Kebanyakan PFAS berbentuk padat
seringkali berbentuk kristal atau bubuk pada suhu kamar, tapi PFAS yang berantai
pendek (bentuk asam dari PFCA, FTS, dan FTOH dengan ekor karbon 4 hingga 6)
cenderung berbentuk cair pada suhu kamar (ITRC, 2023). PFAS banyak digunakan
karena tegangan permukaan yang sangat rendah dan/atau ketahanan terhadap udara
dan minyak. Tegangan permukaan rendah pada sebagian besar PFAS dapat memberikan
sifat anti lengket pada permukaannya, sehingga benda yang terbuat dari material
ini lebih mudah dibersihkan dan tahan terhadap noda. Sifat ini disebabkan
karena elektronegativitas fluor yang tinggi dan ukurannya yang kecil
menghasilkan ikatan karbon dan fluor yang kuat (Kissa, 2001). Namun, ikatan C-F
yang kuat menjadikan PFAS bioakumulatif, beracun bagi lingkungan dan makhluk
hidup, serta sulit terurai (Meegoda dkk., 2022).
Fluor dalam PFAS ditambang dari pengendapan
mineral fluorit (CaF2) yang dicerna untuk membentuk asam fluorida
(HF). HF dan bahan kimia berbasis non-PFAS lainnya digunakan dalam salah satu
dari dua teknik sintetik umum untuk menghasilkan bahan awal seperti,
perfluoroalkanoyl fluorida dari kelompok PFAS individu. Teknik sintetik yang
digunakan yaitu fluorinasi langsung dan oligomerisasi. Fluorinasi langsung adalah
mengubah zat non-fluorinasi menjadi zat berfluorinasi, misalnya fluorinasi elektrokimia.
Sedangkan oligomerisasi yaitu mengubah monomer menjadi molekul yang lebih
besar, misalnya fluorotelomerisasi. Fluorinasi langsung bersifat agresif dan
sering kali mengakibatkan reaksi kimia yang tidak terkendali seperti
pemendekkan dan pengaturan ulang rantai karbon, yang menghasilkan berbagai
produk sampingan termasuk isomer siklik dan cabang. Oligomerisasi
kurang agresif dan menghasilkan rangkaian senyawa target yang homolog
(Evich dkk., 2022).
PFAS telah digunakan untuk memproduksi produk konsumen
di seluruh dunia sejak tahun 1950-an. Contoh penggunaan PFAS dalam industri
adalah pada campuran plastik, karet, produk pipa yang menyatukan dan
membersihkan logam, lapisan fluoroplastik untuk membuat pakaian tahan api, dan
resin komposit yang digunakan dalam produk gigi palsu. Selain itu, PFAS juga
digunakan pada produk kertas sebagai lapisan permukaan yang menghilangkan
kelembapan dan lemak, seperti kemasan kertas non-makanan (misalnya karton dan
kertas penutup) dan bahan yang bersentuhan dengan makanan (misalnya kotak pizza
dan pembungkus makanan cepat saji). Sifatnya yang tahan air dan minyak,
stabilitas termal dan mekanis yang tinggi, daya tahan terhadap berbagai zat
kimia, serta sifat pelumasnya yang baik menjadikannya banyak digunakan pada industri
makanan, tekstil, kosmetik, elektronik, dll.
Namun, PFAS yang tidak mudah terurai dan migrasinya
yang cepat di air menjadikannya tersebar luas di seluruh dunia, bahkan di
wilayah paling terpencil seperti Arktik. PFAS juga terdeteksi dalam darah dan
ASI manusia serta makhluk hidup lainnya (CHEMTrust, 2018). Namun, pekerja yang
terlibat dalam pengolahan bahan PFAS lebih mungkin terpapar PFAS tingkat tinggi
dibandingkan masyarakat umum. PFAS ini masuk ke tubuh karena terhirup,
tertelan, atau terkena bahan PFAS pada kulit. Bayi yang disusui dapat menelan PFAS
melalui ASI. Dengan mempertimbangkan kemungkinan risiko dari penggunaan PFAS
pada bayi yang disusui, the National Breastfeeding Committee tidak melihat adanya
alasan untuk menghindari rekomendasi menyusui berdasarkan manfaat menyusui.
Kadar PFAS yang tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan
berbagai risiko kesehatan, seperti peningkatan kadar kolestrol dan resiko
tekanan darah tinggi, perubahan enzim hati, penurunan berat lahir bayi, serta
peningkatan risiko beberapa jenis kanker. Karena ditemukannya risiko kesehatan
dan lingkungan, PFAS ditempatkan di bawah kategori CEC, atau kontaminasi yang
menimbulkan kekhawatiran. Bahan kimia yang diberi label CEC biasanya diketahui
mempunyai atau berpotensi menimbulkan efek berbahaya terhadap kesehatan manusia
atau lingkungan (Breithaupt, 2024).
