Michael Faraday (1791-1867)
Michael Faraday adalah seorang ilmuwan Inggris yang berkontribusi pada bidang elektromagnetisme dan elektrokimia. Penemuan utamanya termasuk induksi elektromagnetik, diamagnetisme, dan elektrolisis. Sebagai ahli kimia, Faraday menemukan benzen, menyelidiki hidrat klatrat klorin, juga bentuk awal dari pembakar Bunsen dan sistem bilangan oksidasi dan terminologi seperti anoda, katoda, elektroda, dan ion. Faraday akhirnya menjadi Profesor Fullerian pertama di Royal Institution of Great Britain, dengan jabatan seumur hidup.
Robert Bunsen (1811-1899)
Ia merupakan seorang dosen di Jerman. Ia mengembangkan penawar racun arsenik dan menemukan unsurnya yakni caesium. Ia tertarik dengan benda-benda yang terbakar dan terfokus pada perbedaan spektrum warna (spektrum pancar) yang dihasilkan oleh beberapa senyawa ketika mereka dipanaskan. Hal tersebut menjadi alasan ia membuat alat pembakar yang terkenal yaitu bunsen burner. Alat tersebut membuat spektrum warna hasil pembakaran suatu zat tidak dihancurkan oleh warna dari nyala apinya.
John Tyndall (1820-1893)
John Tyndall adalah seorang ilmuwan asal Inggris yang mengemukakan peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid yang dikenal dengan efek tyndall. Efek tyndall digunakan untuk membedakan sistem koloid dan larutan sejati.
Emil Erlenmeyer (1825-1909)
Seorang ahli kimia organik Jerman yang merupakan pelopor dalam perkembangan struktur molekul. Suatu konsep dari Alex Crum Brown (1838-1922) tentang ikatan rangkap mulai dikembangkan oleh Erlenmeyer. Ia juga merumuskan Hukum Erlenmeyer serta merancang jenis labu kimia (Labu Erlenmeyer).
William Crookes (1832-1919)
Ialah ilmuwan dari Inggris yang mengemukakan bahwa sinar katode merupakan partikel-partikel yang bermuatan negatif, mempunyai massa, dan dimiliki oleh semua materi.
Alfred Nobel (1833-1896)
Dia adalah seorang kimiawan asal Swedia yang menemukan dan mematenkan bahan peledak dinamit melalui percobaannya pada tahun 1866.
Dmitri Mendeleev (1834-1907)
Hasil kerja dari Dmitri Mendeleev (1834-1907) adalah sesuatu yang telah kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari dan sesuatu yang masih menjadi simbol kimia paling ikonik yakni tabel periodik. Bukan hanya seorang kimiawan jenius, ia juga tertarik pada bidang geologi, meteorologi, dan disiplin ilmu lainya. Ia mungkin menjadi seorang tokoh yang paling memberikan dampak signifikan pada apa yang kini kita pahami sebagai Kimia.
Henri Louis Le Chatelier (1850-1936)
Ia adalah Seorang ahli kimia dari Prancis yang melakukan penelitian mengenai kesetimbangan kimia, dan mengemukakan prinsipnya mengenai kesetimbangan yaitu “jika terhadap suatu kesetimbangan dilakukan aksi tertentu, maka kesetimbangan itu akan bergeser untuk menghilangkan pengaruh aksi tersebut”.
Paul Sabatier (1854-1941)
Paul Sabatier adalah seorang ilmuwan asal Prancis yang memperoleh nobel kimia pada tahun 1912. Paul Sabatier merupakan penemu dari Reaksi Sabatier yang merupakan reaksi dari hidrogen dan karbon pada suhu dan tekanan tinggi dengan katalis nikel untuk produksi metana dan air.
Svante Arrhenius (1859 – 1927)
Dia adalah seorang ilmuwan Swedia yang mendapat hadia nobel atas karyanya mengenai ionisasi. Dia mengemukakan bahwa senyawa dalam larutan dapat terurai menjadi ion-ion nya, dan kekuatan asam dalam larutan aqua tergantung pada konsentrasi ion-ion hidrogen di dalam nya.
Walther Nernst (1864-1941)
Kimiawan Jerman yang merupakan penggagas hukum ketiga termodinamika. Ia menerapkan asas-asas termodinamika ke sel listrik. Ia menciptakan sebuah persamaan yang dikenal sebagai persamaan Nernst.
Fritz Haber (1868-1934)
Fritz Haber merupakan salah satu ahli kimia yang terkenal dari Jerman. Dia bahkan memenangkan Nobel kimia karena penemuannya bersama dengan Carl Bosch yaitu proses Haber-Bosch yang sangat berguna dalam kimia industri karena memisahkan produksi nitrogen.
Wilhelm Normann (1870-1939)
Ia adalah ilmuwan dari jerman yang pertama kali memperkenalkan proses hidrogenasi pada tahun 1901 yang digunakan dalam proses produksi margarin.
Friedrich Bergius (1884-1949)
Ia merupakan seorang kimiawan Jerman yang berhasil memproduksi bahan bakar sintesis dari batubara lignit. Untuk kolaborasi metode hidrogenasi untuk proses yang kelak dinamai sesuai namanya, ia menerima Nobel Kimia pada tahun 1931 bersama Carl Bosch.
Kathleen Lonsdale (1903-1971)
Ia adalah wanita pertama yang terpilih memperoleh penghargaan Fellow of the Royal Society (FRS) dan memperoleh berbagai penghargaan penting atas karyanya berupa Kristalografi, atau sebuah studi mengenai penyusunan atom pada kristal. Pada tahun 1929, dia membuktikan bahwa cincin benzena datar dengan menggunakan metode difraksi sinar-X untuk menjelaskan struktur hexamethyl benzene.
Dorothy Hodgkin (1910-1994)
Ia merupakan seorang kimiawati berkebangsaan Inggris. Ia dikenal sebagai ilmuwati yang mengembangkan kristalografi protein. Dengan menggunakan sinar-X, ia mampu menguraikan struktur vitamin B₁₂ dan molekul-molekul kompleks lainnya, termasuk penisilin dan insulin.
Sumber: