Abad 18 membawa beberapa perkembangan pada semua bidang sains, termasuk kimia. Pada tahun tersebut banyak dilakukan penelitian dan penemuan serta munculnya teori-teori baru pada berbagai bidang. Pada momen tersebut, kontribusi dan pencapaian dari para kimiawan perintis untuk menjadi landasan teoritis pada semua penelitian serta penemuan berikutnya. Berikut beberapa ilmuwan penemu paten dalam bidang Teknik Kimia.
Jabir Ibnu Hayyan (721 M-815 M)
Ia merupakan ilmuwan muslim yang berjasa dalam mengembangkan ilmu kimia. Beliau mengenalkan beberapa teori dan konsep seperti materi dan zat murni, molekul, atom dan partikel-partikel atom, konsep mizan (keseimbangan), konsep sulfur merkuri, dan beberapa proses kimiawi seperti penguapan, kristalisasi, dan penyulingan. Penemuannya yang paling dikenal adalah besi dan logam. Jabir melakukan penelitian yang menemukan senyawa kimia yang dapat mencegah besi dan logam berkarat.
Antoine Lavoisier (1743-1794)
Ia merupakan kimiawan, ahli biologi, dan korban dari Revolusi Perancis. Penemuannya yang terkenal adalah Hukum Kekekalan Massa yang menyatakan bahwa suatu zat memiliki massa yang konstan meskipun mengalami perubahan keadaan dan bentuk. Ia juga merupakan orang pertama yang mengidentifikasi oksigen dan hidrogen serta menyadari peran oksigen dalam pembakaran. Kini, hal ini menjadi dasar pemahaman pada seluruh reaksi kimia yang ada.
Alessandro volta (1745-1827)
Alessandro Giuseppe Antonio Anastasio Gerolamo Umberto Volta adalah seorang fisikawan, ahli kimia guru besar, pengarang, penemu elemen baterai atau tumpukan Volta, kondensator, eudiometer, pistol listrik, dan lampu udara.
John Dalton (1766-1844)
Bekerja berlandaskan pada teori Lavoisier, John Dalton kini dikenang sebagai seseorang yang mengusulkan teori atom, yang menjadi dasar dari kimia saat ini. Teorinya menyatakan bahwa setiap zat tersusun dari atom-atom dimana setiap atom tersebut identik/sama. Teori atom Dalton juga menyatakan bahwa penyusun komponen kimia adalah kombinasi atom dari unsur yang berbeda sehingga, ketika terjadi reaksi kimia, atom tersebut dapat terurai dan bergabung.
Amedeo Avogadro (1776-1856).
Penemuan besar Avogadro dikenal sebagai Hukum Avogadro. Hukum Avogadro menyatakan bahwa gas-gas dengan volume yang sama, pada suhu dan tekanan sama, memiliki jumlah molekul yang sama pula.
Humphry Davy (1778-1829)
Ia adalah seorang kimiawan asal Inggris yang dikenal karena mampu memisahkan unsur kalium dan natrium. Pada tahun berikutnya dia juga mampu memisahkan unsur kalium, strontium, dan barium melalui proses elektrolisis pada elektroda air raksa. Oleh karena itu, dia juga dianggap dari pelopor proses elektrolisis.
Jöns Jacob Berzelius (1779-1848)
Michael Faraday (1791-1867)
Michael Faraday adalah seorang ilmuwan Inggris yang berkontribusi pada bidang elektromagnetisme dan elektrokimia. Penemuan utamanya termasuk induksi elektromagnetik, diamagnetisme, dan elektrolisis. Sebagai ahli kimia, Faraday menemukan benzen, menyelidiki hidrat klatrat klorin, juga bentuk awal dari pembakar Bunsen dan sistem bilangan oksidasi dan terminologi seperti anoda, katoda, elektroda, dan ion. Faraday akhirnya menjadi Profesor Fullerian pertama di Royal Institution of Great Britain, dengan jabatan seumur hidup.
Robert Bunsen (1811-1899)
Ia merupakan seorang dosen di Jerman. Ia mengembangkan penawar racun arsenik dan menemukan unsurnya yakni caesium. Ia tertarik dengan benda-benda yang terbakar dan terfokus pada perbedaan spektrum warna (spektrum pancar) yang dihasilkan oleh beberapa senyawa ketika mereka dipanaskan. Hal tersebut menjadi alasan ia membuat alat pembakar yang terkenal yaitu bunsen burner. Alat tersebut membuat spektrum warna hasil pembakaran suatu zat tidak dihancurkan oleh warna dari nyala apinya.
John Tyndall (1820-1893)
John Tyndall adalah seorang ilmuwan asal Inggris yang mengemukakan peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid yang dikenal dengan efek tyndall. Efek tyndall digunakan untuk membedakan sistem koloid dan larutan sejati.
