Minggu, 29 Oktober 2023

[BUTENA EDISI 9] Botol Plastik Sekali Pakai

 Botol Plastik Sekali Pakai

Plastik banyak digunakan untuk botol minuman dan kemasan-kemasan kebutuhan sehari-hari. Data di Dinas Pekerjaan Umum Surakarta tahun 2013 tentang persentase jumlah sampah menyebutkan, persentase sampah plastik di Surakarta mencapai 15 persen dari 80 ton sampah per tahun dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hampir semua kota bahkan semua negara mengalami masalah sampah, tetapi di negara-negara maju yang masyarakatnya telah sadar lingkungan dan didukung pengetahuan dan teknologi yang cukup, masyarakatnya telah berhasil mengatasi sampah (Wenyanti, 2016).

Terdapat macam-macam jenis botol, diantaranya PET atau Polyethylene terephthalate. Botol PET biasa digunakan dalam kemasan air mineral, minuman, minyak goreng dan bumbu-bumbu masakan lainnya, HDPE atau PEDH atau High density polyethylene, PVC atau Polyvinyl chloride, LDPE atau Low density polyethylene, PP atau Polypropylene, PS atau Polystyrene, biasa digunakan dalam kemasan minuman dan kemasan styrofoam, tempat minum sekali pakai seperti sendok, garpu gelas bahkan bisa untuk bahan bangunan (flooring), dan terakhir Other atau O. Jenis plastik dari Other atau O ini ada 4 macam yakni SAN atau styrene acrylonitrile, ABS  atau acrylonitrile butadiene styrene, PC atau polycarbonate, dan Nylon. 

Plastik yang berbahaya adalah jenis PC atau polycarbonate. Penggunaan bahan plastik ini sangat berbahaya untuk makanan dan minuman karena dapat menghasilkan racun Bisphenol-A (BPA) dan membuat kerusakan organ dan mempengaruhi hormonal. Namun tanpa kita sadari plastik ini justru banyak digunakan pada botol minum bayi dan olahraga, piring plastik dan lain-lain (Ansav, 2022).

Botol plastik sekali pakai sering kali mengandung bahan kimia berbahaya seperti bisphenol A (BPA) dan ftalat. BPA, yang digunakan dalam pembuatan botol plastik dan wadah makanan, telah dikaitkan dengan masalah hormonal dan reproduksi, serta meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes. Ftalat, yang digunakan dalam beberapa jenis plastik, juga dikaitkan dengan masalah reproduksi dan pertumbuhan. Penelitian terbaru telah mengungkapkan terdapat hubungan yang kuat antara paparan jangka panjang terhadap bahan kimia tersebut dan masalah kesehatan manusia.

Oleh karena itu, sebisa mungkin kita perlu meminimalisir penggunaan botol plastik. Oleh karena itu, ada beberapa alasan mengapa penting untuk meminimalisir penggunaan botol plastic. Pertama, karena pencemaran lingkungan, Kedua, memiliki dampak buruk terhadap kesehatan. Ketiga, sampah plastik yang sulit terurai. Terakhir, alternatif ramah lingkungan.

Memilih botol minum yang tepat adalah langkah yang penting dalam meminimalisir penggunaan botol plastic dengan cara memilih botol air yang terbuat dari bahan tahan lama seperti stainless steel, kaca, atau bahkan logam karena akan lebih tahan lama jika digunakan, menggunakan botol minum yang dirancang untuk digunakan berulang kali. Botol ini dirancang untuk bertahan dalam jangka waktu yang lama, memilih botol dengan desain menarik akan lebih mungkin digunakan secara teratur, dan menghindari membeli air dalam botol plastik sekali pakai. Pertimbangkan untuk membawa botol minum sendiri daripada menggunakan botol plastik. Dengan memilih botol minum yang tepat dan mengadopsi kebiasaan penggunaan ulang, kita dapat berkontribusi pada upaya global untuk mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai dan mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan dan juga terhadap diri kita sendiri.


