BUTENA EDISI 9 : Gas Air Mata

Gas Air Mata



Gas air mata pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi beberapa waktu lalu gas air mata sempat menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. Namun, sebenarnya apakah itu gas air mata? Senyawa apa yang ada di dalamnya? 

Gas air mata termasuk senjata kimia yang digunakan untuk melumpuhkan dengan menyebabkan iritasi pada mata dan/atau sistem pernapasan. Meskipun namanya adalah ‘gas’, namun gas air mata sejatinya tidak berwujud gas. Gas air mata merupakan bubuk bertekanan yang menciptakan kabut saat digunakan. Gas air mata dapat disimpan dalam bentuk semprotan ataupun granat. Gas air mata biasanya terdiri dari campuran aerosol, seperti bromoaseton dan metilbensil bromida. Bahan kimia yang sering digunakan untuk pembuatan gas air mata antara lain gas CS (2-klorobenzalmalononitril, C10H5ClN2), CN (kloroasetofenon, C8H7ClO), CR (dibenzoksazepin, C13H9NO), dan semprotan merica (gas OC, oleoresin capsicum). Gas CS adalah gas yang umum digunakan dalam pembuatan gas air mata. 

Gas air mata bekerja dengan membuat iritasi membran mukus pada mata, hidung, mulut, dan paru-paru. Efek yang ditimbulkan yaitu menyebabkan tangis, bersin, batuk, kesulitan bernapas, nyeri di mata, dan buta sementara. Gejala iritasi biasanya muncul setelah paparan selama 20 hingga 60 detik dan sembuh setelah 30 menit sejak meninggalkan tempat penyemprotan gas. Paparan terhadap gas air mata menyebabkan dampak jangka pendek seperti mata berair, mata merah, pandangan kabur, mata terasa panas, mata gatal, mata bengkak, dan terkadang dapat menyebabkan kedutan. Sedangkan dampak jangka panjang yang ditimbulkan termasuk pengembangan penyakit pernapasan, luka dan penyakit mata parah, radang kulit, kerusakan pada sistem peredaran darah dan pencernaan, bahkan kematian, khususnya pada kasus dengan paparan tinggi.

Pertolongan pertama ketika terpapar gas air mata adalah segera pergi dari daerah terpapar gas ke tempat berudara segar. Untuk mengurangi reaksi pada kulit dapat dilakukan dengan segera melepas pakaian yang terpapar, menghindari penggunaan handuk bersama, dan segera melepas lensa kontak karena ada kemungkinan ditempeli partikel. Sedangkan pertolongan pertama untuk rasa terbakar pada mata dapat dilakukan irigasi (menyemprot atau membilas) dengan air untuk membuang zat kimianya. Mandi dan menggosok seluruh tubuh dengan sabun dan air juga dapat menghilangkan partikel yang melekat pada kulit. 


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Postingan Populer

Arsip Blog