[PRESS RELEASE] HMTK ROOMS 2025

HMTK ROOMS 2025

UNLOCK YOUR LEADERSHIP: TENTUKAN ARAH, WUJUDKAN LANGKAH



HMTK FT UNS kembali melaksanakan HMTK ROOMS, salah satu progam kerja dari bidang POSDM, pada hari Minggu, 5 Oktober 2025. Acara ini menyusung tema ‘‘Unlock Your Leadership: Tentukan Arah, Wujudkan Langkah’’ yang dibawakan oleh Ahmad Nur Hidayat, selaku pembicara.

Kepemimpinan didefinisikan sebagai sebuah proses mempengaruhi dan membuat orang lain memahami apa yang harus diselesaikan serta bagaimana cara melakukannya, sekaligus memfasilitasi usaha kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks organisasi, terdapat lima gaya kepemimpinan utama yang dapat diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi tim. Pertama, gaya kepemimpinan otokratik bercirikan pemimpin yang mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan bawahan, cocok digunakan saat situasi darurat yang membutuhkan keputusan cepat. Gaya paternalistik menampilkan pemimpin yang berperan seperti ‘‘bapak’’ yang penuh perhatian dan protektif, ideal untuk tim yang masih baru dan membutuhkan arahan. Gaya kharismatik mengandalkan pengaruh kuat dari wibawa dan pesona pribadi pemimpin untuk membangkitkan semangat dan motivasi tim. Sementara itu, gaya laissez-faire memberikan kebebasan penuh kepada anggota tanpa banyak kontrol, efektif ketika anggota tim sudah ahli dan mandiri. Terakhir, gaya demokratik melibatkan anggota dalam diskusi dan pengambilan keputusan untuk membangun partisipasi serta rasa memiliki bersama.

Menjadi pemimpin yang efektif, seseorang perlu menguasai tiga aspek kepemimpinan utama. Pertama adalah self-leadership, yaitu kemampuan mengenal diri sendiri melalui self-awareness dan mengelola diri melalui self-management untuk mencapai tujuan hidup. Kedua adalah functional leadership yang berfokus pada bagaimana pemimpin berfungsi secara efektif dalam organisasi dengan mengoptimalkan sumber daya, mengelola proses, dan memastikan tujuan tercapai melalui komunikasi efektif dan kolaboratif. Ketiga adalah transformational leadership, gaya kepemimpinan yang mampu menginspirasi, memotivasi, dan mempengaruhi pengikut untuk melampaui kepentingan pribadi demi kepentingan bersama. Transformational leadership memiliki empat dimensi penting yang diadaptasi dari filosofi Ki Hajar Dewantara ‘‘Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayan’’. Dimensi pertama adalah idealized influence atau karisma, di mana pemimpin menjadi teladan dengan menunjukkan integritas dan nilai moral tinggi. Dimensi kedua adalah inspirational motivation, yaitu kemampuan mengkomunikasikan visi yang jelas dan inspiratif kepada tim. Dimensi ketiga adalah intellectual stimulation yang menciptakan lingkungan kerja yang mendorong pemikiran kritis dan solusi kreatif. Adapula dimensi individual consideration, di mana pemimpin memperhatikan dan menyesuaikan gaya kepemimpinan berdasarkan kebutuhan unik setiap anggota tim.

Dalam praktiknya, seorang pemimpin perlu mengenali karakteristik anggota timnya yang terbagi dalam empat tipe, yaitu mau dan mampu, mau tapi tidak mampu, mampu tapi tidak mau, serta tidak mau dan tidak mampu. Pemimpin juga perlu memprioritaskan tugas berdasarkan matriks penting dan mendesak. Untuk mengembangkan diri sebagai pemimpin, diperlukan personal development plan yang mencakup identifikasi kelebihan dan kelemahan, nilai-nilai hidup, komitmen mengatasi kelemahan, serta legacy atau warisan yang ingin ditinggalkan untuk tim dan organisasi. Pada akhirnya, kepemimpinan bukan tentang menunggu momen yang sempurna, tetapi tentang mengambil momen tersebut dan menjadikannya sempurna sambil menginspirasi orang lain untuk bermimpi lebih, belajar lebih, berbuat lebih, dan menjadi lebih baik.