Rabu, 04 Oktober 2023

[BUTENA Edisi 8] Hujan Buatan, Solusi di Tengah Polusi

Hujan Buatan, Solusi di Tengah Polusi


Berapa Biaya Hujan Buatan Tangani Kebakaran Hutan? | Republika Online Mobile


Hujan buatan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan yang turun secara alami dengan mengubah metode fisika di dalam awan. Metode ini meliputi proses tumbukan dan penggabungan (collision and coalescence), serta pembentukan es (ice nucleation). Oleh karena itu, hujan buatan sesungguhnya tidak menciptakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada (hujan). Dalam pembuatan hujan buatan diperlukan awan dengan kandungan air yang cukup sehingga terjadi hujan hingga menyentuh tanah. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses menghasilkan hujan buatan dinamakan bahan semai.

Hujan buatan dibuat dengan cara menyemai awan dengan menggunakan bahan yang bersifat higroskopik (menyerap air) sehingga proses pertumbuhan butir-butir hujan di dalam awan akan meningkat dan selanjutnya akan mempercepat terjadinya hujan. Awan yang digunakan untuk membuat hujan buatan adalah jenis awan Cumulus (Cu) yang bentuknya seperti bunga kol. Setelah lokasi awan diketahui, pesawat terbang yang membawa bubuk khusus untuk menurunkan hujan diterbangkan menuju awan (Jakaria, dkk., 2017)

Berdasarkan data IQAir pada hari Sabtu, 2 September 2023, kualitas udara di Jakarta masih berada di status tidak sehat dengan indeks kualitas udara AQI US 169 (batas aman ≥100) dan polutan utama PM2,5 (partikel halus di udara yang ukurannya 2,5 mikron atau lebih kecil dari itu). Konsentrasi PM2,5 di Jakarta saat ini 18,2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. Angka ini lebih tinggi dibandingkan AQI US hari sebelumnya dimana AQI US berada di angka 153. Kota Jakarta masih menempati urutan teratas dalam daftar kota utama dunia dengan kualitas udara terburuk. Tingginya polusi udara ini diduga akibat transportasi, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hingga musim kemarau. Guna mengatasi hal ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk menurunkan hujan buatan (DetikEdu, 2023).

Sempat Membaik 9 Hari, Udara Jakarta Kembali Memburuk

Operasi teknologi modifikasi cuaca mulai membuahkan hasil. Sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi telah diguyur hujan pada Minggu, 27 Agustus 2023. Hujan buatan diharapkan dapat mengurangi polusi udara yang melanda wilayah Ibu Kota dan sekitarnya dalam beberapa pekan terakhir.  Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca BRIN, Budi Harsoyo, mengatakan operasi TMC dari Bandara Halim telah dilakukan selama empat hari terakhir. Sebanyak 4.800 kilogram garam (NaCl) dan 800 kilogram kapur tohor (CaO) disemai ke awan kumulus dan stratokumulus yang muncul di langit Jabodetabek. Penyemaian dilakukan menggunakan CASA 212 registrasi A-2114 pada ketinggian 8.000-10.000 kaki. Selama empat hari terakhir, total jam terbang pesawat miliki TNI AU ini mencapai 10 jam 35 menit. Stok bahan semai yang tersisa saat ini sebanyak 6.200 kilogram garam dan 3.400 kg kapur tohor. Mengingat polusi udara yang masih pekat operasi TMC akan terus dilakukan dengan menyesuaikan kondisi awan (Aranditio, 2023). 

Secara teknis, tetesan hujan buatan memang dapat mengurangi polusi. Sebab, hujan buatan dapat menarik ratusan partikel PM2,5 (partikel polusi) saat bergerak melalui atmosfer sebelum jatuh ke tanah. Melalui proses koagulasi atau pembekuan ini, jumlah partikel polusi yang ada di udara akhirnya bisa menurun dan kualitas udara akan membaik. Akan tetapi semua ini bergantung pada intensitas hujan, ukuran partikel polusi, dan konsentrasi polusi. Melansir NAFAS, hujan buatan paling efektif untuk mengurangi polusi dengan partikel yang lebih besar dari PM2,5 ke atas, terutama partikel PM10. Sementara itu, hujan hanya efektif mengurangi partikel PM2,5 hingga sebesar 8,7%. Padahal, perhitungan kualitas udara didasarkan pada jumlah partikel PM2,5 (Lavenia, 2023).

Manfaat hujan buatan di antaranya untuk menangani kekeringan, bencana banjir, dan kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan atau karhutla. Selain itu, hujan buatan biasanya juga digunakan untuk membantu mengisi waduk, danau, irigasi, keperluan penyediaan air bersih, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Sehingga, tidak hanya diselenggarakan untuk penanganan bencana hidrometeorologi, tetapi juga fokus untuk mendukung sektor pertanian. 

