Hai, kawan seperjuangan... J
Tertarik pada keputusan Pak Jokowi mengenai pengembangan Blok
Masela, yang akhirnya diputuskan untuk membangun kilang LNG di darat. Butena edisi
kali ini akan membahas tentang perbedaan pembangunan antara sistem FLNG dan
OLNG. Akan tetapi, sebelumnya akan dibahas mengenai karakteristik gas yang ada
di blok masela. Silakan menyimak!
Gas Blok Masela
Gas pada Blok Masela merupakan salah satu sumur
gas terbesar di dunia dengan cadangan yang terdeteksi saat ini yaitu sekitar
10,73 TCF dengan kandungan gas CH4 yang tinggi. Selain itu hasil
kondensatnya pun juga terhitung sangat besar yaitu sekitar 202 MMSCFD atau
sekitar 24.000 barel per hari. Akan tetapi gas pada Blok Masela ini memiliki
kandungan lilin yang tinggi serta memiliki temperatur yang tinggi pula. Selain
itu disekitar blok masela juga terdapat palung yang dalamnya lebih dari 2000 m.
Perjalanan Blok Masela
Pada 16 Nopember 1998, ditandatangani kontrak
kerjasama (KKS) yang berisi pengelolaan sumur gas dimana kontrak ini akan berakhir
pada tahun 2028. Kemudian dilakukan pengkajian lanjutan penelitian dan pada
tahun 1999 ditemukan lapangan gas abadi melalui eksplorasi sumur pertama. Sumur
ini kemudian disertifikasi oleh LEMIGAS (Lembaga Minyak dan Gas) dengan hasil
cadangan gas sebesar 6,9 TCF. Pemerintah menyepakati PoD (Plant of Development)
dengan fasilitas FLNG sebesar 2,5 MTPA.
Pada pengeboran selanjutnya, Januari 2012-2014,
yang dilakukan untuk menentukan besar cadangan gas yang sebenarnya (sumur 8, 9,
10), ternyata INPEX menemukan cadangan gas lebih besar sehingga mengajukan
revisi PoD dari 2,5 menjadi 7,5 MTPA dengan skema yang sama yaitu FLNG (tahun
2014).
Tepatnya bulan Maret tahun 2015, LEMIGAS
mengeluarkan sertifikasi yang menyatakan bahwa cadangan gas yang ada lebih dari
10,7 TCF yang kemudian pada September tahun yang sama PoD yang telah direvisi
diserahkan ke Kementrian ESDM oleh SKK Migas. Akan tetapi terjadi perbedaan
pendapat antara Kementrian Kemaritiman dengan ESDM dan SKK Migas. Dimana
Kementrian Kemaritiman meminta untuk pembangunan unit pengolahan LNG dilakukan
di darat, sedangkan SKK Migas dan Kementrian ESDM menyarankan untuk membangun
unit pengolahan LNG di laut seperti PoD yang diserahkan oleh INPEX. Selaku
kepala negara serta penentu keputusan, akhirnya pada 23 Maret 2016, Presiden
Joko Widodo mengumumkan bahwa pembangunan unit LNG dilakukan di darat.
Antara FLNG dan OLNG
FLNG untuk Blok Masela diperkirakan dibangun
dengan investasi sekitar 14,8 milyar dolar, lebih murah 4,5 milyar dolar
daripada OLNG yang diperkirakan menelan biaya investasi sekitar 19,3 milyar
dolar. Alasan utama mengapa kilang LNG di darat justru lebih mahal daripada di
laut adalah sebagai berikut.
- Diperlukan FPSO (Floating Production Storage And Ofloading) dimana FPSO tidak terlalu jauh dimensinya dibandingkan FLNG dengan selisih seratusan meter. Alasan utama Blok Masela harus menggunakan FPSO adalah kondisi gasnya yang cenderung waxy atau berlilin, berkondensat tinggi serta memiliki temperatur yang tinggi sehingga perlu adanya treatment terlebih dahulu sebelum dialirakan dengan pipa menuju daratan.
- Proses pada FPSO tidak berbeda jauh dengan FLNG dengan perbedaan pada pengolahan Hg & CO2 removal serta liquefactionnya yang dilakukan di darat.
- Jumlah fasilitas yang dibutuhkan OLNG lebih banyak daripada FLNG, dimana OLNG membutuhkan unit FPSO, kilang LNG darat, perpipaan dari FPSO menuju kilang serta surf and subsea drilling. Sedangkan FLNG hanya membutuhkan unit FLNG, logistic supply base serta surf and subsea drilling.
Catatan :
- Blok Masela memiliki kedalaman rata-rata pada 400-800 meter.
- Jarak antara ladang gas dan pulau terdekat yang memungkinkan dibangunnya kilang darat (kepulauan Aru) adalah sekitar 600 km, 3 kali lebih jauh daripada unit produksi gas di Teluk Meksiko yang hanya 200 km dengan skema yang hampir sama.
- 4,5 milyar dolar setara dengan 2 kali biaya jalan trans papua, 5 kali biaya pembangunan jalur trans maluku, serta 31 kali biaya pengembangan Kota Ambon sebagai waterfront city.
Info tambahan :
Petronas sudah memiliki 1 unit FLNG yang sudah
aktif dan diberi nama PFLNG 1 dengan dimensi 300x60 m dan sedang membangun
PFLNG 2 dengan dimensi 321x64 m. Sedangkan Shell sedang menyelesaikan finishing FLNG-nya yang memiliki panjang
488 m.
Ekstrapolasi dan Angan-Angann
Apabila PFLNG 1 dengan sumber gas sejumlah 1,2
MTPA membutuhkan 300 m, PFLNG 2 sebesar 1,5 MTPA membutuhkan 321 m, dan Prelude
FLNG sebesar 3,5 MTPA membutuhkan 488 m, berapa meter panjang FLNG yang
dibutuhkan Blok Masela jika unit pengolahan gas yang sebanyak 7,5 MTPA menggunakan
sistem FLNG?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.