Dengan diadakannya HMTK ROOMS yang bertemakan “Unlock Your Leadership: Tentukan Arah, Wujudkan Langkah”, diharapkan para mahasiswa baru dapat memahami pentingnya peran kepemimpinan dalam kehidupan akademik maupun organisasi. Ke depannya, diharapkan para peserta mampu menerapkan nilai-nilai kepemimpinan yang telah diperoleh, berani menentukan arah tujuan pribadi maupun kelompok, serta mampu mewujudkan langkah-langkah konkret untuk membawa perubahan positif di lingkungan kampus maupun di masyarakat.

Share:

[BUTENA 8] CAHAYA BIRU REAKTOR NUKLIR: Misteri di Balik Pancaran Radiasi Cherenkov

CAHAYA BIRU REAKTOR NUKLIR: Misteri di Balik Pancaran Radiasi Cherenkov

Bila membahas hal-hal tentang Teknik Kimia, pastilah tak jauh dari pembahasan reaktor. Salah satunya adalah reaktor nuklir. Reaktor nuklir adalah sistem yang dirancang untuk mengekstrak energi nuklir yang diperoleh melalui proses fisi nuklir, yaitu pembelahan inti atom berat (seperti uranium-235 atau plutonium-239) menjadi inti-inti yang lebih ringan disertai pelepasan energi besar, neutron, dan partikel bermuatan. Reaktor nuklir menggunakan bahan bakar seperti uranium-235 (U-235) yang ketika menyerap neutron akan membelah menjadi fragmen fisi dan memancarkan beberapa neutron baru. Reaksi berantai ini menghasilkan energi dalam bentuk panas sekaligus partikel bermuatan berenergi tinggi sebagai sumber energi utama di pembangkit listrik tenaga nuklir.

Reaksi fisi nuklir U-235 adalah:

¹n + ²³⁵U → ¹⁴¹Ba + ⁹²Kr + 3¹n + energi 

Keterangan:

¹n: Menandakan satu neutron yang menumbuk inti U-235.

²³⁵U: Menandakan inti uranium-235.

¹⁴¹Ba: Menandakan inti barium-141, salah satu produk fisi.

⁹²Kr: Menandakan inti kripton-92, salah satu produk fisi.

3¹n: Menandakan tiga neutron yang dilepaskan.

Energi: Menandakan energi yang dilepaskan dalam bentuk panas dan radiasi gamma.

Dari reaksi di atas dapat ditarik kesimpulan, uranium-235 yang menyerap sebuah neutron akan membelah menjadi Barium-141 dan Kripton-92. Dilepaskan pula sekitar 3 neutron baru (yang bisa melanjutkan reaksi berantai) serta energi dalam jumlah besar.

Untuk mendinginkan dan memperlambat neutron setelah fisi, reaktor biasanya menggunakan air murni (demineralisasi) yang juga berfungsi sebagai moderator. Air pendingin dialirkan melalui inti reaktor, tempat batang bahan bakar berada, untuk menyerap panas yang dihasilkan dari fisi nuklir. Panas yang terserap air pendingin ini kemudian ditransfer ke sirkuit sekunder untuk menghasilkan uap, yang akan memutar turbin dan menghasilkan listrik. Air murni ini juga berperan sebagai perisai radiasi yang mengurangi paparan bagi pekerja, sekaligus menjaga bahan bakar tetap stabil. Itulah sebabnya batang bahan bakar, baik yang masih aktif maupun yang sudah digunakan, disimpan di kolam air yang dalam.

Nah, di dalam kolam reaktor ini, sering terlihat cahaya biru terang. Mengapa hal ini terjadi? Cahaya biru ini bukan berasal dari pijaran bahan bakar, melainkan dari fenomena radiasi ÄŒerenkov. Radiasi ÄŒerenkov ialah suatu fenomena optik ketika partikel bermuatan hasil fisi (biasanya elektron) bergerak lebih cepat daripada kecepatan cahaya di dalam medium bening seperti air. Keadaan ini serupa dengan gelombang kejut suara (sonic boom) pada pesawat supersonik, hanya saja terjadi dalam bentuk cahaya. Tapi mungkin muncul pertanyaan baru di pikiranmu, bagaimana mungkin partikel dapat bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya?