Namun, hujan buatan juga memiliki dampak negatif. Hujan buatan yang terbuat dari adanya campuran bahan kimia bisa menimbulkan efek hujan yang mengandung bahan kimia pula dan dapat menimbulkan hujan asam berbahaya bagi yang terkena guyuran hujan ini. Hujan buatan dapat menyebabkan pencemaran tanah dikarenakan proses penaburan garam dalam jumlah sangat banyak bahkan dapat hingga berton-ton jumlahnya, menimbulkan hujan yang sifatnya asin, dan memberikan efek lapisan tanah yang terkena guyurannya akan menjadi asin pula sehingga menyebabkan lahan pertanian menjadi rusak, bahkan gagal panen karena lapisan jenis-jenis tanah menjadi kelebihan kandungan garam. Hujan buatan dapat menjadi penyebab banjir jika hujan yang terjadi tidak tepat sasaran. Hujan buatan juga dapat menjadi penyebab pemanasan global, merubah siklus hidrologi yang akan membahayakan pasokan air tanah di musim kemarau, dan menimbulkan kerugian materi yang cukup besar jika hujan yang turun dari hasil hujan buatan tidak tepat sasaran, baik kerugian dari materi yang dikeluarkan untuk melakukan proses hujan buatan maupun dari hasil dampak ketika hujan buatan salah sasaran (Ceressajjah, 2016).


Ilmu Kimia Itu Menyenangkan: Proses Terjadinya Hujan Alami dan Cara Membuat Hujan  Buatan


Teknologi hujan buatan pada dasarnya adalah memberikan suatu perlakuan terhadap alam, yaitu dengan menabutkan suatu zat ke awan di udara, sehingga kemungkinan timbulnya masalah-masalah lingkungan akibat hujan buatan ini dapat terjadi. Untuk itu, perlu suatu pengkajian terhadap kualitas air hujan buatan, sehingga masalah-masalah lingkungan yang ditimbulkan dapat dicegah. Permasalahan yang timbul adalah bahwa penanggulangan masalah kekurangan air tidak hanya dapat mengatasi kebutuhan air secara kuantitas saja, tetapi juga secara kualitas dari air yang dihasilkan. 

Berdasarkan hasil analisa dan kajian terhadap kualitas air hujan pada suatu kegiatan hujan buatan, ditemukan bahwa perlakuan hujan buatan tidak mempengaruhi kualitas air hujan dan tidak terdapat perbedaan yang nyata kualitas air hujan buatan pada periode sebelum, selama dan setelah hujan buatan. Dalam analisanya pada saat ini kualitas air hujan (untuk parameter uji pH, DJL, Nsa, Cl, Ca, NO2, NO3 dan NH4) selama hujan buatan masih dalam batas-batas toleransi yang ditetapkan sesuai dengan baku mutu air golongan A yang diperuntukkan bagi air minum PP No. 2 tahun 1990. Kualitas air hujan buatan juga layak diperuntukkan bagi pertanian dan perikanan dan terdapat dugaan hubungan yang signifikan antara kualitas air hujan buatan dengan peningkatan curah hujan selama hujan buatan (Husni, dkk., 2000)

Kendala utama dalam hujan buatan adalah adanya fenomena alam El Nino yang menyebabkan langit di Ibu Kota Jakarta tidak mempunyai awan. Padahal awan adalah salah satu faktor krusial untuk melakukan hujan buatan. Adapun konsentrasi awan yang dibutuhkan untuk membuat hujan buatan minimal 30 persen (Rakyat Merdeka, 2023). Tingginya tingkat polusi udara di wilayah perkotaan seperti Jabodetabek dapat mempengaruhi proses kondensasi yang diperlukan untuk pembentukan awan hujan. Partikel-partikel polusi dapat mempengaruhi komposisi awan dan kualitas hujan yang dihasilkan.

