Sianida adalah senyawa kimia dari kelompok Siano, yang terdiri dari 3 buah atom karbon yang berikatan dengan nitrogen(C=N), dan dikombinasi dengan unsur-unsur lain seperti kalium atau hidrogen. Secara spesifik, sianida adalah anion CN- (Cahyawati et. al, 2017).
Sianida banyak digunakan pada pembentukan polimer dalam pembuatan plastik, karet sintetis dan serat akrilik (acrylicfibers). Senyawa Acrylonitrile sangat beracun dan membahayakan kesehatan, tetapi banyak digunakan dalam pembuatan serat akrilik dan resin lain. Acrylonitrile diproduksi dari bahan dasar propylene melalui proses amoksidasi katalitik dalam industri disebut proses SOHIO (Kuhon, 2016). Reaksi Kimianya :
2CH3-CH=CH2 + 2NH3 + 3O2 → 2CH2=CH-C≡N + 6H2O
Penggunaan pakaian berbahan kain akrilik dapat meningkatkan paparan bahan kimia yang bersifat karisogenik, penganggu endokrin, dan penyebab masalah perkembangan saraf. Terdapat bukti bahwa tingginya paparan bahan kimia yang digunakan dalam produksi kain akrilik memang menimbulkan masalah kesehatan. Beberapa tips penggunaan kain akrilik, seperti periksa label energi, cuci pakaian dari bahan akrilik dengan air hangat, hindari suhu tinggi, dan jangan terlalu lama kontak dengan kulit.
Dalam bidang pertanian sianida dapat dimanfaatkan untuk membasmi hama. Campuran sianida ke dalam pestisida dikenal ampuh membunuh hama tanaman dan serangga. Di dunia kesehatan, senyawa yang mengandung CN yaitu sodium nitroprusside terkadang digunakan dalam situasi darurat (emergency medical situations) guna menurunkan tekanan darah pasien secara cepat.
Di sisi lain, sianida dalam dunia pertambangan berfungsi untuk ekstraksi emas. Ekstraksi logam mulia dari bijih emas menggunakan pelarut sianida adalah proses yang paling umum digunakan. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses sianidasi berupa NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya (Sabara et al, 2017). Keuntungan menggunakan pelarut sianida dari pada pelarut yang lain diantaranya adalah persen ekstraksi yang tinggi, kemudahan dalam pengontrolan, investasinya murah dan instalasi yang mudah serta prosesnya yang sudah terbukti efektif.
Senyawa sianida juga digunakan di bidang industri manufaktur yakni untuk pembuatan kertas, tekstil dan plastik serta industri membuat warna. Bahkan sianida juga ada yang menjadi bahan penyusun rokok, yakni hidrogen sianida.
Sianida bersifat sangat letal karena dapat berdifusi dengan cepat pada jaringan dan berikatan dengan organ target dalam beberapa detik. Oleh karena itu, racun sianida dianggap sebagai racun yang mematikan. Racun sianida menghambat kerja enzim cytochrzome oxidase a3 di dalam mitokondria. Cytochrome oxidase a3 berperan penting dalam mereduksi oksigen menjadi air melalui proses oksidasi fosforilasi. Yang kemudian mengakibatkan terjadinya hambatan, salah satunya pada proses osksidasi forforilasi. Suplai ATP yang dihasilkan akan menjadi rendah, ini mengakibatkan mitokondria tidak mampu untuk mengekstraksi dan menggunakan oksigen. Akibatnya adalah terjadi pergeseran dalam metabolisme, yang juga menyebabkan akumulasi oksigen dalam vena. Pada kondisi ini, permasalahnya bukan pada pengiriman oksigen tetapi pada pengeluaran dan pemanfaatan oksigen di tingkat sel. Hasil dari metabolisme aerob ini berupa penumpukan asam laktat yang pada akhirnya akan menimbulkan kondisi metabolik asidosis.
Terdapat beberapa mekanisme lain yang terlibat, diantaranya: penghambatan pada enzim karbonik anhidrase yang berperan penting untuk memperparah kondisi metabolik asidosis dan ikatan dengan methemoglobin yang terdapat konsentrasinya antara 1%-2% dari kadar hemoglobin. Ikatan sianida ini menyebabkan jenis hemoglobin ini tidak mampu mengangkut oksigen (Putu et al., 2017).
Sianida, sebagai senyawa beracun, memiliki peran yang kompleks dalam berbagai industri, seperti pembuatan plastik, pertanian, pertambangan emas, dan manufaktur. Meskipun sianida memiliki kegunaan dalam mengendalikan hama pertanian dan ekstraksi logam mulia, seperti emas, penggunaannya perlu diatur dengan ketat karena potensi bahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Pemakaian kain akrilik, yang diproduksi dengan menggunakan sianida dalam proses pembuatannya, juga memiliki risiko paparan bahan kimia berbahaya. Oleh karena itu, diperlukan tindakan pencegahan, seperti mencuci pakaian akrilik dengan air hangat dan menghindari kontak yang berlebihan dengan kulit. Sianida dikenal sebagai racun yang sangat mematikan karena kemampuannya menghambat enzim vital dalam tubuh, terutama pada tingkat mitokondria. Kesadaran akan risiko penggunaan sianida dalam berbagai konteks industri dan upaya untuk mengurangi paparan serta meningkatkan pengawasan penggunaannya menjadi krusial demi melindungi kesehatan manusia dan menjaga kelangsungan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Arhami, A. N. 2022. Meski Mematikan, Ini 5 Manfaat Racun Sianida Dalam Kehidupan Manusia. https://disway.id/amp/670622/meski-mematikan-ini-5-manfaat-racun-sianida-dalam-kehidupan-manusia/32., diakses pada tanggal 22 Desember pukul 19.20 WIB.
Kuhon, A. 2016. Bahaya dan Manfaat Sianida Komersial. https://www.beritasatu.com/news/349970/bahaya-dan-manfaat-sianida-komersial, diakses pada tanggal 22 Desember pukul 20.30 WIB.
Pitoi, M. M. 2015. Sianida: Klasifikasi, Toksisitas, Degradasi, Analisis (Studi Pustaka). Jurnal Mipa UNSRAT Online, 4(1), 1-4.
Putu, D., Cahyawati, N., Zahran, I., Farm, S., Sc, M., Jufri, M. I. and Farm, N. S. 2017. Keracunan Akut Sianida, Jurnal Lingkungan & Pembangunan, 1(1), pp. 80–87.
Sabara, Z., Ifa, L., Darnengsih, D., Irmayani., & Ridwan, R. 2017. Ekstrasi Emas Dari Biji Emas Dengan Sianida dan Oksigen Dengan Metode Ekstrasi Padat-Cair. Journal Of Chemical Process Engineering, 2(2), 12-15.