BUTENA EDISI 8 : DME Pengganti LPG

 DME Pengganti LPG

Mengenal Apa Itu DME, Calon Pengganti Elpiji Halaman all - Kompas.com

Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo meresmikan pembangunan atau peletakan batu pertama alias groundbreaking proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) di kawasan industri Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Presiden mengatakan proyek DME ini sangat penting karena bisa berperan sebagai pengganti Liquefied Petroleum Gas (LPG), sehingga bisa mengurangi impor LPG yang selama ini mencapai 6-7 juta ton per tahun atau sekitar 80% dari kebutuhan LPG di dalam negeri.

Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral RI menyebut telah melakukan penelitian pemanfaatan DME sebagai bahan bakar sejak 2009. Pada pertengahan 2020 lalu, Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral memaparkan beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain: uji coba laboratorium pemanfaatan bahan bakar DME, pengembangan kompor khusus DME bekerja sama dengan pihak pabrikan kompor, uji terap penggunaan DME pada rumah tangga bekerja sama dengan PT Pertamina dan PT Bukit Asam, analisis biaya manfaat (Cost & Benefit Analysis) pemanfaatan DME untuk substitusi LPG rumah tangga dan kajian biaya produksi batubara mulut tambang bekerja sama dengan PT Pertamina.

DME sendiri adalah bahan bakar multi-source (dapat diproduksi dari banyak sumber), di antaranya dari gas alam, fuel oil, batubara, limbah plastik, limbah kertas, limbah pabrik gula, dan biomassa. DME adalah senyawa bening yang tidak berwarna, ramah lingkungan dan tidak beracun, tidak merusak ozon, tidak menghasilkan particulate matter (PM) dan NOx, tidak mengandung sulfur, mempunyai nyala api biru, dan memiliki berat jenis 0,74 pada 60/60°F. Dimethyl Ether (DME) memiliki monostruktur kimia yang sederhana (CH3-O-CH3), berbentuk gas yang tidak berwarna pada suhu ambien, dan zat kimia yang stabil dengan titik didih -25,1°C. Keunggulan dari DME adalah pada dampak lingkungan. DME dinilai mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon dan meminimalisir gas rumah kaca hingga 20%. Kekurangan DME ada pada tingkat pembakaran menggunakan DME tidak sepanas LPG, yaitu memiliki kandungan panas (calorific value) sebesar 7.749 Kcal/Kg.

Sedangkan LPG (Liquified Petroleum Gas) adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. LPG didapat dari penyulingan minyak mentah atau dari kondensasi gas bumi dalam kilang pengolahan gas bumi. Pencairan gas bumi menjadi LPG dimaksudkan untuk memecahkan masalah pengangkutan ke konsumen karena volume LPG jauh lebih kecil dari volume gasnya. Untuk mempertahankan gas LPG agar tetap cair pada suhu kamar, LPG harus disimpan dalam tangki bertekanan (pressurized tank). Beberapa jenis proses yang dapat digunakan untuk mengolah gas bumi sehingga diperoleh produk LPG, antara lain proses absorpsi dan kriogenik. LPG komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). Keunggulan LPG adalah memiliki kandungan panas lebih tinggi dari DME yaitu sebesar 12.076 Kcal/Kg.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Postingan Populer

Arsip Blog