencemaran plastik ke laut India hanya sekitar 0,09-0,24 juta ton/tahun dan menempati urutan ke 12, hal ini menandakan terdapat sistem pengelolaan sampah yang buruk di Indonesia. 

Keterbatasan dalam pengolahan dan manfaat daur ulang sampah plastik harus segera ditindaklanjuti dengan teknologi yang mampu membantu mengatasi permasalahan sampah plastik tersebut. Beberapa penemuan teknologi telah mampu mengubah sampah plastik menjadi bahan polyester. Poliester merupakan kain sintetis yang memiliki arti serat buatan. Melalui penggunaan teknologi tinggi, kini pakaian yang terbuat dari bahan ini lebih tahan lama atau lebih awet dari jenis bahan lainnya sehingga masa pakainya jauh lebih lama tanpa mengurangi kondisi serat atau kualitas bahan polyester secara keseluruhan. Poliester bersifat hidrofobik dan cepat kering meskipun terkena air atau hujan sekalipun, tidak mudah berkerut meskipun digunakan berkali-kali, dapat menahan panas tubuh, poliester memiliki serat yang kuat sehingga pakaian dari bahan ini akan menahan panas dari tubuh. 

Poliester merupakan bahan yang biasa digunakan dalam industri fashion. Bahan baku tersebut berasal dari bahan baku fosil yang dimana ketika dicuci akan menimbulkan serat mikro yang dapat meningkatkan jumlah limbah. Material polyester daur ulang menjadi salah satu solusi untuk mengatasi pencemaran lingkungan tersebut. Bahan polyester daur ulang terbuat dari botol plastik bekas berbahan Polyethylene Terephthalate (PET) yang dibuat menjadi RPET fiber dan kemudian dipintal menjadi benang. Bahan PET digunakan untuk kemasan minuman karena kemampuannya untuk menjaga makanan tetap kedap udara, juga memastikan keutuhan gas karbon dioksida di dalam minuman berkarbonasi. Kain yang terbuat dari polyester daur ulang ini merupakan bahan yang lembut tetapi kuat dengan tetap mempertahankan sifat poliester yang tidak mudah kusut dan lebih tahan lama. Polyester daur ulang memanfaatkan botol plastik bekas berbahan PET, sehingga bahan polyester daur ulang dianggap sebagai bahan yang berkelanjutan.

Benang Bahan Kain Polyester Daur Ulang   

Gambar 2. Benang Polyester       Gambar 3. Contoh Plastik Bahan PET 

Share:

Postingan Populer

Arsip Blog