Saat bergerak melalui air, cahaya melambat hingga 75% dari kecepatan normalnya. Ini memungkinkan partikel yang dipancarkan dari bahan bakar nuklir dapat bergerak lebih cepat dari cahaya dalam air. Saat partikel bermuatan ini mengganggu molekul air di jalurnya, partikel cahaya, atau yang dikenal sebagai foton, dilepaskan. Foton adalah jenis radiasi elektromagnetik yang bergerak dalam gelombang. Bentuk gelombang ini ditentukan oleh tinggi dan jarak antar gelombangnya. Partikel-partikel foton ini menciptakan "gelombang kejut" cahaya biru atau ungu yang terlihat.

Mengapa warnanya biru? Foton yang dihasilkan dari radiasi ÄŒerenkov ini memiliki frekuensi tinggi dan panjang gelombang pendek. Ini tampak oleh mata manusia sebagai biru atau ungu pada spektrum elektromagnetik. Karena radiasi lebih kuat pada panjang gelombang pendek, maka cahaya yang terlihat dominan adalah warna biru. Fenomena ini menjadi tanda visual khas dari reaktor nuklir yang sedang beroperasi.




Sumber:

Jelley, J. V. (1958). ÄŒerenkov Radiation and Its Applications. Pergamon Press.

Krane, K. S. (1988). Introductory Nuclear Physics. John Wiley & Sons.

International Atomic Energy Agency (IAEA). Cherenkov Radiation in Nuclear Reactors.

Nero, A. V. J., & California Univ., Berkeley (USA).(1976). Guidebook to nuclear reactors. Lawrence Berkeley Lab.

Share:

[PRESS RELEASE] SOFTWARE TRAINING SESSION 2

SOFTWARE TRAINING SESSION (STS) 2: ASPEN HYSYS

2025

Kegiatan Software Training Session (STS) Kedua: Aspen Hysys yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HMTK) Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) telah sukses digelar. Acara ini dilaksanakan pada Sabtu, 20 September 2025, mulai pukul 09.00 hingga 11.30 WIB yang bertempat di Ruang 1313-1314, Gedung I, FT UNS. Kegiatan dimulai dengan pembukaan yang dibawakan oleh moderator, Rindasya Saraswati Hapsari, Mahasiswa S-1 Teknik Kimia angkatan 2023, dilanjutkan dengan penayangan video safety induction , dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian, memasuki inti yaitu pelatihan software Aspen Hysys yang dipaparkan oleh Novesa Nurgirisia, S.T., M.T. dan diakhiri dengan penyerahan sertifikat pembicara, dokumentasi, dan penutup.

Pada era industri 4.0, penguasaan perangkat lunak simulasi proses menjadi keharusan bagi para insinyur, terutama di bidang petrokimia, minyak dan gas, serta pupuk. Salah satu perangkat lunak yang paling diandalkan adalah Aspen Hysys . Aplikasi ini tidak hanya digunakan untuk pengaplikasian dasar termodinamika, tetapi juga berperan penting dalam perancangan berbagai alat industri, seperti heat exchanger , reaktor , dan menara distilasi. Aspen Hysys secara khusus menekankan pada simulasi proses yang melibatkan fase cair dan gas.

Tahap awal dalam penggunaan Aspen Hysys ialah membuat kasus baru ( create new case ). Pengguna kemudian akan diarahkan untuk memilih komponen-komponen senyawa yang akan disimulasikan dari pustaka ( library ) yang tersedia, contohnya adalah H 2 O. Setelah itu, pemilihan fluid package dilakukan dengan bantuan Methods Assistant guna memastikan paket fluida yang dipilih sesuai dengan karakteristik proses. Untuk perhitungan dasar, Peng-Robinson sering kali menjadi opsi utama. Setelah semua parameter teridentifikasi, lembar kerja digunakan sebagai media untuk simulasi. Berbagai menu dan bilah alat ( basic tools ) menyediakan beragam opsi untuk menambahkan unit operasi seperti mixer, separator , dan reaktor .

Dalam lembar kerja, terdapat dua jenis aliran utama yaitu aliran material (berwarna biru) dan aliran energi (berwarna merah). Aliran material yang belum diisi datanya akan ditandai dengan warna biru muda. Untuk memulai simulasi, pengguna wajib mengisikan data-data seperti laju alir, tekanan, dan suhu pada kolom condition, serta fraksi dan jenis bahan pada kolom composition . Setiap data yang dimasukkan harus memperhatikan satuan yang digunakan, seperti derajat Celsius atau Kelvin. Status pada aliran dan unit operasi ditandai dengan warna yang mempermudah identifikasi, seperti hijau untuk kondisi normal, kuning untuk peringatan, merah untuk kesalahan, dan hitam untuk objek yang tidak aktif. Perubahan warna pada bilah status menjadi hijau menandakan perhitungan berjalan dengan baik, sementara warna kuning dan merah mengindikasikan adanya kondisi yang perlu diperhatikan atau kesalahan yang harus diperbaiki.