Dapat disimpulkan bahwa hujan buatan adalah teknologi yang menggunakan bahan semai bersifat higroskopik untuk menyemai awan tipe Cumulus dengan tujuan untuk menciptakan hujan yang dapat mengatasi kekeringan, banjir, dan masalah lingkungan lainnya. Namun, hujan buatan juga memiliki dampak negatif seperti potensi hujan asam, pencemaran tanah akibat penaburan garam berlebihan, risiko banjir jika tidak tepat sasaran, perubahan siklus hidrologi, dan dampak ekonomi yang signifikan. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) digunakan untuk menurunkan hujan buatan dan mengurangi polusi udara, tetapi kendala seperti kekurangan awan selama fenomena El Nino tetap menjadi tantangan utama. Dalam hal kualitas air hujan buatan, hasil analisis menunjukkan bahwa kualitasnya masih sesuai dengan standar kualitas baku air untuk air minum dan cocok untuk pertanian serta perikanan. Pemerintah saat ini masih berupaya untuk mengatasi permasalahan polusi di Jabodetabek, salah satunya dengan hujan buatan ini. 

Senin, 25 September 2023

[PRESS RELEASE] Sarasehan Semester Ganjil

 Sarasehan Semeter Ganjil


Sarasehan merupakan program kerja bidang hubungan masyarakat HMTK FT UNS. Sarasehan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 8 September 2023 secara hybrid di Ruang Seminar Utama Gedung 3 Fakultas Teknik UNS dan via Zoom Meeting. Acara ini mengambil tema “Sosialisasi Akreditasi dan Student Exchange” yang dibawakan oleh Dr. Joko Waluyo, S.T., M.T. selaku Kepala Prodi S-1 Teknik Kimia FT UNS dan Windu Griyasti Suci, S.T., M.T. selaku Kepala Prodi D-3 Teknik Kimia FT UNS. 

Sarasehan dimulai pada pukul 13.33 WIB hingga 16.22 WIB. Dihadiri oleh 305 mahasiswa S-1 dan mahasiswa D-3, serta beberapa dosen dari Teknik Kimia UNS. Acara ini dimoderatori oleh Rana Fadhilah (Mahasiswa S-1 Teknik Kimia FT UNS). Rangkaian acara pada Sarasehan ini yaitu pembukaan oleh moderator, pemutaran video safety induction, menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan Ketua HMTK FT UNS (Muhammad Ghozy Izzulhaq) dan Ketua KADIKA SV UNS (Abdillah Syah Putra). Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi, sesi tanya jawab, penyampaian kritik dan saran, lalu diakhiri dengan sesi dokumentasi dan penutupan. 

Materi yang disampaikan oleh Dr. Joko Waluyo, S.T., M.T. berisi tentang profil lulusan teknik kimia, gambaran alumni tahun 2017-2019, Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), dan student exchange. Materi yang disampaikan oleh Windu Griyasti Suci, S.T., M.T. berisi tentang sejarah D3 Teknik Kimia UNS, visi, misi, dan tujuan D3 Teknik Kimia UNS, kriteria penilaian untuk akreditasi prodi, dan prospek kerja D3 Teknik Kimia. 

Adanya sarasehan ini diharapkan dapat meningkatkan dan menjalin komunikasi yang semakin baik lagi antara program studi dan mahasiswa, serta menjadikan Teknik Kimia FT UNS lebih baik lagi dengan adanya penyampaian aspirasi, kritik, dan saran dari mahasiswa.


Sabtu, 23 September 2023

[PRESS RELEASE] PELATIHAN SOFTWARE DESAIN COREL DRAW

Pelatihan Software Desain Corel Draw


Pada Sabtu, 16 September 2023, HMTK FT UNS telah mengadakan kegiatan Pelatihan Software Desain Corel Draw di Ruang 1313 dan 1314 Gedung 1 Fakultas Teknik UNS. Pelatihan ini berlangsung dari pukul 09.02 hingga 11.20 WIB, dan dipandu oleh pemateri, La Ode Muhammad Za’im. Kegiatan ini merupakan kesempatan berharga bagi mahasiswa yang tertarik dalam bidang desain grafis, terutama untuk pemula.


Kegiatan ini dimulai dengan pembukaan oleh MC, Lomoyono Samosir. Kemudian, dilanjutkan dengan pemateri yang mengenalkan tentang Corel Draw, perangkat lunak yang cocok digunakan oleh pemula yang baru belajar desain grafis. Corel Draw mendukung berbagai format file, termasuk AI (Adobe Illustrator), PDF, SVG, EPS, dan lain-lain. Corel Draw bisa digunakan untuk membuat berbagai jenis desain grafis, termasuk ilustrasi, logo, kartu nama, pamflet, brosur, poster, dan masih banyak lagi. Pada kegiatan pelatihan, diajarkan bagaimana cara mengoperasikan Corel Draw serta dijelaskan juga pengaturan, tools, shortcut keys, dan dasar-dasar Corel Draw lainnya.

