Bahan peledak adalah suatu zat yang berbentuk padat, cair, gas atau dapat berupa campuran kimia. Apabila zat ini dikenai suatu aksi berupa panas, benturan atau gesekan maka akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian besar berbentuk gas. Perubahan ini berlangsung dalam waktu singkat disertai dengan efek panas bertekanan tinggi, sehingga terbentuklah ledakan. Ketika bahan peledak diinisiasi (dipicu), reaksi ini menghasilkan gas dalam jumlah besar yang mengembang dengan sangat cepat hingga tercipta tekanan yang sangat tinggi. Tekanan inilah yang menyebabkan ledakan dan efek destruktifnya.
Berikut beberapa kegunaan bahan peledak:
Bahan peledak digunakan untuk memecah batuan keras menjadi potongan-potongan yang lebih kecil dalam penambangan, sehingga memudahkan proses pengangkutan dan pengolahan mineral.
Bahan peledak digunakan dalam pengeboran minyak dan gas untuk melakukan well stimulation dan membuka jalur baru bagi minyak atau gas untuk keluar dari formasi batuan.
Pada proyek-proyek konstruksi besar, bahan peledak digunakan untuk membongkar bangunan atau struktur yang sudah tidak terpakai.
Membuat terowongan dalam proyek infrastruktur seperti jalan tol, kereta api, atau bendungan.
Bahan peledak merupakan komponen utama dalam berbagai jenis senjata, mulai dari granat hingga rudal.
Bahan peledak dibagi menjadi berbagai jenis sesuai dengan kebutuhannya, antara lain:
Black Powder
Black Powder merupakan bahan peledak yang terbuat dari campuran Belerang, Arang, dan Kalium nitrat, yang membakar sangat cepat dan bahan pendorong pada senjata api dan kembang api. Black powder terdiri dari tiga bahan utama:
Kalium Nitrat (KNO₃) Berfungsi sebagai oksidator. Kalium nitrat adalah komponen utama dalam black powder yang menyediakan oksigen untuk reaksi pembakaran. Biasanya menyusun sekitar 75% dari campuran black powder.
Kapur (CaCO₃) atau Belerang (S) berfungsi sebagai bahan bakar dan juga membantu dalam pengaturan kecepatan pembakaran. Belerang juga meningkatkan kecepatan reaksi kimia dan membuat campuran lebih mudah terbakar, menyusun sekitar 15% dari campuran black powder.
Arang (C) memberikan karbon yang diperlukan untuk reaksi kimia dan menyusun sekitar 10% dari campuran black powder.
Bubuk mesiu diklasifikasikan sebagai bahan peledak yang lemah karena daya ledaknya yang rendah. Black powder memiliki energi ledak yang relatif rendah dibandingkan dengan bahan peledak modern seperti TNT atau ammonium nitrate-based explosives, yaitu sekitar 3000-4000 kJ/kg. Harga black powder umumnya berkisar antara Rp50.000,00 hingga Rp200.000,00 per kg. Produk ini dapat dibeli di PT. Dyno Nobel Indonesia atau PT. Explosive Materials Indonesia.
2. Dynamite
Gambar 2. Dynamite
Dynamite adalah sebuah bahan peledak yang sangat kuat dan sering digunakan dalam berbagai industri dan aktivitas konstruksi. Dynamite terdiri dari nitroglycerin, yang merupakan senyawa dengan kekuatan ledakan yang tinggi, yang dicampur dengan bahan pengikat seperti tanah liat atau serbuk gergaji.
Dynamite memiliki energi ledak yang tinggi, umumnya berkisar antara 4.500 hingga 6.500 kJ/kg. Energi ini jauh lebih besar dibandingkan dengan black powder dan memberikan daya ledak yang kuat dan konsisten. Dynamite memiliki kecepatan ledak yang tinggi, yang berarti ia dapat memproduksi gelombang tekanan dan gas yang sangat besar dalam waktu singkat. Ini menjadikannya efektif untuk aplikasi yang memerlukan kekuatan peledakan besar, seperti dalam peledakan batuan dan pemusnahan struktur.
Dayaprime Booster, dinamit buatan PT Dahana (Persero) menjadi distributor utama dinamit ke berbagai perusahaan tambang di Indonesia. Perusahaan tambang batu bara ternama seperti Adaro dan Berau Coal menjadi pembeli tetap dinamit buatan Dahana. Ukuran dinamit ini tergolong mungil hanya sepanjang 15 cm dengan diameter 6 cm dapat dihargai Rp15.000,00 per batangnya. Dinamit buatan Dahana bisa melubangi tanah hingga kedalaman 10 meter. Untuk memastikan keselamatan penggunaan dalam proses peledakan, area sekitar ledakan pun harus dipastikan bersih sejauh 500 meter. Para pekerja dan alat proyek harus disingkirkan terlebih dahulu hingga jarak 500 meter.
3. Dry Blasting Agent (ANFO)
ANFO adalah singkatan dari Ammonium Nitrate Fuel Oil yang terdiri dari campuran Amonium nitrat (AN) dan bahan bakar minyak (Feul Oil/solar). Bahan-bahan campuran tersebut tidak termasuk bahan yang dapat diklasifikasikan sebagai bahan peledak, namun harus dicampurkan untuk dijadikan bahan peledak. AN (ammonium nitrate) dengan berat bersih per sak yaitu 25 kilogram. Kemudian, AN dicampur dengan FO (fuel oil) yang telah diberi pewarna merah muda (oker) akan menjadi bahan peledak kuat (high explosive) dengan perbandingan AN 94,5% dan FO 5,5%. Pemberian pewarna pada FO bertujuan untuk melihat proporsi pencampuran antara AN dan FO benar-benar bercampur dengan baik.