Emil Erlenmeyer (1825-1909)
Seorang ahli kimia organik Jerman yang merupakan pelopor dalam perkembangan struktur molekul. Suatu konsep dari Alex Crum Brown (1838-1922) tentang ikatan rangkap mulai dikembangkan oleh Erlenmeyer. Ia juga merumuskan Hukum Erlenmeyer serta merancang jenis labu kimia (Labu Erlenmeyer).
William Crookes (1832-1919)
Ialah ilmuwan dari Inggris yang mengemukakan bahwa sinar katode merupakan partikel-partikel yang bermuatan negatif, mempunyai massa, dan dimiliki oleh semua materi.
Alfred Nobel (1833-1896)
Dia adalah seorang kimiawan asal Swedia yang menemukan dan mematenkan bahan peledak dinamit melalui percobaannya pada tahun 1866.
Dmitri Mendeleev (1834-1907)
Hasil kerja dari Dmitri Mendeleev (1834-1907) adalah sesuatu yang telah kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari dan sesuatu yang masih menjadi simbol kimia paling ikonik yakni tabel periodik. Bukan hanya seorang kimiawan jenius, ia juga tertarik pada bidang geologi, meteorologi, dan disiplin ilmu lainya. Ia mungkin menjadi seorang tokoh yang paling memberikan dampak signifikan pada apa yang kini kita pahami sebagai Kimia.
Henri Louis Le Chatelier (1850-1936)
Ia adalah Seorang ahli kimia dari Prancis yang melakukan penelitian mengenai kesetimbangan kimia, dan mengemukakan prinsipnya mengenai kesetimbangan yaitu “jika terhadap suatu kesetimbangan dilakukan aksi tertentu, maka kesetimbangan itu akan bergeser untuk menghilangkan pengaruh aksi tersebut”.
Paul Sabatier (1854-1941)
Paul Sabatier adalah seorang ilmuwan asal Prancis yang memperoleh nobel kimia pada tahun 1912. Paul Sabatier merupakan penemu dari Reaksi Sabatier yang merupakan reaksi dari hidrogen dan karbon pada suhu dan tekanan tinggi dengan katalis nikel untuk produksi metana dan air.
Svante Arrhenius (1859 – 1927)
Dia adalah seorang ilmuwan Swedia yang mendapat hadia nobel atas karyanya mengenai ionisasi. Dia mengemukakan bahwa senyawa dalam larutan dapat terurai menjadi ion-ion nya, dan kekuatan asam dalam larutan aqua tergantung pada konsentrasi ion-ion hidrogen di dalam nya.
Walther Nernst (1864-1941)
Kimiawan Jerman yang merupakan penggagas hukum ketiga termodinamika. Ia menerapkan asas-asas termodinamika ke sel listrik. Ia menciptakan sebuah persamaan yang dikenal sebagai persamaan Nernst.
Fritz Haber (1868-1934)
Fritz Haber merupakan salah satu ahli kimia yang terkenal dari Jerman. Dia bahkan memenangkan Nobel kimia karena penemuannya bersama dengan Carl Bosch yaitu proses Haber-Bosch yang sangat berguna dalam kimia industri karena memisahkan produksi nitrogen.
Wilhelm Normann (1870-1939)
Ia adalah ilmuwan dari jerman yang pertama kali memperkenalkan proses hidrogenasi pada tahun 1901 yang digunakan dalam proses produksi margarin.
Friedrich Bergius (1884-1949)
Ia merupakan seorang kimiawan Jerman yang berhasil memproduksi bahan bakar sintesis dari batubara lignit. Untuk kolaborasi metode hidrogenasi untuk proses yang kelak dinamai sesuai namanya, ia menerima Nobel Kimia pada tahun 1931 bersama Carl Bosch.
Kathleen Lonsdale (1903-1971)
Ia adalah wanita pertama yang terpilih memperoleh penghargaan Fellow of the Royal Society (FRS) dan memperoleh berbagai penghargaan penting atas karyanya berupa Kristalografi, atau sebuah studi mengenai penyusunan atom pada kristal. Pada tahun 1929, dia membuktikan bahwa cincin benzena datar dengan menggunakan metode difraksi sinar-X untuk menjelaskan struktur hexamethyl benzene.
Dorothy Hodgkin (1910-1994)
Ia merupakan seorang kimiawati berkebangsaan Inggris. Ia dikenal sebagai ilmuwati yang mengembangkan kristalografi protein. Dengan menggunakan sinar-X, ia mampu menguraikan struktur vitamin B₁₂ dan molekul-molekul kompleks lainnya, termasuk penisilin dan insulin.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.