Petasan (juga dikenal sebagai mercon) adalah peledak berupa bubuk yang dikemas dalam beberapa lapis kertas, biasanya bersumbu, digunakan untuk memeriahkan berbagai peristiwa, seperti perayaan tahun baru, perkawinan, dan sebagainya. Benda ini berdaya ledak rendah atau low explosive. Bubuk yang digunakan sebagai isi petasan merupakan bahan peledak kimia yang membuatnya dapat meledak pada kondisi tertentu.
Sejarah Petasan
Sejarah petasan bermula dari Tiongkok. Sekitar abad ke-9, seorang juru masak secara tak sengaja mencampur tiga bahan bubuk hitam (black powder) yakni garam peter atau kalium nitrat, belerang, dan arang dari kayu (charcoal) yang berasal dari dapurnya. Ternyata campuran ketiga bahan itu mudah terbakar.
Jika ketiga bahan tersebut dimasukkan ke dalam sepotong bambu yang ada sumbunya lalu dibakar, bambu tersebut akan meletus dan mengeluarkan suara ledakan keras yang dipercaya dapat mengusir roh jahat. Dalam perkembangannya, petasan jenis ini dipercaya dipakai juga dalam perayaan pernikahan, kemenangan perang, peristiwa gerhana bulan, dan upacara-upacara keagamaan.
Pada zaman Dinasti Song, sebuah pabrik petasan didirikan. Kemudian menjadi dasar dari pembuatan kembang api karena lebih menitikberatkan pada warna-warni dan bentuk pijar-pijar api di angkasa hingga akhirnya dibedakan. Tradisi petasan lalu menyebar ke seluruh pelosok dunia.
Di Indonesia, tradisi petasan dibawa sendiri oleh orang-orang Tiongkok. Seorang pengamat sejarah Betawi yaitu Alwi Shahab, meyakini bahwa tradisi pernikahan orang Betawi yang menggunakan petasan untuk memeriahkan suasana dengan meniru orang Tionghoa yang bermukim di sekitar mereka. Ada berbagai macam petasan yaitu petasan asap, petasan air mancur, sparklers, spinners/petasan gasing, petasan roket, petasan kincir, dll.
Komposisi
Beberapa komposisi pembuatan black powder/mesiu (bahan peledak kimia dengan daya ledak rendah) yang dikenal, antara lain:
Campuran antara potasium nitrat (KNO3), belerang, dan serbuk aluminium
Campuran antara sodium nitrat (NaNO3), charcoal, dan belerang
Campuran antara potasium nitrat dan charcoal (tanpa belerang)
Pyrodex, merupakan campuran antara potasium nitrat, potasium perklorat (KClO4), charcoal, belerang, sianoguanidin, sodium benzoat, dan dekstrin.
Fakta Unik Petasan
Cahaya yang dihasilkan merupakan perpaduan dari dua jenis
Jika diperhatikan kembang api yang meledak di atas langit memberikan 2 cahaya yang berbeda. Perlu diketahui bahwa cahaya yang diberikan berasal dari cahaya incadescence dan luminescence. Incandescence merupakan cahaya yang dihasilkan dari energi kalor, sedangkan luminescence berasal dari sumber energi yang lainnya selain kalor. Perpaduan dua cahaya ini menghasilkan warna yang berbeda setiap ledakannya. Warna yang keluar terlihat menakjubkan.
Warna yang dihasilkan sesuai keinginan
Ketika menyaksikan perayaan tahun baru dengan memasang kembang api, tentunya akan melihat perpaduan warna yang diledakkan. Perpaduan warna yang berbeda ini berasal dari senyawa kimia. Senyawa kimia yang dapat menghasilkan warna-warna, yaitu warna merah didapatkan dari senyawa stronsium karbonat, warna orange berasal dari senyawa kalsium klorida, dan warna kuning bisa didapatkan dari senyawa sodium nitrat.
Kembang api memiliki 3 komponen yang berbeda
Komponen dalam kembang api memiliki fungsi untuk meluncurkan isi ke langit. Ketiga komponen ini adalah fuel, oxidizer, dan binder dengan fungsi yang berbeda-beda. Fuel memiliki fungsi untuk membantu kembang api dalam membakar saat ingin digunakan. Oxidizer berfungsi sebagai penyediaan oksigen saat fuel dibakar. Binder berfungsi untuk merapatkan seluruh komponen yang berada di dalam kembang api.
Asal suara ledakan kembang api
Suara ledakan atau dentuman yang ditimbulkan ketika memasang kembang api memang membuat kaget, namun momen itulah yang selalu dinantikan. Suara ledakan ini berasal dari hasil pelepasan energi di kembang api ke udara yang luas. Energi yang dikeluarkan akan menyebabkan udara mengembang secara cepat dari kecepatan suara yang diberikan.
Cara Kerja Petasan
Untuk zat pengoksidasi, seringkali digunakan garam perklorat atau nitrat, yang dapat melepaskan gas oksigen dan semburan api pada kembang api. Bahan bakar bereaksi dengan zat pengoksidasi untuk menciptakan gas. Sulfur dalam bubuk hitam akan terus mengintensifkan reaksi antara kedua bahan lainnya. Pyrotechnicians (ahli kembang api) sering menambahkan garam logam untuk campuran ini untuk membuat kembang api berwarna-warni. Di sinilah warna yang berasal dari atom hasil pemanasan pompa energi natrium, barium dan strontium dengan elektron mendesing di sekitar inti masing-masing. Elektron dengan energi besar menembak hingga ke lokasi yang lebih tinggi. Ketika jatuh kembali ke posisi sebelumnya, elektron kehilangan energi ekstra dan berubah sebagai cahaya tampak.
Jumlah energi yang dilepaskan selama proses ini tergantung pada elemennya - berkaitan dengan warna cahaya yang kita lihat. Energi yang lebih tinggi, seperti yang terbuat dari atom tembaga, sesuai dengan panjang gelombang lebih pendek dari cahaya menuju cahaya spektrum biru. Cahaya merah dari atom strontium memiliki energi gelombang lebih rendah. (Proses yang sama terjadi pada lampu neon warna- Listrik memberi energi pada neon, karena adanya xenon atau argon di lampu).
Ledakan keras berasal dari ledakan di dalam tabung, seperti granat. Gas berkembang lebih cepat dari kecepatan suara saat semburan, menciptakan ledakan sonik - keras. Untuk membuat Kembang api bersiul lebih rumit. Pyrotechnicians perlu menemukan bahan yang tepat sehingga pembakaran campuran senyawa kimia cukup untuk mendorong udara keluar dari tabung nya - tetapi tidak meledak dengan keras. Pola semburan indah dari kembang api tergantung pada bagaimana desainer menempatkan peledak di dalam tabung/wadah.
Sumber :
www.id.m.wikipedia.org/wiki/Petasan#:~:text=campuran%20antara%20sodium%20nitrat%20
www.kaskus.co.id/thread/52ce4027fcca171177000274/cara-kerja-kembang-api-hingga-bisa-meledak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.