Energi dari ANFO dalam satu ton dapat setara dengan sekitar 1.000-1.500 ton TNT. Dibandingkan dengan bahan baku peledak lainnya, ANFO tergolong peledakan berbasis kering dan sangat aman baik pada peledakan bawah tanah maupun peledakan terbuka dengan diameter 1 sampai 12 inci atau lebih. ANFO cenderung kurang efisien dalam lingkungan basah atau lembab, karena Amonium nitrat sangat mudah larut dalam air, yang dapat mengurangi efektivitas peledakan. Oleh karena itu, ANFO biasanya digunakan dalam kondisi kering atau dalam kemasan yang melindungi dari kelembaban. ANFO dijual terpisah, yang dapat dibeli di PT. Multi Nitrotama Kimia dengan harga Rp4.500.000,00 hingga Rp9.000.000,00 per ton.
4. Slurry-Emulsion-Watergel Blasting Agent
Gambar 4. Slurry-Emulsion-Watergel Blasting Agent
Campuran oksidator (NaNO3, NHNO3), fuel sensitizer, dan sekitar 15-20% air kmd ditambah bahan pengikat (gelling agent) yang menyebabkan slurry tahan terhadap air. Peledak jenis ini juga tidak terlalu peka terhadap gesekan api maupun gesekan mekanis lainnya. Berbeda dengan Dry Blasting Agent (ANFO) untuk kondisi kering, Slurry-Emulsion-Watergel Blasting Agent dapat digunakan untuk kondisi basah.
Slurry Explosives memiliki daya ledak yang baik dengan energi tinggi, sering kali digunakan untuk peledakan dalam kondisi basah. Energi ledaknya bervariasi tergantung pada komposisi, tetapi umumnya dapat mencapai sekitar 800-9000 kJ/kg. Emulsion Explosives menggunakan emulsi antara Ammonium nitrate dan Hydrocarbon fuel. Energi ledak sekitar 3000-8000 kJ/kg, stabil dan efektif dalam kelembapan tinggi. Sedangkan, Watergel Explosives mengandung ammonium nitrate dan gelling agents dengan energi ledak sekitar 8000 kJ/kg.
Harga Slurry-Emulsion-Watergel Blasting Agent berkisar antara Rp.25.000- Rp.60.000 per kg. Produk ini dapat didapatkan di PT. Bumi Resources Tbk, PT. Kaltim Prima Coal (KPC), PT. Explosive Materials Indonesia, PT. Dyno Nobel Indonesia, dan PT. Astra International Tbk.
Gambar 5. Permissible Explosive
Peledak bawah tanah dengan komposisi Ammonium gelatine dynamite ditambah flame depressant memiliki kelebihan diantaranya temperature peledakan rendah, volume gas sedikit, serta penyalaan singkat yang bertujuan untuk mencegah kemungkinan ledakan sekunder dari gas methane atau debu batubara.
Umumnya, energi ledak mereka dapat berkisar antara 2000-4000 kJ/kg. Permissible explosives dirancang untuk memberikan kinerja ledakan yang efektif dalam kondisi di mana gas berbahaya atau debu mungkin ada. Hal ini berarti tingkat energi ledak yang cukup untuk aplikasi pertambangan, tetapi formulasi dan kontrol kualitasnya diatur untuk mencegah ledakan yang tidak terduga.
Biasanya, Permissible Explosive dijual dengan kisaran antara IDR 20.000 - IDR 60.000 per kg. Produk ini dapat didapatkan di PT. Bumi Resources, PT. Explosive Materials Indonesia, PT. Dyno Nobel Indonesia, dan PT. Austindo Nusantara Jaya (ANJ)
DAFTAR PUSTAKA
Harfianto. 2007. Memainkan Si Bubuk Hitam. Cerita Pagi. Diakses 8 September 2024 dari https://orangmiskin.wordpress.com/2007/11/10/memainkan-si-bubuk-hitam/.
Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembinaan dan Pengembangan Industri Bahan Peledak. (2016). Diakses 8 September 2024 dari https://www.kemhan.go.id/pothan/wp-content/uploads /2024/02/Permenhan-Handak-Nomor-5-Tahun-2016-ttg-Pembinaan-DanPeng embangan-Industri-Bahan-Peledak.pdf.
Chandra, A. A. (2016). Kecil Cabai Rawit, Dinamit Made In Subang Bisa Bikin Lubang Sedalam 10 Meter. detikFinance. Diakses pada 8 September 2024 dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3336489/kecil-cabai-rawit-dinamit-i-made-in-i-subang-bisa-bikin-lubang-sedalam-10-meter.
Udin, S., Saputra, R., Indah, B, P. (2021). Analisa Penggunaan ANFO Sebagai Bahan Peledak Untuk Mencapai Sasaran Produksi Batuan Gamping Di PT.Semen Baturaja (Persero) Tbk. Jurnal Kotamo, 2(3). file:///C:/Users/ASUS/Downloads/kotamovol2no3-rendisaputra.pdf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.