Sebagai contoh, simulasi pompa dapat dilakukan dengan menginput laju alir, suhu, tekanan, dan komposisi. Jika terjadi kesalahan, status akan berubah menjadi merah. Pengguna dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan membaca keterangan yang tertera pada rambu-rambu berwarna kuning yang tersedia di bagian status simulasi. Opsi " on hold " memungkinkan perhitungan ditunda, sementara " active " mengizinkan perhitungan untuk dilanjutkan. Apabila ada komponen yang tidak tersedia dalam pustaka, pengguna dapat menambahkannya melalui fitur hypothetical component .

Kegiatan pelatihan Software Training Session (STS) Kedua: Aspen Hysys ini sangatlah krusial dalam membekali para peserta agar dapat berkompetensi di industri saat ini. Penguasaan simulasi proses bukan lagi sekadar pengetahuan teoretis, melainkan sebuah keterampilan fundamental yang esensial bagi para insinyur, khususnya di bidang petrokimia dan energi. Harapannya, ilmu dan keahlian yang diperoleh dari pelatihan ini dapat menjadi bekal berharga bagi para peserta dalam meniti karier di bidang yang lebih profesional.


Share:

[BUTENA 7] Net-Zero Ethane Cracker: Inovasi Ramah Lingkungan dalam Produksi Etilena

BUTENA 7

Net-Zero Ethane Cracker: Inovasi Ramah Lingkungan dalam Produksi Etilena



Etilena (H₂C=CH₂) merupakan salah satu bahan kimia terpenting di dunia karena menjadi bahan baku utama untuk berbagai produk turunan seperti polietilena, polipropilena, serat sintetis, botol plastik, film, dan bahan kimia lainnya. Namun, proses produksi etilena dengan metode steam cracking konvensional membutuhkan energi dalam jumlah sangat besar dan menghasilkan emisi karbon dioksida (CO₂). Hal ini menjadikan industri etilena sebagai salah satu penyumbang besar emisi gas rumah kaca dari sektor kimia global. Oleh karena itu, inovasi dalam teknologi cracker yang lebih efisien dan ramah lingkungan menjadi sangat penting.

Salah satu inovasi terbaru adalah net-zero ethane cracker yang dikembangkan oleh Lummus Technology. Teknologi ini dirancang untuk memproduksi etilena dalam skala besar dengan emisi karbon nol, melalui pemanfaatan hidrogen sebagai bahan bakar utama, pemulihan energi panas buang, serta pengurangan konsumsi steam.

Proses produksi etilena dalam net-zero ethane cracker dimulai dengan etana (C₂H₆) sebagai bahan baku utama karena menghasilkan rendemen etilena paling tinggi dengan produk samping paling sedikit. Etana dipanaskan bersama steam pengencer dalam fired heater hingga suhu sangat tinggi (>800 °C) dengan waktu tinggal singkat (150–500 milidetik). Pada kondisi ini terjadi reaksi dehidrogenasi endotermik:

C2​H6C2​H4​+H2

Reaksi ini menghasilkan etilena (C₂H₄) dan hidrogen (H₂) sebagai produk utama. Selain itu, terdapat reaksi samping yang menghasilkan metana (CH₄), propilena (C₃H₆), butadiena (C₄H₆), dan hidrokarbon berat:

C2​H6CH4​+H2

2C2​H6C3​H6​+CH4​+H2

Berbeda dengan teknologi konvensional yang menggunakan fuel gas berbasis karbon sehingga menghasilkan emisi CO₂, net-zero ethane cracker menggunakan hidrogen murni hasil samping dari cracking sebagai bahan bakar heater. Dengan demikian, gas buang hanya mengandung uap air dan nitrogen tanpa emisi karbon dioksida.