Asam perfluorooctanoic (PFOA) dan asam perfluorooctane
sulfonat (PFOS) merupakan zat yang paling banyak dipelajari pada subkelompok
zat polifluoroalkil. Pada tahun 2006, penggunaan sebagian besar PFOS telah
dilarang dan kemudian tanggal 7 Februari 2023, the European Chemical Agency
(ECHA) menerbitkan proposal larangan produksi, penggunaan, dan penempatan di
pasar (termasuk impor) dari seluruh kelompok zat per dan polifluoroalkil
(PFAS). Pada bulan September 2020, the European Food Safety Authority (EFSA)
menerbitkan penilaian ulang terhadap risiko kesehatan terkait keberadaan PFAS
dalam makanan. Ini adalah pendapat EFSA pertama yang memasukkan PFAS lain,
yaitu asam perfluorononanoic (PFNA) dan asam perfluorohexanesulfonic (PFHxS),
dalam penilaian paparan dan penilaian risiko kesehatan selain PFOA dan PFOS. Asupan
mingguan yang dapat ditoleransi (TWI) sebesar 4,4 nanogram (ng) per kilogram
(kg) berat badan per minggu diperoleh dari jumlah empat PFAS, yaitu PFOA, PFNA,
PFHxS, dan PFOS (BFR, 2023).
Di tahun 2023 ini, upaya untuk mengurangi PFAS masih
menjadi pembahasan di kalangan peneliti. Salah satu metode untuk menangani
masalah PFAS adalah dengan menggunakan lumpur aktif yang mampu mendegradasi
molekul sekunder dari degradasi kimia satu jenis bahan kimia perfluorinasi
melalui proses yang dikenal sebagai kometabolisme (Ober, 2022). Ada juga
beberapa teknologi dekstruktif PFAS yang sedang dalam tahap pengembangan,
seperti oksidasi elektrokimia, plasma, fotokatalisis, sonolisis, supercritical
water oxidation, dan thermal degradation. Oksidasi elektrokimia dan
reaktor plasma memiliki kemajuan besar dalam pengolahan sampel PFAS
dibandingkan teknologi yang lain. Namun, degradasi sonokimia adalah yang paling
menjanjikan dengan efisiensi degradasi yang tinggi dan tanpa pembentukan senyawa
beracun. Hanya saja teknologi sonolisis masih dalam pengembangan skala
laboratorium (Meegoda dkk., 2022).
Pilihan gaya hidup yang baik dapat
membantu mengurangi paparan terhadap PFAS. Beberapa di antaranya adalah memasak
makanan dan minuman dari rumah serta mengurangi paparan PFAS dari pembungkus
makanan dengan melepas pembungkusnya sesegera mungkin dan jangan memanaskan
kembali makanan restoran dalam kemasannya. Untuk tekstil, periksa terlebih
dahulu label bebas PFAS atau PFC. Pada produk kosmetik dan benang gigi, hindari
produk yang mengandung bahan kimia dengan nama “fluoro” atau PTFE (Barhum,
2022).
Peran PFAS memang sangat berguna dalam produksi suatu bahan
atau produk sebagai suatu pelapis. Akan tetapi, struktur senyawa PFAS yang
berupa ikatan rantai panjang antar karbon dengan alkil fluor ini, menyebabkan sifat
senyawa PFAS sulit untuk berdegradasi. Akibatnya, senyawa ini berpotensi
menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
Oleh karena itu, untuk mencegah paparan PFAS berkelanjutan perlu adanya
pengurangan penggunaan bahan/produk yang mengandung senyawa PFAS. Salah satu
cara pengurangannya, yaitu dengan tidak membiarkan makanan terlalu lama di
dalam kemasannya.
References:
Buck
et al 2011. Perfluoroalkyl and Polyfluoroalkyl Substances in the
Environment: Terminology, Classification, and Origins. Integrated
Environmental Assessment and Management. v7, (4), pp. 513–541.
Evich,
M.G., dkk. 2022. Per- and Polyfluoroalkyl Substances in the Environment.
National Library of Medicine.
Gluge,
Juliane, dkk. 2020. Enviromental Science: Processes & Impacts. Royal
Society of Chemistry.
Kissa,
E. 2001. Surfactants and Fluorination Repellents, Revised and Expanded
Second Edition. Surfactant Science Series. New York: Marcel Dekker, Inc.
Meegoda,
J.N., dkk. 2022. A Review of PFAS Destruction Technolgy. National
Library of Medicine. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9778349/
https://chemtrust.org/pfas/
https://extension.umaine.edu/gardening/understanding-pfas-and-your-home-garden/step-1/
https://news.ucr.edu/articles/2022/05/23/microbes-can-degrade-toughest-pfas#:~:text=These%20chemicals%20contain%20a%20bond,to%20conventional%20water%20treatment%20methods
https://pfas-1.itrcweb.org/4-physical-and-chemical-properties/
https://www.atsdr.cdc.gov/pfas/docs/PFAS_FamilyTree_EnvHealthPro-508.pdf
https://www.bfr.bund.de/en/here_to_stay__per__and_polyfluoroalkyl_substances__pfas__in_food_and_in_the_environment-244188.html
https://www.eea.europa.eu/help/faq/what-are-pfas-and-how
https://www.epa.gov/pfas/pfas-explained
https://www.oecd.org/chemicalsafety/portal-perfluorinated-chemicals/aboutpfass/
https://www.ppmco.com/per-and-polyfluoroalkyl-substances-pfas/
https://www.verywellhealth.com/pfas-awareness-and-risks-5220490