[BUTENA VI] Peran Paracetamol dalam Obat



Peran Paracetamol dalam Obat

Gambar 1 Obat Paracetamol dalam bentuk tablet

Paracetamol adalah obat untuk meredakan demam dan nyeri ringan hingga sedang, misalnya sakit kepala, nyeri haid, atau pegal-pegal. Paracetamol atau acetaminophen tersedia dalam bentuk tablet, sirop, tetes, suppositoria, dan infus. Paracetamol dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Untuk paracetamol sirup atau tetes, botol harus dikocok terlebih dahulu sebelum obat digunakan.  Untuk membuat dosis yang tepat, harus menggunakan sendok takar atau pipet yang tersedia di dalam kemasan obat. Jika menggunakan sendok biasa, dosis yang didapatkan menjadi tidak tepat. (Nareza, 2022).

Gambar 2 Obat Paracetamol dalam bentuk tablet dan sirup

Paracetamol diketahui dapat bekerja pada pusat pengaturan suhu yang ada di otak untuk menurunkan suhu tubuh saat seseorang sedang mengalami demam. Selain itu, paracetamol juga bisa menghambat pembentukan prostaglandin, yaitu senyawa yang memicu nyeri dan bengkak ketika terjadi kerusakan atau cedera pada jaringan tubuh (Nareza, 2022).

Paracetamol dapat menimbulkan interaksi jika digunakan dengan obat lain. Beberapa interaksi yang dapat terjadi, seperti penurunan penyerapan paracetamol jika digunakan dengan cholestyramine; meningkatkan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan warfarin, terutama pada penggunaan paracetamol dalam jangka panjang; dan menurunkan efektivitas obat lamotrigine dalam mencegah kejang. Selain itu, penggunaan paracetamol bersamaan dengan konsumsi minuman beralkohol bisa meningkatkan risiko terjadinya kerusakan hati (Aulia, 2018). 

                              Sifat Kimia


Paracetamol

Formula: C8H9NO2

Senyawa turunan benzena tersubstitusi oleh 2 gugus fungsi yaitu hidroksil dan amida (acetamida/ ethenamida)

Tersusun dari senyawa N-acetyl-para-aminophenol dan para-acetyl-amino-phenol.

Keuntungan pemakaian paracetamol antara lain adalah indeks terapinya lebar, bioavailabilitas bagus setelah pemberian oral, eliminasi cepat, interaksi dengan obat lain dalam jumlah kecil, harga yang murah, bisa dibeli bebas tanpa resep dokter dan efek sampingnya yang sedikit (Nuryati, 2017).

Dibandingkan dengan obat penurun panas lainnya, termasuk ibuprofen, paracetamol paling aman asalkan digunakan dengan dosis normal dan tidak dalam jangka panjang. Jika pasien tidak bisa menelan obat, mereka bisa menggunakan paracetamol dalam bentuk supositoria yang dimasukkan ke dalam dubur. Sementara itu, hati-hati dalam menggunakan obat tetes paracetamol. Aturan pemakaian sebelum digunakan harus dibaca dengan betul. Overdosis paracetamol bisa menyebabkan masalah di liver atau hati. Risiko overdosis harus diwaspadai mengingat aturan pakai obat-obatan di Indonesia biasanya didasarkan pada umur, bukan berat badan (Adhi, 2020).

 


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Postingan Populer

Arsip Blog