Dari Pelatihan Software Desain ini, diharapkan mahasiswa teknik kimia FT UNS mendapat pengetahuan yang lebih baik dalam bidang desain dan mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menjalankan tugas nonketeknikkimiaan yang sewaktu-waktu dapat digunakan, baik dalam proker atau tugas lainnya.


[PRESS RELEASE] PELATIHAN ASPEN PLUS 2023

 Pelatihan Aspen Plus 2023

Pelatihan Aspen Plus dilaksanakan pada hari Minggu, 3 September 2023 di Ruang Laboratorium Komputer dan Ruang 1219 Gedung 1 Fakultas Teknik UNS dari pukul 9.20-12.04 WIB. Moderator dari pelatihan Aspen Plus ini adalah Arneta Nurili yang merupakan Mahasiswa Teknik Kimia UNS 2022. 

Rangkaian acara diawali dengan salam serta doa pembuka oleh moderator. Setelah itu,  acara dilanjutkan pembacaan tata tertib dan pembacaan biodata pemateri. Lalu, acara masuk pada sesi utama yaitu pemaparan materi pelatihan Aspen Plus. Materi pada pelatihan Aspen Plus ini dipaparkan oleh Bapak Firman Asto Putro S.T., M.T. yang merupakan Dosen Teknik Kimia FT UNS. Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab materi. Acara diakhiri dengan dokumentasi oleh panitia serta penutup berupa doa dan salam penutup. 

Materi yang dipaparkan adalah dasar-dasar dari Aspen Plus seperti deskripsi Aspen Plus, pengenalan jendela utama Aspen Plus, klasifikasi padatan pada Aspen Plus, pengertian stream class dan substream, solid model palette, solid separator model, dan solid case (crusher).  

Dengan adanya Pelatihan Software Aspen Plus ini diharapkan dapat membantu Mahasiswa Teknik Kimia UNS meningkatkan skill pengetahuan dalam menjalani perkuliahan.







[PRESS RELEASE] SOSIALISASI PENELITIAN DAN KERJA PRAKTIK

 Sosialisasi Penelitian dan Kerja Praktik

Sosialisasi Penelitian dan Kerja Praktik merupakan program kerja HMTK FT UNS pada bidang Akademis. Sosialisasi ini dilaksanakan pada hari Kamis, 14 September 2023 secara luring di Ruang Seminar Utama Gedung 3 Fakultas Teknik UNS. Acara ini mengambil tema “Prepare Your Bachelor of Engineering Start form Research and Internship” yang dibawakan oleh Dr. Dwi Ardiana Setyawardani, S.T., M.T. selaku koordinator kerja praktik, Anatta Wahyu Budiman S.T., Ph.D. selaku koordinator penelitian, Azzahra Putri Roslan (Mahasiswa S-1 Teknik Kimia 2019), dan Anggraini Pramudita (Mahasiswa S-1 Teknik Kimia 2019).

Acara dimulai pada pukul 13.10 WIB hingga 15.25 WIB dan dihadiri oleh mahasiswa semester 5 dan beberapa mahasiswa semester 3. Sosialisasi ini dimoderatori oleh Dafiq Alghifari Naryanto (Mahasiswa S-1 Teknik Kimia 2022).

Rangkaian acara pada sosialisasi ini yaitu pembukaan oleh moderator, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan sambutan Ketua Pelaksana, Savina Anisa Syafa’at. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai kerja praktik, pemaparan materi mengenai penelitian, sesi tanya jawab, lalu diakhiri dengan sesi dokumentasi dan penutupan. 

Materi yang disampaikan oleh Dr. Dwi Ardiana Setyawardani, S.T., M.T. berisi tentang syarat-syarat yang harus diperhatikan sebelum melakukan kerja praktik hingga selesai kerja praktik. Materi yang disampaikan oleh Anatta Wahyu Budiman S.T., Ph.D. berisi tentang apa saja yang harus diperhatikan sebelum penelitian, hingga setelah penelitian, lalu dilanjutkan dengan bidang keahlian masing-masing dosen di Teknik Kimia. Kemudian, kedua pemateri, Azzahra Putri Roslan dan Anggraini Pramudita, menyampaikan mengenai pengalaman mereka pada saat kerja praktik dan penelitian.

