KULIAH UMUM KEWIRAUSAHAAN 2025
Kuliah Umum Kewirausahaan merupakan salah satu program kegiatan bidang KWU yang bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa S-1 Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret, khususnya dalam bidang kewirausahaan yang berkelanjutan. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Fransisca Yuliana, B.Eng., seorang wirausahawan dan praktisi yang aktif mengkampanyekan wirausaha ramah lingkungan.
Acara Kuliah Umum Kewirausahaan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 30 Mei 2025 dengan mengusung tema “Sustainable Entrepreneurship: Building a Business While Saving the Planet”, bertempat di Ruang Multimedia Gedung 4 Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Acara dibawakan oleh Azahra Puspa Buana selaku pemandu acara, mahasiswa Program Studi S-1 Teknik Kimia. Sebanyak 71 orang peserta sangat antusias untuk menyimak pengalaman serta ilmu praktis mengenai bagaimana membangun usaha yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga peduli terhadap dampak lingkungan dan sosial.
Susunan acara Kuliah Umum Kewirausahaan ini dibuka dengan penayangan video safety induction dan lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang dilanjutkan sambutan dari Ketua HMTK, Dimas Nabil Fisabilillah, dan Dr. Joko Waluyo, S.T., M.T. selaku Kepala Program Studi. Pada awal penyampaian materi, Fransisca Yuliana menyoroti bahwa banyak mahasiswa Teknik Kimia memilih jurusan ini karena prospek kerja dan potensi gaji yang menjanjikan, meskipun ada pula yang menjalaninya karena dorongan orang tua atau takdir. Namun, yang tak kalah penting adalah memiliki tujuan hidup yang jelas dan mimpi lima tahun ke depan sebagai motivasi dalam menempuh perkuliahan. Menurutnya, kuliah bukan hanya tentang materi akademik, tetapi juga proses pembentukan pola pikir. Mahasiswa teknik dididik untuk berpikir kritis dan menjadi problem solver. Di sinilah letak kekuatan mahasiswa teknik, yakni mampu membuat keputusan berbasis analisis dan keilmuan. Hal inilah yang menjadi nilai lebih lulusan perguruan tinggi dibandingkan lulusan SMA/SMK, meskipun mereka sering lebih berani dalam bertindak. Meski demikian, bukan berarti jalan menuju kewirausahaan tertutup bagi mahasiswa. Justru dengan bekal ilmu dan pola pikir yang lebih terstruktur, mereka dapat menciptakan usaha yang tidak hanya bertahan, tetapi juga memberi dampak yang lebih luas. Dalam memulai usaha, pembicara mendorong mahasiswa untuk tidak gengsi memulai dari hal kecil. Menurutnya, solusi bisnis justru banyak ditemukan dalam masalah-masalah sederhana di sekitar kita, baik dari pengalaman pribadi, hobi, maupun komunitas tempat kita berada.
Memasuki bagian inti dari kuliah umum, pembicara memperkenalkan konsep sustainable entrepreneurship atau kewirausahaan berkelanjutan. Konsep ini mengajak para calon pengusaha untuk tidak hanya mengejar keuntungan finansial, tetapi juga mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan masyarakat. Bisnis yang berkelanjutan adalah bisnis yang mampu menjaga kelestarian sumber daya alam agar dapat dinikmati oleh generasi sekarang dan generasi mendatang. Ia menyampaikan bahwa pendekatan ini tidak hanya etis, tetapi juga menjadi tren yang relevan dan dibutuhkan di masa depan.
Untuk memperkuat pemahaman, disampaikan pula beberapa studi kasus yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari dan relevan dengan keilmuan Teknik Kimia. Salah satu studi kasus yang dibahas adalah mengenai sampah botol plastik. Sampah plastik, seperti yang dijelaskan, memiliki tingkat kesulitan tinggi untuk didaur ulang jika tidak dipilah sesuai jenisnya. Pembicara menawarkan solusi berupa pemilahan jenis plastik sejak awal guna meningkatkan kualitas daur ulang. Ia juga menyebutkan bahwa produk daur ulang bisa berupa botol baru, pakaian dari serat plastik, hingga aksesori dari tutup botol. Mahasiswa Teknik Kimia, dalam hal ini, memiliki peran penting untuk merancang alat daur ulang plastik yang hemat energi dan efisien secara teknis.
Studi kasus kedua membahas limbah minyak goreng yang kerap dibuang sembarangan, padahal dampaknya sangat merusak. Minyak goreng bekas dapat mencemari tanah sehingga tidak subur, bahkan merusak ekosistem perairan karena menghalangi cahaya matahari dan oksigen. Ia juga menyinggung dampak industri minyak sawit terhadap kerusakan habitat satwa liar seperti orang utan. Sebagai solusinya, disarankan penggunaan minyak alternatif yang lebih ramah lingkungan seperti minyak kelapa, canola, atau olive oil, meskipun harganya lebih mahal. Selain itu, minyak goreng bekas dapat didaur ulang menjadi produk bernilai guna seperti sabun, lilin aromaterapi, atau biofuel. Mahasiswa Teknik Kimia memiliki peran strategis dalam menghitung formula bahan yang tepat untuk proses daur ulang tersebut, misalnya dalam perbandingan antara minyak dan basa kuat untuk pembuatan sabun.
Studi kasus ketiga mengangkat persoalan limbah industri fashion yang ternyata menyumbang polusi lebih besar dibandingkan industri penerbangan. Masalah ini muncul karena tren fashion yang cepat berganti, serta penggunaan bahan sintetis yang sulit terurai. Solusi yang ditawarkan yaitu dengan mengubah pola konsumsi masyarakat dengan cara menggunakan pakaian yang tahan lama, memilih bahan alami seperti katun atau linen yang mudah terurai, menggunakan pewarna alami, dan memilih desain yang minimalis agar tidak mudah ketinggalan zaman. Meskipun menghadirkan tantangan seperti harga yang lebih mahal dan proses produksi yang kompleks, gaya hidup dan bisnis fashion berkelanjutan adalah langkah penting untuk masa depan.
Melalui kuliah umum ini, para mahasiswa diajak untuk menyadari bahwa mereka tidak hanya sedang dipersiapkan untuk menjadi tenaga kerja profesional, tetapi juga memiliki peluang besar untuk menjadi inovator dan wirausahawan yang membawa dampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat. Dengan bekal ilmu teknik, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk mencoba, mahasiswa Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret diharapkan mampu melahirkan solusi bisnis yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga pada keberlangsungan hidup di bumi.
Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat terhadap pembicara dan dokumentasi bersama. Dengan adanya kuliah umum ini, diharapkan mahasiswa S-1 Teknik Kimia tidak hanya fokus menjadi tenaga kerja teknis, namun juga mampu menjadi inovator dan wirausahawan yang membawa perubahan positif terhadap lingkungan. Melalui pemikiran kritis dan pendekatan ilmiah, mahasiswa diharapkan mampu menciptakan solusi bisnis yang berdampak luas dan berkelanjutan di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.