Selanjutnya, panas dari gas buang tidak dibuang sia-sia, melainkan dimanfaatkan kembali melalui sistem pemulihan panas. Energi ini digunakan untuk memanaskan ulang umpan etana, menghasilkan steam tekanan tinggi (SHP steam) untuk turbin kompresor, serta memenuhi kebutuhan utilitas pabrik. Gas hasil cracking segera didinginkan dengan transfer line exchanger (TLE) untuk menghentikan reaksi lanjutan yang tidak diinginkan, lalu melalui secondary TLE sebelum memasuki tahap pemisahan kriogenik.

Pada tahap pemisahan, etilena murni (>99,9%) diperoleh, sementara hidrogen dipisahkan dan digunakan ulang sebagai bahan bakar heater. Produk samping seperti metana, propilena, butadiena, dan fraksi berat turut dimanfaatkan untuk keperluan industri lain. Dengan rangkaian ini, seluruh sistem dapat mencapai operasi bebas CO₂ (net-zero).



Gambar 1. Net-Zero Ethane Cracker Process



Inovasi utama dari net-zero ethane cracker terletak pada:

  1. Penggunaan hidrogen murni sebagai bahan bakar fired heater sehingga menggantikan fuel gas karbon dan menghilangkan emisi CO₂.

  2. Pemulihan panas buang, yang mengurangi kebutuhan produksi steam hingga 35–40% dan meningkatkan efisiensi energi.

  3. Air preheat, yaitu pemanasan udara pembakaran hingga >600 °C yang mampu menekan kebutuhan bahan bakar hingga 24%.

  4. Pengendalian emisi NOx dengan teknologi Selective Catalytic Reduction (SCR), yang dapat menurunkan emisi NOx hingga 60%.

  5. Keandalan sistem, karena hidrogen yang dihasilkan cukup untuk kebutuhan internal pabrik, dengan cadangan metana atau gas lain sebagai backup.

Dengan kapasitas produksi 1.800 kiloton etilena per tahun (KTA), teknologi ini dapat diterapkan pada skala industri besar tanpa perubahan signifikan pada unit utama selain sistem pemulihan hidrogen dan pengaturan ulang pemanfaatan panas.

Net-zero ethane cracker merupakan inovasi penting dalam upaya dekarbonisasi industri petrokimia. Teknologi ini mampu menghasilkan etilena dengan emisi CO₂ nol melalui pemanfaatan hidrogen murni sebagai bahan bakar, pemulihan energi panas buang, serta pengurangan konsumsi steam. Selain ramah lingkungan, sistem ini juga terbukti efisien, andal, dan ekonomis karena memanfaatkan teknologi yang sudah teruji.

Dengan demikian, net-zero ethane cracker tidak hanya menjadi solusi produksi etilena yang berkelanjutan, tetapi juga membuka peluang penerapan lebih luas pada cracker berbahan baku lain seperti LPG atau nafta. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu terobosan terbesar dalam transisi energi dan pengurangan emisi industri kimia global.



Share:

[PRESS RELEASE] Wisuda Prodi Periode Agustus 2025

Wisuda Prodi Periode Agustus HMTK FT UNS: Momentum Apresiasi dan Motivasi

Surakarta, 29 Agustus 2025 – Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HMTK) Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret menggelar Wisuda Program Studi S-1 Teknik Kimia pada Jumat (29/8) di Ruang Sidang Utama Gedung 3 FT UNS. Acara berlangsung pukul 16.00–17.15 WIB dengan penuh khidmat.

Rangkaian acara diawali pembukaan oleh MC Vanny Indah Permatasari, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars HMTK. Selanjutnya, sambutan diberikan oleh Ketua Umum HMTK, Dimas Nabil Fii Sabilillah, serta Kepala Program Studi S-1 Teknik Kimia, Dr. Ir. Joko Waluyo, S.T., M.T. Dalam pesannya, Bapak Joko Waluyo menekankan bahwa wisuda bukan akhir perjalanan, melainkan awal untuk terus belajar dan berkembang. Beliau juga meyakinkan para wisudawan bahwa lulusan Teknik Kimia memiliki peluang kerja yang luas di berbagai bidang.

Pada periode Agustus ini, terdapat dua wisudawan yang diwisuda, yakni Pratama Vhaliha Shihabuddin, S.T. dan Samantha Yuliana Sanjaya, S.T.. Acara kemudian diisi dengan penyampaian kesan pesan dari perwakilan tiap angkatan, serta ditutup dengan kesan pesan dari perwakilan wisudawan.

