Plastik banyak digunakan untuk botol minuman dan kemasan-kemasan kebutuhan sehari-hari. Data di Dinas Pekerjaan Umum Surakarta tahun 2013 tentang persentase jumlah sampah menyebutkan, persentase sampah plastik di Surakarta mencapai 15 persen dari 80 ton sampah per tahun dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hampir semua kota bahkan semua negara mengalami masalah sampah, tetapi di negara-negara maju yang masyarakatnya telah sadar lingkungan dan didukung pengetahuan dan teknologi yang cukup, masyarakatnya telah berhasil mengatasi sampah (Wenyanti, 2016).
Terdapat macam-macam jenis botol, diantaranya PET atau Polyethylene terephthalate. Botol PET biasa digunakan dalam kemasan air mineral, minuman, minyak goreng dan bumbu-bumbu masakan lainnya, HDPE atau PEDH atau High density polyethylene, PVC atau Polyvinyl chloride, LDPE atau Low density polyethylene, PP atau Polypropylene, PS atau Polystyrene, biasa digunakan dalam kemasan minuman dan kemasan styrofoam, tempat minum sekali pakai seperti sendok, garpu gelas bahkan bisa untuk bahan bangunan (flooring), dan terakhir Other atau O. Jenis plastik dari Other atau O ini ada 4 macam yakni SAN atau styrene acrylonitrile, ABS atau acrylonitrile butadiene styrene, PC atau polycarbonate, dan Nylon.
Plastik yang berbahaya adalah jenis PC atau polycarbonate. Penggunaan bahan plastik ini sangat berbahaya untuk makanan dan minuman karena dapat menghasilkan racun Bisphenol-A (BPA) dan membuat kerusakan organ dan mempengaruhi hormonal. Namun tanpa kita sadari plastik ini justru banyak digunakan pada botol minum bayi dan olahraga, piring plastik dan lain-lain (Ansav, 2022).
Botol plastik sekali pakai sering kali mengandung bahan kimia berbahaya seperti bisphenol A (BPA) dan ftalat. BPA, yang digunakan dalam pembuatan botol plastik dan wadah makanan, telah dikaitkan dengan masalah hormonal dan reproduksi, serta meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes. Ftalat, yang digunakan dalam beberapa jenis plastik, juga dikaitkan dengan masalah reproduksi dan pertumbuhan. Penelitian terbaru telah mengungkapkan terdapat hubungan yang kuat antara paparan jangka panjang terhadap bahan kimia tersebut dan masalah kesehatan manusia.
Oleh karena itu, sebisa mungkin kita perlu meminimalisir penggunaan botol plastik. Oleh karena itu, ada beberapa alasan mengapa penting untuk meminimalisir penggunaan botol plastic. Pertama, karena pencemaran lingkungan, Kedua, memiliki dampak buruk terhadap kesehatan. Ketiga, sampah plastik yang sulit terurai. Terakhir, alternatif ramah lingkungan.
Memilih botol minum yang tepat adalah langkah yang penting dalam meminimalisir penggunaan botol plastic dengan cara memilih botol air yang terbuat dari bahan tahan lama seperti stainless steel, kaca, atau bahkan logam karena akan lebih tahan lama jika digunakan, menggunakan botol minum yang dirancang untuk digunakan berulang kali. Botol ini dirancang untuk bertahan dalam jangka waktu yang lama, memilih botol dengan desain menarik akan lebih mungkin digunakan secara teratur, dan menghindari membeli air dalam botol plastik sekali pakai. Pertimbangkan untuk membawa botol minum sendiri daripada menggunakan botol plastik. Dengan memilih botol minum yang tepat dan mengadopsi kebiasaan penggunaan ulang, kita dapat berkontribusi pada upaya global untuk mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai dan mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan dan juga terhadap diri kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.