Adanya sosialisasi ini diharapkan dapat menambahkan wawasan, pengetahuan, serta mengetahui langkah apa saja yang harus diambil sebelum maupun sesudah penelitian dan juga kerja praktik.


Selasa, 29 Agustus 2023

[BUTENA Edisi 7] Fisi Nuklir

 Fisi Nuklir : Harapan atau Ancaman?

Sejarah singkat

Nuklir pertama kali dibuat pada Agustus 1942 oleh Amerika Serikat dalam sebuah proyek yang disebut Manhattan Project. Percobaan bom nuklir pertama dilakukan di gurun pasir negara bagian New Mexico pada bulan Juli 1945 dan lokasi ini disebut Situs Trinity. Amerika Serikat menggunakan bom nuklir pertama dalam sejarah pertama dan dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dengan jenis yaitu uranium. Bom nuklir kedua dijatuhkan oleh Amerika Serikat di Nagasaki pada 9 Agustus 1945 dengan jenis bom plutonium. Bom yang dijatuhkan di Hiroshima mengandung 64 kg uranium yang melepaskan energi yang setara 15 kiloton ledakan kimiawi. Proses ini membuat semua debu dan debris terangkat ke udara membentuk awal berbentuk jamur dan menjadi ciri khas ledakan nuklir. Tidak hanya itu, partikel radioaktif juga ikut terbang ke udara dan jatuh kembali ke permukaan Bumi.

Pada Agustus 1949, Uni Soviet juga berhasil mengembangkan bom nuklir. Mereka melakukan percobaan nuklir di Semipalatinsk (sekarang Kazakhstan). Beberapa negara lainnya juga menguji coba nuklir seperti Inggris, Perancis, China, India, dan Pakistan. Percobaan tersebut dilakukan pada rentang tahun 1952 sampai 1998. Percobaan ini dilakukan di berbagai medan, seperti udara dan di bawah tanah.

Perjanjian Penghentian Percobaan Nuklir Sebagian

Pada tahun 1963, tiga negara mengadakan perjanjian mengenai penghentian percobaan nuklir sebagian. Tiga negara yang terlibat dalam perjanjian ini adalah Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Soviet. Mereka sepakat untuk tidak lagi melakukan uji coba di udara dan hanya di bawah tanah saja. Selain ketiga negara ini, negara lain juga mendapat tekanan dari publik untuk melakukan hal yang sama. Hal ini dipicu percobaan nuklir di udara yang dilakukan oleh China pada tahun 1980. Sejak itu, semua negara hanya boleh melakukan uji coba di bawah tanah (Kompas, 2021)

Dampak dari Bom Atom yang Dijatuhkan di Jepang

Ledakan bom atom menyebabkan kematian seketika bagi ribuan orang dan ribuan orang lainnya mengalami luka-luka serius, baik karena efek ledakan langsung maupun akibat radiasi yang dilepaskan. Jumlah orang yang meninggal menyusul ledakan bom atom di Hiroshima diperkirakan mencapai 140.000 jiwa dari populasi 350.000 orang. Sementara itu, setidaknya 74.000 individu kehilangan nyawa di Nagasaki. Radiasi nuklir dari ledakan bom atom menyebabkan kerusakan dan penyakit jangka panjang bagi korban yang selamat. Radiasi mengakibatkan kasus kanker, kelainan genetik, dan berbagai masalah kesehatan lainnya yang berlanjut selama beberapa generasi.

Kedua kota menghadapi tantangan besar dalam membangun kembali infrastruktur, ekonomi, dan masyarakat mereka. Bantuan internasional kemudian datang untuk membantu dalam rekonstruksi, tetapi dampak sosial dan ekonomi jangka panjang masih dirasakan hingga hari ini. Penggunaan bom atom oleh Amerika Serikat di Jepang menjadi peristiwa yang sangat kontroversial dan memicu perdebatan tentang etika penggunaan senjata nuklir. Peristiwa ini juga mengubah dinamika politik internasional dan meningkatkan kekhawatiran tentang perlombaan senjata nuklir.