     

Sebagai penutup, ditampilkan persembahan duet Sound of Chemica (SOC), kemudian dilanjutkan dengan sesi dokumentasi bersama.

Dengan terselenggaranya Wisuda Prodi Agustus 2025, HMTK UNS berharap acara ini dapat menjadi bentuk apresiasi sekaligus dorongan motivasi bagi para wisudawan untuk terus berkarya dan mewujudkan cita-cita di masa depan.


Share:

Kaldik 1 2025

Kaldik 1

Kaldik 1 2025

Flipbook Page 2
Flipbook Page 3
Flipbook Page 4
Flipbook Page 5
Flipbook Page 6
Flipbook Page 7
Flipbook Page 8
Flipbook Page 9
Flipbook Page 10
Flipbook Page 11
Flipbook Page 12
Unduh Kaldik 1 2025
Share:

[PRESS RELEASE] Sarasehan Teknik Kimia 2025

Sarasehan Teknik Kimia 2025


Sarasehan Teknik Kimia merupakan salah satu program kerja bidang Hubungan Masyarakat HMTK FT UNS. Sarasehan kali ini kembali dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Agustus 2025 secara hybrid di Ruang Multimedia Gedung 4 Fakultas Teknik UNS dan via Zoom Meeting. Tema yang dibawakan pada sarasehan kali ini ialah “Sosialisasi Perkuliahan Semester Genap” yang dibawakan oleh Dr. Joko Waluyo, S.T., M.T. selaku Kepala Prodi S-1 Teknik Kimia FT UNS dan Firman Asto Putro, S.T., M.T selaku Kepala Prodi D-3 Teknik Kimia FT UNS.

Kegiatan sarasehan dimulai pada pukul 14.30 WIB dan diakhiri pada pukul 17.30 WIB dengan dihadiri oleh mahasiswa S-1 dan D-3 serta beberapa dosen Teknik Kimia. Acara dimoderatori oleh Zulfa Nur Azizah (Mahasiswa D-3 Teknik Kimia UNS). Rangkaian acara dimulai dengan pembukaan oleh moderator, pemutaran video safety induction, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan sambutan oleh Ketua HMTK FT UNS (Dimas Nabil Fii Sabilillah) serta Ketua KADIKA SV UNS (Ihsan Firdaus), dilanjutkan dengan pemaparan materi, sesi tanya jawab, penyampaian aspirasi, dan diakhiri dengan sesi dokumentasi beserta penutup.

Materi yang disampaikan oleh Dr. Joko Waluyo, S.T., M.T. berisi mengenai informasi terkait KRS dan perkuliahan. Terkait KRS, Konsultasi KRS dibuka tanggal 19 Agustus dan diharapkan bertemu dengan dosen masing-masing secara offline atau luring. Pemilihan mata kuliah harus konsisten (jika mengambil kelas A, berarti semua mata kuliah berada di kelas A dan seterusnya), jika ada yang bertabrakan maka akan dipilihkan oleh pihak administrasi. Untuk kelas Simulasi Desain Proses, diutamakan sesuai kelasnya masing-masing dan sisanya baru ke kelas D. Untuk distilasi dan ekstraksi kuota dibagi rata, tetapi tetap usahakan sesuai kelas yang lain.

Kaprodi juga memberikan informasi jika batas pengerjaan laporan Kerja Praktek maksimal selama 6 bulan dari keberangkatan, jika lebih dari 6 bulan akan diminta untuk KP ulang atau nilai maksimal C. Selain itu, kaprodi juga berpesan bagi angkatan 2023, diharapkan sudah mengambil mata kuliah Teknologi Informasi dan Matematika: Aljabar.  Pengerjaan penelitian diusahakan maksimal selama 1 tahun dimulai dari semester 6, sehingga akhir semester 7 bisa dilaksanakan Presentasi Hasil Penelitian (penilaian hasil).  Presentasi dapat juga digantikan dengan mengikuti Seminar Nasional/Internasional atau Bukti submit jurnal nasional.

Dengan adanya sarasehan ini diharapkan dapat menjalin komunikasi secara lebih transparan antara program studi dan mahasiswa, serta aspirasi dapat tersampaikan dan mendapatkan solusinya, sehingga menjadikan Program Studi Teknik Kimia FT UNS semakin maju.


Share:

Postingan Populer

Arsip Blog