Reaksi Fisi

Reaksi fisi adalah reaksi pada sebuah inti atom yang membelah menjadi dua atau lebih inti atom baru menjadi lebih ringan. Ketika terjadinya reaksi fisi maka akan dipancarkan energi dan juga partikel. Penyebab suatu atom mengalami reaksi fisi adalah datangnya neutron ke dalam suatu atom sehingga terjadi ketidakstabilan kemudian atom tersebut terbelah. Jadi jika kita ingin melakukan sebuah reaksi fisi maka kita harus menembakkan neutron pada atom tersebut.

Gambar 1. Skema Reaksi Fisi (Duderstadt and Hamilton, 1976)

Seperti pada gambar di atas, reaksi ini berawal dengan ditembaknya sebuah neutron pada atom uranium yang kemudian atom tersebut menjadi tidak stabil sehingga terbelah dan membentuk dua atau tiga neutron baru, dua nuklida, dan energi. Kemudian dua atau tiga neutron baru tersebut akan menubruk atom lainnya sehingga terjadi lagi reaksi fisi secara kontinu atau terus menerus. 

Berdasarkan jumlah neutron yang dihasilkan oleh reaksi fisi, terdapat dua jenis reaksi fisi yaitu : 

  1. Reaksi fisi terkendali, yaitu reaksi fisi yang jumlah neutronnya dapat kita kendalikan sehingga faktor multiplikasinya tetaplah 1 (konstan). Faktor multiplikasi (k) adalah jumlah neutron yang dihasilkan pada suatu generasi sama dibagi dengan jumlah neutron pada generasi sebelumnya. Jika k = 1 , sistem disebut dalam kondisi kritis. Reaksi fisi ini bisa dikendalikan karena menggunakan batang kendali yang dapat menyerap kelebihan neutron. Reaksi fisi terkendali ini yang digunakan pada reaktor nuklir. Oleh karena itu, pada pembuatan reaktor nuklir menggunakan kondisi kritis. 

  2. Reaksi fisi tak terkendali, yaitu reaksi yang jumlah neutronnya tidak dikendalikan. Jika reaktor dalam kondisi superkritis maka akan terjadi pelepasan energi yang terus meningkat dan tidak terkendali. Dapat dibayangkan jika neutron yang terbentuk secara terus menerus dapat menumbuk nuklida-nuklida lainnya sehingga dapat menyebabkan ledakan yang begitu dahsyat. Reaksi fisi tak terkendali inilah yang terjadi pada bom nuklir.

Material yang dapat digunakan untuk reaksi fisi diantaranya adalah uranium, plutonium, dan thorium. Yang sangat mencengangkan pada reaksi fisi nuklir adalah kalor yang dihasilkan 1 gram uranium setara dengan kalor yang dihasilkan 2,5 ton batu bara. Jadi wajar saja bom nuklir sangat ditakutkan oleh manusia di penduduk bumi (Sisi Kreatif, 2017)

Pemanfaatan Nuklir

Adapun pemanfaatan dari nuklir seperti teknologi pada perangkat medis MRI dan CT scanner dengan memanfaatkan nuklir. Dalam dunia medis, sinar dan gelombang khusus digunakan untuk melihat organ-organ tubuh manusia lewat teknologi radiografi. Sinar gama, neutron, sinar-x, sampai MRI (Magnetic Resonance Imaging) menggunakan teknologi berbasis radiasi nuklir. Adanya teknologi radiografi membuat penyakit lebih mudah dideteksi. Listrik yang dihasilkan nuklir sangat berhubungan dengan reaksi fisi. Reaktor akan menghasilkan energi panas, yang mendidihkan air di dalam reaktor. Energi kinetik dari uap air akan menggerakkan turbin dan menghasilkan energi listrik. Sinar gama dapat dipakai untuk memeriksa sistem beton bertulang hingga badan pesawat, memastikan tidak ada kebocoran mikro. Sinar gama juga bisa membuat bahan pangan lebih tahan lama dan bebas dari mikroorganisme pembusuk. Kualitas makanan akan terjaga dan tak akan terkena efek radioaktif.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan fasilitas yang memanfaatkan energi dari reaksi fisi nuklir yang terkendali untuk menghasilkan listrik. Salah satu jenis reaktor nuklir yang digunakan adalah reaktor air bertekanan (pressurized water reactor/PWR), seperti yang digambarkan dalam diagram. Di dalam reaktor nuklir, energi dihasilkan melalui reaksi fisi yang menghasilkan kalor atau panas. Panas ini dialirkan keluar dari teras reaktor bersama air dan menuju alat penukar panas (heat exchanger). Pada tahap ini, uap panas dipisahkan dari air dan diarahkan ke turbin untuk menghasilkan gerakan yang akan membangkitkan listrik. Air yang telah melepaskan panasnya kemudian didinginkan dan dikembalikan ke reaktor melalui proses pemompaan. Uap air yang telah melewati turbin dan mendingin kembali, diarahkan kembali ke dalam reaktor.

Agar air di dalam reaktor (yang berada pada suhu 300°C) tetap dalam bentuk cair dan tidak mendidih (karena biasanya air mendidih pada suhu 100°C pada tekanan atmosfer), tekanan di dalam reaktor dijaga tinggi pada sekitar 160 atm. Inilah sebabnya reaktor ini dikenal sebagai reaktor air bertekanan, karena tekanan tinggi di dalamnya menjaga air tetap cair meskipun pada suhu yang jauh di atas titik didih biasa.



Reaktor Nuklir

Reaksi fisi nuklir dapat menghasilkan energi yang berguna, namun memerlukan pengendalian yang tepat di dalam reaktor nuklir. Empat komponen utama dalam reaktor nuklir adalah elemen bahan bakar, moderator neutron, batang kendali, dan perisai beton. Elemen bahan bakar, sering berbentuk batang uranium U, menyediakan sumber inti atom untuk fisi nuklir di dalam teras reaktor. Moderator neutron, seperti air, memperlambat neutron-neutron berkecepatan tinggi yang dihasilkan dari fisi. Hal ini penting karena fisi nuklir lebih mungkin terjadi pada neutron yang lebih lambat. Molekul-molekul air memperlambat neutron dengan bertumbukan, memungkinkan reaksi berantai terkendali.

Batang kendali mengendalikan jumlah neutron yang berpartisipasi dalam reaksi berantai. Biasanya menggunakan bahan seperti boron atau kadmium, batang kendali menyerap neutron untuk menjaga reaksi tetap terkendali. Mereka dapat ditarik keluar atau dimasukkan ke teras reaktor untuk menjaga kondisi kritis. Perisai beton mengelilingi teras reaktor dan berfungsi melindungi lingkungan dari radiasi yang dihasilkan selama fisi nuklir. Beton memiliki kemampuan yang efektif untuk menyerap radiasi zat radioaktif, sehingga berperan sebagai perisai pelindung. Dalam keseluruhan sistem, elemen-elemen ini bekerja bersama untuk menghasilkan energi dari fisi nuklir secara terkendali sambil menjaga lingkungan tetap aman dari radiasi yang berbahaya.

Kendala dalam Pemanfaatan Nuklir

Keselamatan dan keamanan reaktor nuklir adalah perhatian utama. Terjadinya kecelakaan atau insiden nuklir dapat memiliki konsekuensi yang sangat serius terhadap manusia, lingkungan, dan ekonomi. Proses fisi nuklir menghasilkan limbah radioaktif yang berbahaya dan memiliki masa paruh yang panjang. Pengelolaan limbah radioaktif ini merupakan tantangan besar, karena memerlukan penyimpanan jangka panjang yang aman dan stabil. Penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan energi juga dapat menyebabkan risiko proliferasi nuklir, yaitu penyebaran senjata nuklir. Pembangunan reaktor nuklir memerlukan investasi awal yang besar dan biaya operasional yang signifikan. Selain itu, proses penghentian operasi dan pembongkaran reaktor yang sudah tua juga memerlukan biaya besar. Uranium yang merupakan bahan bakar nuklir yang paling umum digunakan saat ini adalah sumber daya alam yang terbatas. Persediaan uranium di alam diperkirakan akan semakin menipis seiring dengan meningkatnya konsumsi energi nuklir. 

Beberapa orang memandang energi nuklir dengan skeptis karena risiko kecelakaan dan limbah radioaktif. Masyarakat juga cenderung mengkhawatirkan penggunaan energi nuklir sebagai hasil dari dampak yang mungkin ditimbulkan pada lingkungan dan kesehatan manusia.

Waktu yang diperlukan untuk merancang, membangun, dan menyusun reaktor nuklir yang aman dan andal juga relatif lama. Selama periode ini, perlu adanya sumber energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi saat ini dan mengatasi perubahan iklim.